Dampak Mencairnya Gletser bagi Pakistan
Istilah “es mencair” telah menjadi slogan terkenal untuk mengungkapkan pemanasan global selama beberapa dekade. Gletser adalah es yang terbentuk dari lapisan salju yang menumpuk, alih-alih mencair. Secara umum gletser berada di kutub, namun Pakistan memiliki gletser paling banyak di luar kutub dengan jumlah lebih dari 7.000.
Pentingnya Keberadaan Gletser Pakistan
Dengan hamparan biru dan putih, gletser memang sungguh indah. Pemandangannya menakjubkan membuat gletser menjadi tujuan wisata utama di Pakistan, sumber ekonomi bagi negara dan penduduk setempat.
Yang lebih penting lagi, gletser merupakan sumber air tawar yang utama (sekitar 70%) bagi Pakistan. Air lelehannya mengalir ke sungai, menyediakan air minum bagi manusia, menghidupi habitat ekologis dan aktivitas pertanian, dan juga menggerakkan listrik.
Suhu yang Meningkat & Potensi Bencana
Seperti yang kita ketahui, es mencair karena panas. Suhu planet ini menyebabkan gletser mencair dengan cepat, menciptakan danau gletser. Menurut UNDP, Pakistan telah memiliki lebih dari 3.000 danau gletser yang tidak stabil, dengan 33 di antaranya berisiko meledak dan menyebabkan banjir.
Tahun ini, gelombang panas yang mencapai rekor tertinggi melanda Pakistan lebih awal dari musim panas biasanya di negara itu. Akibatnya, pada tahun 2022 ini telah terjadi setidaknya 16 banjir semburan danau glasial, sementara banjir rata-rata per tahun di Pakistan adalah lima atau enam kali. Salah satu banjir terbesar tahun ini terjadi di Desa Hassanabad akibat mencairnya Gletser Shisper. Bencana tersebut menghancurkan rumah, Jembatan Hassanabad, dua pembangkit listrik tenaga air, dan sejumlah infrastruktur lainnya.
Setelah banjir, tiba kemarau. Kekeringan ini disebabkan oleh hancurnya jaringan pipa dan hilangnya reservoir air terbesar di kawasan itu, yang tak lain adalah gletser. Segala hal yang bergantung pada gletser Pakistan sedang berada dalam bahaya.
Menurut studi tahun 2019 oleh David Molden, jika kenaikan suhu global mencapai batas 1,5 °C, pegunungan akan kehilangan lebih dari sepertiga esnya. Masa depan bahkan lebih mengancam jika melihat kondisi saat ini.
“Jika kita tetap berpegang pada tren emisi saat ini, kita akan kehilangan dua pertiga gletser kita,” kata Direktur Jenderal Pusat Pengembangan Gunung Terpadu Internasional.
Tanggapan & Mitigasi
Pakistan memiliki sistem peringatan dini untuk ledakan danau gletser. Namun, dalam beberapa kasus, sistem tersebut tidak cukup karena jarak yang begitu dekat antara danau dan desa di sekitarnya. Pemerintah Pakistan harus menerapkan langkah-langkah ekspansif, cepat, dan mudah diakses untuk memitigasi dan menanggulangi banjir yang disebabkan oleh gletser. Diperlukan kerangka tanggap bencana yang fokus pada layanan kesehatan, relokasi, dan rekonstruksi.
Secara global, Menteri Perubahan Iklim Pakistan Sherry Rehman mendesak para pemimpin di seluruh dunia untuk mengurangi emisi. Negara itu menyatakan hanya bertanggung jawab atas kurang dari 1% emisi gas rumah kaca. Tetap saja, angka tersebut sangat berdampak terhadap perubahan iklim.
Editor & Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli tulisan ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.
Terima kasih telah membaca!
Berlangganan Green Network Asia – Indonesia untuk membuka akses online tanpa batas ke platform “Konten Eksklusif” kami yang didesain khusus untuk membawakan wawasan lintas sektor tentang pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan keberlanjutan (sustainability) di Indonesia dan dunia. Nikmati manfaat berlangganan, termasuk -namun tidak terbatas pada- pembaruan kabar seputar kebijakan publik & regulasi, ringkasan temuan riset & laporan yang mudah dipahami, dan cerita dampak dari berbagai organisasi di pemerintahan, bisnis, dan masyarakat sipil.
Naz adalah Manajer Editorial Internasional di Green Network Asia. Ia pernah belajar Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan tinggal di beberapa kota di Asia Tenggara. Ia adalah seorang penulis, editor, penerjemah, dan desainer kreatif berpengalaman dengan portofolio selama hampir satu dekade.