SDG Venture Scaler untuk Dorong Investasi Berkelanjutan di Asia Tenggara

Foto: M. on Unsplash
Investasi merupakan pendorong utama dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Namun, kesenjangan pembiayaan yang signifikan masih menjadi tantangan di seluruh dunia, termasuk di Asia Tenggara. Terkait hal ini, SDG Venture Scaler diluncurkan sebagai katalis untuk mendukung perusahaan rintisan (startup) dengan pembiayaan berdampak, mempercepat inovasi lokal, dan memenuhi kebutuhan pembangunan berkelanjutan di Asia Tenggara.
Pembiayaan untuk Mencapai SDGs
Pembiayaan telah menjadi tantangan utama dalam mencapai SDGs. Menurut ESCAP dan UN DESA, secara global kesenjangan pembiayaan di negara-negara berkembang diperkirakan mencapai 2,5–4 triliun dolar AS per tahun. Di kawasan Asia-Pasifik, investasi tambahan yang dibutuhkan untuk mencapai SDGs mencapai sekitar 1,5 triliun dolar AS per tahun.
Sementara itu, Bank Pembangunan Asia memperkirakan bahwa Asia Tenggara sendiri membutuhkan sekitar 210 miliar dolar AS per tahun hingga tahun 2030 untuk pembangunan infrastruktur iklim, seperti energi terbarukan, transportasi berkelanjutan, dan adaptasi iklim. Besarnya angka ini menekankan pentingnya inisiatif baru untuk memperkuat arus investasi ke dalam proyek-proyek berkelanjutan.
SDG Venture Scaler
Diluncurkan pada akhir tahun 2024 oleh UNDP bekerja sama dengan Centre for Impact Investing and Practices (CIIP), SDG Venture Scaler dimaksudkan untuk memperkuat jaringan startup yang berfokus pada solusi keberlanjutan, khususnya di bidang aksi iklim, kesehatan, dan pendidikan di Indonesia, Filipina, dan Vietnam. Sepuluh startup terpilih akan menerima pendampingan bisnis, pelatihan Pengukuran dan Manajemen Dampak (IMM), serta akses ke SDG Investor Platform dan Investor Maps, perangkat intelijen keuangan yang memandu investasi menuju proyek-proyek yang berdampak.
Melalui SDG Investor Maps, UNDP telah mengidentifikasi sektor-sektor prioritas di ketiga negara, termasuk pendidikan, kesehatan, energi terbarukan, infrastruktur, pertanian dan pangan, inklusi keuangan, teknologi sirkular, serta makanan dan minuman, sebagai area investasi potensial untuk mendukung pencapaian SDGs.
Per Maret 2025, UNDP-CIIP telah memilih 31 usaha untuk kelompok pertama, dengan lebih dari 60% di antaranya berfokus pada aksi iklim. Karya mereka mencakup energi bersih, pengelolaan limbah berbasis AI, teknologi finansial, teknologi pendidikan, ekonomi sirkular, kendaraan listrik (EV), dan kesehatan mental. Program ini menyoroti bagaimana dukungan finansial berperan penting dalam membantu pertumbuhan startup yang bertujuan memberikan solusi nyata bagi tantangan sosial dan lingkungan.
Membangun Masa Depan dengan Kolaborasi
Kekuatan SDG Venture Scaler terletak pada pendekatan kolaboratifnya, yang menyatukan pemerintah, investor, lembaga pembangunan, dan wirausahawan. Selain itu, inisiatif ini juga membekali startup dengan keterampilan untuk mengukur dan mengelola dampak sosial dan lingkungan mereka.
Namun, inisiatif ini tidak dapat berjalan sendiri. Dukungan dan kolaborasi yang lebih luas dari sektor swasta, investor, dan pembuat kebijakan sangat penting untuk memastikan inovasi startup dapat berkembang pesat. Bagi investor, hal ini akan memberikan peluang untuk menyelaraskan investasi mereka dengan nilai-nilai keberlanjutan. Bagi wirausahawan, hal ini membuka akses pembiayaan dan dukungan strategis untuk meningkatkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat yang lebih luas. Pada akhirnya, inisiatif seperti SDG Venture Scaler menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas sektor dapat memungkinkan startup untuk tumbuh tidak hanya secara finansial tetapi juga berpartisipasi dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungan.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia