Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kerusakan Lahan Gambut yang Terus Berlanjut di Kalimantan Tengah

Studi Kaoem Telapak bersama Pantau Gambut mengungkap bahwa kerusakan lahan gambut masih terus berlanjut di Kalimantan Tengah, salah satu daerah dengan lahan gambut terluas di Indonesia. Apa penyebabnya?
Oleh Abul Muamar
30 Mei 2025
lahan gambut dengan kabut asap

Foto: Muhammad Pasya Ramadhan di Wikimedia Commons.

Lahan gambut termasuk salah satu bentang alam yang turut menyeimbangkan kehidupan di Bumi. Oleh karena itu, perlindungan dan pelestarian lahan gambut menjadi sangat penting demi keberlangsungan hidup manusia dan keanekaragaman hayati. Namun sayangnya, hasil studi yang dilakukan oleh Kaoem Telapak bersama Pantau Gambut menunjukkan bahwa kerusakan lahan gambut masih terus berlanjut di Kalimantan Tengah, salah satu daerah dengan lahan gambut terluas di Indonesia.

Lahan Gambut di Indonesia

Ekosistem gambut di Indonesia mencakup 8 persen dari total lahan gambut di dunia. Menurut Pantau Gambut, lahan gambut tropis di Indonesia bahkan merupakan yang terluas di dunia, mencapai 13,43 juta hektare yang tersebar terutama di tiga pulau besar: Sumatera (5,8 juta hektare), Kalimantan (4,5 juta hektare), dan Papua (3 juta hektare).

Lahan gambut merupakan lahan basah yang mampu menyimpan karbon dalam jumlah besar. Namun, lahan gambut di Indonesia terus menghadapi tekanan, terutama alih fungsi lahan untuk keperluan industri. Saat ini, terdapat 9,5  juta hektare ekosistem gambut yang berada dalam penguasaan izin perkebunan kelapa sawit, logging, dan HTI (Hutan Tanaman Industri). Degradasi lahan gambut terutama diakibatkan oleh pembukaan lahan dengan cara dibakar, pembangunan drainase, dan lalu lalang transportasi produk hutan dan nonhutan yang menyebabkan air gambut terkuras sehingga menjadi kering dan mudah terbakar.

Kerusakan Lahan Gambut di Kalimantan Tengah

Luas lahan gambut di Kalimantan Tengah diperkirakan mencapai 2,65 juta hektare, atau sekitar 16,83% dari total luas wilayah provinsi tersebut. Namun sayangnya, Kalimantan Tengah termasuk provinsi dengan Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) yang terbebani oleh konsesi HGU dan memiliki kerentanan tinggi paling luas di Indonesia. Selain itu, di Kalimantan Tengah juga banyak terdapat perkebunan sawit ilegal yang berada dalam kawasan hutan, mencapai 817.693 hektare.

Studi Kaoem Telapak bersama Pantau Gambut yang dilakukan di Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Barito Selatan menunjukkan adanya sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang melakukan aktivitas yang merusak lahan gambut. Perusahaan-perusahaan tersebut masih menggunakan metode pengeringan lahan gambut dengan cara membakar dan membuat drainase yang mengakibatkan pelepasan emisi karbon dalam jumlah besar. Selain menimbulkan kerugian ekologis, aktivitas perusahaan tersebut juga berdampak pada masyarakat adat yang sangat bergantung pada ekosistem gambut.

Lebih lanjut, studi tersebut juga mengungkap bahwa kerusakan lahan gambut sertai oleh adanya sengketa lahan, intimidasi dan kriminalisasi terhadap masyarakat setempat, hingga pelanggaran terhadap regulasi terkait Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), yang menekankan pada aspek keberlanjutan dalam industri kelapa sawit.

Memperbaiki Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit

Laporan tersebut ditutup dengan beberapa rekomendasi untuk memperbaiki tata kelola perkebunan kelapa sawit di lahan gambut, di antaranya:

  • Mengimplementasikan prinsip “No Go Zone” di lahan gambut, yang melarang segala bentuk aktivitas ekonomi di ekosistem gambut, mengintegrasikan pengawasan berbasis teknologi, memastikan penegakan hukum tanpa kompromi, dan mengharmonisasikan kebijakan nasional dengan standar internasional seperti EUDR (European Union Regulation on Deforestation-free Regulation) untuk memastikan perlindungan gambut sebagai solusi strategis dalam mitigasi perubahan iklim, pelestarian keanekaragaman hayati, dan keberlanjutan rantai pasok global.
  • Meningkatkan peran pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam memastikan kepatuhan perusahaan kelapa sawit dalam melaksanakan ketentuan sertifikasi ISPO dan menjalankan prinsip serta kriterianya. 
  • Memperkuat regulasi dan penegakan hukum, termasuk meninjau kelemahan implementasi ISPO dan mengembangkan peraturan yang lebih komprehensif terkait perlindungan ekosistem gambut, termasuk mekanisme sanksi yang tegas atas pelanggaran seperti pembakaran lahan dan konversi ilegal.
  • Mewajibkan perusahaan dengan konsesi di lahan gambut untuk melaporkan informasi rinci terkait aktivitas mereka, termasuk laporan dampak lingkungan sesuai regulasi nasional dan internasional.
  • Mengoptimalkan keterlibatan masyarakat adat dan komunitas lokal dalam pengambilan keputusan tentang pengelolaan lahan gambut dan memberikan edukasi dan dukungan teknis kepada mereka untuk mempromosikan pengelolaan lahan berbasis komunitas.

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengulik Dampak Pembangunan Kawasan Industri Takalar

Continue Reading

Sebelumnya: Sadar Dampak, Sadar Arah: Cara Sederhana Memahami Keberlanjutan
Berikutnya: Mengapa Narasi ESG Indonesia Harus Berakar pada SDGs

Lihat Konten GNA Lainnya

Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025
fotodari atas udara mesin pemanen gabungan dan traktor dengan trailer yang bekerja di ladang yang berdekatan, satu berwarna hijau dan yang lainnya berwarna keemasan Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat

Oleh Kresentia Madina
24 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia