PUA-DEM: Model Komputer yang Lebih Akurat untuk Prediksi Longsor

Foto: Oregon Department of Transportation di Flickr.
Longsor menimbulkan dampak besar, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan dan pegunungan. Ketidakstabilan lereng yang disebabkan oleh alih fungsi lahan, deforestasi, dan perubahan iklim turut meningkatkan potensi terjadinya longsor. Kondisi ini menegaskan urgensi penguatan mekanisme antisipatif yang lebih baik sebagai bagian dari upaya pengurangan risiko bencana. Di Hong Kong, para peneliti menemukan sebuah model komputer dengan akurasi yang lebih tinggi untuk meningkatkan prediksi longsor.
Ancaman yang Semakin Nyata
Longsor merupakan bencana alam berbahaya yang terjadi ketika tanah, bebatuan, atau material lereng lainnya runtuh. Bencana ini dapat terjadi secara perlahan atau tiba-tiba dan merusak apa pun yang dilewatinya.
Dahulu, tanah longsor lebih jarang terjadi karena vegetasi alami masih terjaga dan aktivitas manusia masih terbatas. Saat ini, ancaman tanah longsor semakin meningkat, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perbukitan dan pegunungan.
Alih fungsi lahan dan degradasi lingkungan termasuk penyebab utama terjadinya longsor. Hilangnya vegetasi di dataran tinggi membuat tanah kehilangan kemampuannya dalam menyerap air secara optimal. Tanpa akar yang kuat untuk menahan struktur tanah, risiko pergerakan tanah akan meningkat, terutama saat terjadi hujan deras. Selain itu, perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan turut memperbesar potensi terjadinya longsor.
Pada 2024, tercatat 708 kejadian tanah longsor mematikan di berbagai belahan dunia, angka yang sangat tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Bencana ini telah merenggut ratusan nyawa, melukai banyak orang, serta menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur dan mobilitas di wilayah terdampak. Seiring meningkatnya frekuensi dan dampak tanah longsor, kebutuhan akan alat prediksi tanah longsor yang efektif, sistem peringatan dini, dan fasilitas kesiapsiagaan bencana menjadi semakin mendesak.
Metode Baru yang Multifungsi
Para peneliti dari Hong Kong University of Science and Technology (HKUST) telah mengembangkan model komputer bernama PUA-DEM (Pore Unit Assembly-Discrete Element Model) untuk memahami bagaimana material seperti tanah, pasir, dan debu bergerak. Model ini dirancang untuk mensimulasikan perilaku partikel saat bercampur dengan air dan udara, yang menggambarkan kondisi nyata tanah longsor atau sistem irigasi.
Model ini mampu mengatasi masalah yang belum terselesaikan oleh model-model sebelumnya, khususnya dalam memprediksi perilaku tanah setengah basah. Dalam kondisi ini, tekanan air, daya rekat partikel, dan perubahan tekanan sangat sulit diprediksi. Namun, PUA-DEM dapat memberikan solusi dengan mensimulasikan interaksi antara air, udara, dan partikel tanah secara real-time menggunakan pendekatan fisika mutakhir.
Dengan demikian, PUA-DEM mampu memprediksi bencana seperti tanah longsor dan keruntuhan tanah dengan lebih akurat, menjadikannya alat penting dalam sistem peringatan dini. Tim peneliti HKUST yang dipimpin Prof. Zhao Jidong juga meyakini bahwa model ini berpotensi diterapkan dalam berbagai bidang, mulai dari peningkatan sistem irigasi pertanian, ekstraksi energi ramah lingkungan, hingga efisiensi dan keandalan produksi farmasi.
Melindungi Masyarakat Melalui Inovasi dan Kesadaran
Suhu Bumi yang semakin panas dan cuaca yang tidak menentu meningkatkan risiko terjadinya bencana alam. Oleh karena itu, penguatan sistem manajemen bencana perlu dilakukan secara menyeluruh dengan menggabungkan inovasi ilmiah dengan pemahaman lokal. Kolaborasi antara pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat juga penting untuk membangun sistem peringatan dini, mengelola lahan dengan lebih bijak, serta meningkatkan kesadaran publik akan bahaya longsor. Langkah-langkah ini penting untuk meminimalkan dampak bencana dan menyelamatkan nyawa.
Melindungi hutan dan vegetasi alami juga memainkan peran penting dalam mencegah longsor dengan menjaga kestabilan tanah dan memperkuat lereng. Oleh karena itu, upaya pelestarian lingkungan harus terus didorong untuk melindungi manusia dan menciptakan lingkungan yang lebih aman untuk semua.
Penerjemah: Kesya Arla
Editor: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia
Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.