Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Alarm Kelebihan Berat Badan dan Obesitas di Indonesia

Indonesia saat ini sedang dalam keadaan darurat kelebihan berat badan dan obesitas. Diperlukan upaya kolektif, komitmen dari dunia usaha, dan intervensi yang tegas dari pemerintah untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat ini.
Oleh Abul Muamar
30 Agustus 2024
sebuah timbangan berwarna biru

Foto: Graphic Node di Unsplash.

Ketika berbicara tentang malnutrisi, bayangan yang sering muncul secara umum adalah orang dengan tubuh kurus atau pendek, yang lebih sering disebut dengan istilah stunting dan wasting, utamanya anak-anak dan balita. Padahal, malnutrisi juga dapat berupa kelebihan berat badan dan obesitas. Penyakit kronis ini tidak mengenal usia, karena anak-anak sekalipun dapat mengalaminya. Dokumen lembar fakta yang dirilis oleh UNICEF menunjukkan bahwa Indonesia saat ini sedang dalam keadaan darurat kelebihan berat badan dan obesitas.

Kelebihan Berat Badan dan Obesitas

Meski pemicu dan dampaknya sama, kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas adalah dua kondisi yang berbeda. Menurut WHO, kelebihan berat badan merupakan kondisi di mana terdapat timbunan lemak berlebih di dalam tubuh, sedangkan obesitas merupakan penyakit kompleks kronis yang ditandai dengan timbunan lemak berlebih. Pada dasarnya, obesitas merupakan kondisi yang lebih parah dibanding kelebihan berat badan, dan dapat menyebabkan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung, stroke, mempengaruhi kesehatan tulang dan reproduksi, serta meningkatkan risiko kanker tertentu. 

Kelebihan berat badan dan obesitas mempengaruhi kualitas hidup seseorang, termasuk untuk tidur dan bergerak. Anak-anak dengan berat badan berlebih memiliki peluang yang lebih besar menjadi orang dewasa yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dan dapat menghadapi tantangan kesehatan fisik dan mental. Mereka dapat diintimidasi datau dirundung karena berat badan mereka, yang bisa menyebabkan rendahnya penilaian diri, kecemasan, hingga depresi.

Diagnosis kelebihan berat badan atau obesitas dilakukan dengan mengukur berat dan tinggi badan serta dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT). Kategori IMT untuk mendefinisikan obesitas bervariasi menurut usia dan jenis kelamin. IMT dihitung dengan membagi berat badan dalam satuan kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan (m)². Indeks massa tubuh adalah indikator praktis dan paling sering digunakan untuk mengukur tingkat populasi kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa.

Berdasarkan klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut kriteria Asia Pasifik, seseorang dikatakan kelebihan berat badan jika memiliki IMT 23-24,9, dan dikatakan obesitas jika memiliki IMT ≥ 25. Di Indonesia sendiri, menurut Pedoman Gizi Seimbang Kementerian Kesehatan, seseorang dikategorikan kelebihan berat badan jika IMT > 25, dan dikatakan mengalami obesitas jika IMT > 27.

Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan salah satu dari 5 faktor risiko utama kematian dan disabilitas. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah orang yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas di Indonesia mengalami peningkatan pada semua kelompok usia. Pada tahun 2023, misalnya, 1 dari 5 anak usia sekolah, 1 dari 7 remaja, dan 1 dari 3 orang dewasa mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Secara tidak proporsional, penderita penyakit kronis ini mayoritas merupakan perempuan, dengan angka perbandingan 46,5% versus 29,3% laki-laki.

Pola Makan yang Tidak Sehat dan Kurangnya Aktivitas Fisik

Pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik telah menjadi penyebab utama kelebihan berat badan dan obesitas meskipun genetik dapat berperan sebagai faktor predisposisi. Konsumsi kalori berlebih akan membuat tubuh menyimpan kelebihan tersebut dalam bentuk lemak. Gaya hidup dan aktivitas yang tidak banyak bergerak dalam waktu lama seperti bekerja dengan komputer/laptop, menggunakan ponsel pintar, atau bermain game online, merupakan beberapa faktor risiko utama lainya.

Faktanya di Indonesia, 1 dari 2 anak, remaja, dan orang dewasa mengkonsumsi satu atau lebih minuman manis per hari; 9 dari 10 anak, remaja, dan orang dewasa tidak mengkonsumsi cukup buah dan sayur; dan 1 dari 2 anak serta 1 dari 3 orang dewasa tidak memenuhi rekomendasi WHO untuk aktivitas fisik mingguan, yakni 30 menit per hari untuk orang dewasa dan 60 menit per hari untuk anak.

Dokumen tersebut juga memaparkan sejumlah faktor lain yang tidak kalah signifikan dalam menyebabkan peningkatan angka kelebihan berat badan dan obesitas:

  • Menjamurnya gerai makanan cepat saji dan toko serba ada yang menawarkan berbagai makanan dan minuman ultra-olahan, yang umumnya mengandung gula, garam, lemak, dan bahan-bahan sintetis dalam kadar tinggi.
  • Pemasaran makanan dan minuman tidak sehat yang meluas, terutama yang menyasar anak-anak dan remaja.
  • Kurangnya akses terhadap makanan sehat dan utuh di banyak tempat, termasuk di sekolah-sekolah. Alih-alih makanan sehat dan utuh, makanan yang banyak beredar justru makanan ultra-olahan.
  • Ruang dan struktur sosial-ekonomi yang tidak memadai untuk melakukan aktivitas fisik sehari-hari, misalnya trotoar dan jalur bersepeda.

Selain itu, semakin terbatasnya jenis pekerjaan yang melibatkan aktivitas fisik juga penting digarisbawahi sebagai faktor yang memberikan pengaruh signifikan. Perkembangan zaman yang ditandai dengan kemajuan teknologi telah membuat banyak pekerjaan manusia modern cukup dilakukan dengan duduk di ruangan selama berjam-jam.

Meningkatkan Kesehatan

“Kesehatan itu mahal” semakin benar adanya di tengah tantangan kehidupan yang semakin kompleks. Kerusakan lingkungan, menyusutnya sumber daya alam, meningkatnya biaya hidup, dan merebaknya makanan-makanan sintetis dan ultra-olahan membuat upaya untuk menjaga kesehatan semakin berat. Namun, kita semua tetap harus dan dapat menjaga kesehatan dengan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat dengan cara sesederhana mungkin. Terkait kelebihan berat badan dan obesitas, dokumen tersebut memberikan sejumlah tips untuk menghindarinya:

  • Menerapkan pola makan yang beragam yang terdiri dari makanan utuh, buah-buahan, dan sayur-sayuran; serta mengurangi atau membatasi makanan dan minuman yang mengandung gula, garam, dan lemak dengan kadar tinggi. 
  • Minum air putih 6-8 gelas setiap hari. 
  • Melakukan aktivitas fisik setiap hari seperti berjalan kaki, berolahraga, dan lain sebagainya.
  • Menghindari iklan-iklan makanan dan minuman yang menyesatkan yang kerap menggunakan kata-kata seperti “menyehatkan”, “baik untuk tubuh”, dan sebagainya. Hindari pula siasat pemasaran yang mendorong Anda untuk membeli dan mengkonsumsi lebih dari yang Anda butuhkan, seperti “beli 1, gratis 1” dan lainnya.

Selain itu, Anda juga dapat dapat melakukan advokasi dan kampanye untuk mendorong terciptanya kebijakan yang dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat, seperti regulasi yang mewajibkan perusahaan makanan dan minuman untuk menggunakan label gizi pada produk mereka dan membatasi penjualan makanan dan minuman yang tidak sehat, semisal melalui penerapan pajak untuk makanan dan minuman berpemanis. Namun, itu semua membutuhkan upaya kolektif, komitmen dari dunia usaha, dan intervensi yang tegas dari pemerintah. Meningkatkan literasi gizi, mengarusutamakan pola makan sehat dan berkelanjutan, dan meningkatkan akses ke makanan sehat yang terjangkau untuk semua merupakan kunci untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Celako Kumali, Kearifan Lokal Suku Serawai untuk Pertanian Berkelanjutan
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Ironi Raja Ampat: Pengakuan Ganda dari UNESCO dan Kerusakan Lingkungan
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Desakan untuk Mewujudkan Reforma Agraria Sejati
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mewujudkan Layanan Kesehatan yang Lebih Aman untuk Bayi dan Anak

Continue Reading

Sebelumnya: Mengatasi Masalah Kesehatan dan Nutrisi di Laos dengan Proyek HANSA2
Berikutnya: Potensi Taman Kantong dalam Penyediaan Ruang Hijau di Phnom Penh yang Semakin Padat

Lihat Konten GNA Lainnya

foto palu sidang berwarna coklat dan sebuah borgol yang tergelak di atas permukaan kayu Mekanisme Anti-SLAPP Lewat Putusan Sela: Harapan Baru bagi Pembela Lingkungan?
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mekanisme Anti-SLAPP Lewat Putusan Sela: Harapan Baru bagi Pembela Lingkungan?

Oleh Seftyana Khairunisa
21 Oktober 2025
Hutan rumput laut dengan sinar matahari yang menembus air Potensi Budidaya Rumput Laut untuk Aksi Iklim dan Ketahanan Masyarakat
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Potensi Budidaya Rumput Laut untuk Aksi Iklim dan Ketahanan Masyarakat

Oleh Attiatul Noor
21 Oktober 2025
tangan memutari bibit tanaman Mengarusutamakan Spiritualitas Ekologis dalam Praktik Keagamaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Mengarusutamakan Spiritualitas Ekologis dalam Praktik Keagamaan

Oleh Polykarp Ulin Agan
20 Oktober 2025
Seseorang memberikan paper bag kepada orang lain Bagaimana Hong Kong dapat Membangun Kepercayaan Konsumen terhadap Keberlanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bagaimana Hong Kong dapat Membangun Kepercayaan Konsumen terhadap Keberlanjutan

Oleh Kun Tian
20 Oktober 2025
bangunan roboh Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Opini

Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia

Oleh Jalal
17 Oktober 2025
Empat tangan anak-anak yang saling berpegangan Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif

Oleh Andi Batara
17 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia