Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kemenkes-WHO Luncurkan Strategi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba

Strategi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba 2025-2029 bertujuan untuk mencegah lebih banyak kematian akibat resistensi antimikroba (AMR) dan memperlambat perkembangan AMR di Indonesia.
Oleh Abul Muamar
21 Agustus 2024
pil dan kapsul obat-obatan dengan berbagai warna dan bentuk

Foto: Freestocks di Unsplash.

Secara umum, orang-orang akan mengonsumsi obat ketika sedang sakit. Namun, penggunaan obat-obatan–baik berupa antimikroba, antibiotik, dan lain sebagainya–seringkali tidak dapat menyembuhkan penyakit; dan sebaliknya membuat kondisi semakin memburuk. Situasi ini dalam dunia medis dikenal sebagai resistensi antimikroba (Antimicrobial Resistance/AMR). Resistensi antimikroba nyatanya merupakan persoalan serius bagi kesehatan dan telah membunuh jutaan orang di seluruh dunia setiap tahunnya, termasuk di Indonesia.

Untuk mencegah lebih banyak kematian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan World Health Organization (WHO) meluncurkan Strategi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba 2025-2029 pada 19 Agustus 2024. Strategi nasional ini juga bertujuan untuk mengurangi dan memperlambat perkembangan AMR di Indonesia.

Apa itu Resistensi Antimikroba?

Resisten antimikroba (AMR) merupakan kondisi ketika mikroba seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit secara bertahap bermutasi dan menjadi resisten terhadap obat-obatan. Artinya, obat yang sebelumnya dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba tidak lagi bekerja dengan baik atau bahkan tidak efektif sama sekali. Kondisi ini mengakibatkan infeksi menjadi lebih sulit diobati dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit yang lebih parah dan fatal. 

AMR dapat terjadi akibat penggunaan obat berlebih atau tidak tepat pada sektor kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan. Infeksi yang tidak diobati—atau diobati namun dengan obat yang tidak efektif—dapat menyebarkan mikroba resisten ke orang lain. Selain itu, praktik kesehatan yang tidak higienis, seperti kurangnya kebersihan dan kontrol infeksi di fasilitas kesehatan, juga dapat meningkatkan risiko penyebaran mikroba resisten.

Kematian Akibat AMR

Resistensi antimikroba merupakan salah satu ancaman utama kesehatan masyarakat dan pembangunan. Menurut data WHO, terdapat 1,27 juta kematian yang disebabkan oleh AMR pada tahun 2019. Angka tersebut diproyeksi akan terus meningkat hingga menyebabkan 10 juta kematian pada tahun 2050. 

WHO menggarisbawahi kemiskinan dan ketimpangan sebagai faktor pendorong utama penyebaran AMR, dan negara-negara berpendapatan rendah dan menengah merupakan tempat dimana AMR paling banyak ditemukan. Di Indonesia sendiri, angka kematian pada sepsis (infeksi berat) yang disebabkan oleh AMR lebih tinggi dibandingkan kematian akibat virus COVID-19.

Selain kematian, AMR juga menyebabkan dampak signifikan terhadap ekonomi. Bank Dunia memperkirakan bahwa AMR dapat mengakibatkan tambahan biaya layanan kesehatan sebesar 1 triliun dolar AS pada tahun 2050, dan menurunkan produk domestik bruto (PDB) sebesar 1 hingga 3,4 triliun dolar AS per tahun pada tahun 2030.

Strategi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba

Strategi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba 2025-2029 memiliki tiga landasan, dengan empat pilar dan 14 intervensi yang akan dilakukan. Tiga landasan tersebut adalah Tata kelola, peningkatan kesadaran, dan edukasi yang efektif; Pengumpulan informasi strategis melalui surveilans dan penelitian; dan Sistem evaluasi eksternal. Sedangkan empat pilar strategi nasional ini yaitu Pencegahan penyakit infeksi; Akses terhadap layanan kesehatan esensial; Diagnosis tepat waktu dan akurat; dan Pengobatan yang tepat dan terjamin kualitasnya. 

Adapun 14 intervensi yang akan dilakukan untuk mencegah kematian akibat AMR adalah:

1. Advokasi AMR, tata kelola, dan akuntabilitas di sektor kesehatan, bekerja sama dengan sektor-sektor lain.
2. Peningkatan kesadaran terhadap AMR, edukasi, dan perubahan perilaku tenaga kesehatan dan masyarakat.
3. Jejaring surveilans AMR nasional untuk menghasilkan data berkualitas sebagai dasar kebijakan tata laksana pasien dan pengendalian AMR.
4. Surveilans konsumsi dan penggunaan antimikroba sebagai dasar kebijakan tata laksana pasien dan pengendalian AMR.
5. Riset dan inovasi AMR termasuk riset perilaku dan riset implementasi.
6. Sistem evaluasi eksternal untuk mendorong implementasi program pengendalian resistensi antimikroba di fasilitas layanan kesehatan.
7. Akses universal ke air, sanitasi, dan kebersihan (WASH) serta pengelolaan limbah untuk mengurangi resistensi antimikroba.
8. Implementasi komponen inti PPI untuk memitigasi AMR.
9. Akses ke vaksin dan imunisasi yang diperluas untuk mengendalikan AMR.
10. Layanan kesehatan untuk pencegahan, diagnosis, dan tata laksana sindrom penyakit infeksi yang terjangkau untuk semua orang.
11. Pasokan produk kesehatan esensial untuk pencegahan, diagnosis, dan pengendalian sindrom penyakit infeksi yang terjamin ketersediaan dan kualitasnya.
12. Sistem laboratorium dan penatalaksanaan diagnostik yang berkualitas.
13. Pedoman pengobatan berbasis bukti terkini dan program penatagunaan antimikroba.
14. Penerapan peraturan untuk membatasi penjualan antimikroba yang dapat diperoleh tanpa resep. 

“Stranas Pengendalian Resistensi Antimikroba ini didasarkan pada pendekatan yang berorientasi pada manusia WHO. Pendekatan ini akan menjawab langsung hambatan-hambatan yang dihadapi orang-orang saat mengakses layanan kesehatan untuk mencegah, mendiagnosis, dan mengobati infeksi, termasuk infeksi yang resisten terhadap obat,” kata Roderick Salenga, Plt Team Lead untuk Sistem Kesehatan WHO.

Agar dapat berjalan efektif dan berdampak bagi semua orang, implementasi strategi nasional ini mesti dijalankan dengan memperhatikan keberagaman, kesetaraan, dan inklusi. Selain itu, mengingat kompleksnya masalah AMR dan seringkali melibatkan hubungan antara manusia, hewan, dan alam; pendekatan One Health untuk mengatasinya menjadi sangat krusial. WHO menekankan pentingnya mengatasi AMR dengan mencakup pencegahan semua infeksi yang dapat mengakibatkan penggunaan antimikroba yang tidak tepat; memastikan akses universal terhadap diagnosis berkualitas dan pengobatan infeksi yang tepat; dan informasi dan inovasi strategis seperti pengawasan konsumsi/penggunaan antimikroba, serta penelitian dan pengembangan vaksin, diagnosa, dan obat-obatan baru.

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Demokrasi yang Cacat di Indonesia: Kebebasan Berpendapat di Bawah Ancaman Kekerasan Aparat
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Ketimpangan, Pengangguran, hingga Korupsi yang Merajalela: 6 Isu Sosial yang Mendesak untuk Diatasi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Dunia yang Kian Gemerlap dan Kelap-kelip Kunang-Kunang yang Kian Lenyap
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Peta Jalan Dekarbonisasi Industri untuk Tekan Emisi di Subsektor Intensif-Energi

Continue Reading

Sebelumnya: Melihat Solusi Berbasis Komunitas untuk Mendukung Lansia di Vietnam
Berikutnya: Inisiatif Dari Dapur: Memberdayakan Migran melalui Cerita dan Makanan

Lihat Konten GNA Lainnya

ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025
pembagian makanan kepada anak-anak Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih
  • GNA Knowledge Hub
  • Komunitas

Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih

Oleh Dilla Atqia Rahmah
11 September 2025
Seorang perempuan pengguna kursi roda sedang meraih tombol lift. Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Oleh Dinda Rahmania
11 September 2025
foto udara pemukiman padat yang ada di dekat bantaran sungai perkotaan Jerat Kemiskinan di Perkotaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Jerat Kemiskinan di Perkotaan

Oleh Seftyana Khairunisa
10 September 2025
seorang anak perempuan menulis dengan kapur di papan tulis hitam Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India

Oleh Attiatul Noor
10 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia