Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memperbaiki Kualitas Pendidikan Dasar di Asia Tengah

Reformasi pendidikan dasar di Asia Tengah menekankan pentingnya berbagai pendekatan untuk membangun lingkungan belajar yang lebih kuat.
Oleh Attiatul Noor
19 Agustus 2025
kegiatan anak di sekolah

Foto: Merdumikul di Pexels.

Pendidikan adalah hak semua orang, namun kesenjangan akses pendidikan berkualitas masih terus berlanjut, termasuk di Asia Tengah. Dalam hal ini, negara-negara di Asia Tengah terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dasar untuk mengatasi kesenjangan capaian pembelajaran, keterbatasan sumber daya, dan tuntutan keterampilan yang terus berkembang. Berbagai inisiatif muncul untuk memastikan setiap anak di kawasan ini memiliki akses terhadap pendidikan yang inklusif, relevan, dan berkualitas tinggi.

Pendidikan Dasar di Asia Tengah

Pendidikan dasar tetap menjadi fondasi penting bagi perkembangan anak. Di Asia Tengah, salah satu tantangan utama terletak pada soal kualitas pembelajaran dan memastikan siswa memperoleh keterampilan penting.

Di Tajikistan, misalnya, siswa menghabiskan rata-rata 10,9 tahun di sekolah, namun hasil belajar efektif mereka hanya setara dengan 6,8 tahun. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan 4,1 tahun yang disebabkan oleh terbatasnya kualitas pembelajaran. Sementara itu, lebih dari separuh siswa kelas tiga di Kirgistan belum menguasai keterampilan membaca dan berhitung dasar. Di kelas yang beranggotakan 40 orang, hanya sekitar 12 anak yang dapat membaca buku teks yang sesuai dengan usia mereka.

Tantangan serupa juga terdapat di Kazakhstan dan Uzbekistan, di mana rendahnya keterampilan literasi dan numerasi bagi semua siswa masih menjadi isu. Faktor-faktor penyebabnya antara lain pelatihan guru yang terbatas, fasilitas yang tidak memadai, dan kurikulum yang belum sepenuhnya relevan.

Kontribusi Multi-Pemangku Kepentingan

Meningkatkan sistem pendidikan dasar membutuhkan berbagai pendekatan untuk mengatasi isu-isu spesifik dalam pengajaran dan pembelajaran. Salah satu program untuk meningkatkan pendidikan dasar di Asia Tengah adalah Proyek Pembelajaran Berkualitas USAID di Kirgistan, Tajikistan, dan Turkmenistan. Proyek ini menerapkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, pelatihan guru modern, dan reformasi manajemen sekolah, sekaligus melibatkan 18.722 guru dan 5.800 sekolah untuk mempromosikan praktik pendidikan yang berkelanjutan dan inovatif.

Sementara itu, program USAID All Children Succeeding (ACS) di Uzbekistan menargetkan 1.000 sekolah dari tingkat prasekolah hingga kelas lima, khususnya di wilayah Namangan dan Sirdaryo. Program ini menggabungkan pelatihan guru, pengadaan bahan ajar, adaptasi metode pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus, dan pengembangan kebijakan pendidikan inklusif yang melibatkan para pemangku kepentingan lokal hingga tingkat nasional.

Di Kirgistan, UNICEF telah mendukung pengembangan Standar Pendidikan Nasional yang menyelaraskan kurikulum dari prasekolah hingga sekolah menengah. Standar-standar ini menekankan pembelajaran berbasis kompetensi, inklusivitas, dan kepedulian lingkungan. Proses perumusannya melibatkan konsultasi ekstensif dengan guru, orang tua, dan pembuat kebijakan, serta revisi pedagogi, pembaruan buku teks, dan modernisasi sistem penilaian.

Mengatasi Tantangan

Pendekatan-pendekatan ini telah menghasilkan kemajuan yang signifikan, antara lain guru yang semakin terampil, kurikulum yang semakin relevan, dan penilaian pembelajaran yang lebih akurat. Namun, masih terdapat tantangan penting, termasuk kesenjangan kualitas antarwilayah, keterbatasan pendanaan jangka panjang, dan kekurangan tenaga pengajar di daerah terpencil.

Pada akhirnya, penguatan pendidikan dasar membutuhkan komitmen berkelanjutan dari semua pemangku kepentingan. Pemerintah perlu memastikan kebijakan dan pendanaan yang stabil, organisasi internasional dapat membantu meningkatkan skalabilitas program, dan masyarakat—termasuk guru dan orang tua—harus terlibat aktif dalam pelatihan berbasis konteks dan pemantauan capaian pembelajaran. Dengan kolaborasi yang konsisten, pendidikan dasar yang inklusif dan efektif dapat terwujud dan menjadi model bagi negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Continue Reading

Sebelumnya: Kehidupan Para Pendulang Emas Tradisional di Jayapura: di Antara Ancaman Longsor dan Himpitan Ekonomi
Berikutnya: Dampak Ekologis dan Sosial dari Perluasan Tambang di Pulau Jawa

Lihat Konten GNA Lainnya

Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025
fotodari atas udara mesin pemanen gabungan dan traktor dengan trailer yang bekerja di ladang yang berdekatan, satu berwarna hijau dan yang lainnya berwarna keemasan Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat

Oleh Kresentia Madina
24 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia