Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Foto: Thắng-Nhật Trần di Pexels.
Meningkatnya risiko bencana alam serta biaya yang ditimbulkan menuntut kesiapsiagaan bencana yang lebih baik. Dalam hal ini, komunikasi risiko yang strategis dan inklusif dapat menjadi alat penting untuk meningkatkan kesadaran risiko dan mendorong tindakan di masyarakat.
Besarnya Biaya Bencana Alam
Menurut laporan UNDRR, dalam rentang tahun 2001 hingga 2020, biaya langsung bencana mencapai USD 180–200 miliar per tahun. Biaya tersebut tumbuh signifikan dibandingkan dua dekade sebelumnya, yang berada di angka 70–80 miliar per tahun (1970–2000). Laporan tersebut selanjutnya menyatakan bahwa ditambah dengan dampak tidak langsung dan ekosistem, total biaya bencana melebihi USD 2,3 triliun per tahun.
“Bertindak sebelum krisis terjadi lebih murah dan lebih efektif,” kata Kamal Kishore, Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana.
Sistem peringatan dini merupakan bagian penting dari kesiapsiagaan bencana yang secara signifikan dapat memperkuat ketahanan masyarakat jika diterapkan dengan benar dan efektif. Namun, analisis Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mengungkapkan bahwa banyak peringatan yang disampaikan pemerintah seringkali kurang tepat waktu, tidak disertai dengan panduan yang jelas, atau tidak dapat diakses dalam berbagai bahasa.
Di tengah frekuensi bencana yang lebih sering dan parah akibat perubahan iklim, komunikasi risiko yang strategis dan inklusif menjadi penting dalam memberdayakan masyarakat untuk tidak sekadar mengidentifikasi ancaman tetapi juga mengambil tindakan perlindungan, terutama ketika peringatan yang ditetapkan gagal menjangkau masyarakat yang dituju.
Komunikasi Risiko yang Inklusif dan Efektif
Komunikasi risiko dapat membantu membangun pemahaman bersama tentang risiko antara semua pemangku kepentingan yang terlibat, seperti antara para ahli atau pejabat dengan masyarakat yang menghadapi ancaman. Beberapa contohnya adalah peringatan dini bencana melalui telepon hingga cerita tentang peristiwa bencana di masa lalu. Selain menyampaikan informasi dan peringatan, komunikasi risiko bertujuan mendorong orang untuk melakukan tindakan yang sesuai untuk mengurangi dampak bencana.
Peran komunikasi risiko menjadi perbincangan dalam Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana 2025, sebuah forum multi-pemangku kepentingan global untuk meninjau kemajuan implementasi Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana.
Secara khusus, forum tersebut menggarisbawahi bagaimana media memainkan peran penting dalam menjembatani informasi antara para ahli dan masyarakat ketika bencana terjadi. Hal ini didasarkan pada kecenderungan masyarakat untuk bergantung pada radio lokal, televisi, atau bahkan aplikasi pengiriman pesan seperti WhatsApp untuk mendapatkan informasi, alih-alih hanya sistem peringatan dari pemerintah. Penting juga bagi media, pemerintah, dan pemangku kepentingan terkait untuk mengupayakan komunikasi risiko yang inklusif dan efektif, misalnya dengan menggunakan bahasa isyarat, Braille, dan peringatan audio.
Komunikasi risiko yang inklusif dan efektif juga dapat dicapai dengan melibatkan masyarakat lokal sebagai peserta aktif dalam menyampaikan informasi dan mendorong tindakan, bukan hanya sebagai penerima pasif. Dengan berpartisipasi secara aktif, masyarakat lokal dapat memiliki wewenang yang lebih besar atas keselamatan dan kesehatan mereka sendiri, yang diharapkan dapat mendorong mereka untuk mengambil tindakan perlindungan.
Mengurangi Kerusakan
Meski bencana sering terjadi secara tiba-tiba, bukan mustahil untuk mencegah kematian dan kerusakan parah melalui kesiapsiagaan bencana. Pada intinya, komunikasi risiko yang inklusif dan efektif membantu memberdayakan orang-orang dengan latar belakang dan situasi yang beragam untuk mengambil peran demi keselamatan mereka. Hal ini memerlukan komitmen dan tindakan dari semua pemangku kepentingan, khususnya pemerintah dan media. Pada saat yang sama, memperluas jaring pengaman sosial dan membangun sistem manajemen bencana yang tepat juga penting untuk meringankan beban bencana bagi semua.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia
Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.