Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Asia
Primary Menu
  • Beranda
  • Topik
  • Terbaru
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Figur
  • Opini
  • Komunitas
  • Muda
  • Dunia
  • SDGs
  • Event
  • Pelatihan
  • #LetterfromtheFounder
  • Kabar

FOLO Farm: Menjaga Kesehatan dari Dalam dengan Sayuran Organik

Metode yang digunakan FOLO Farm tidak hanya menjaga kualitas kesehatan pangan, tetapi juga berkontribusi dalam pengolahan limbah pangan perkotaan.
Oleh Zia Ul Haq
21 Oktober 2021

Salah satu peserta kegiatan panen bersama dan Farm Tour yang diadakan leh FOLO Farm. | Sumber: Facebook

Setelah lulus dari University of Calgary, Kanada, Dokter Lemuel Ng memulai praktiknya sebagai dokter pada tahun 1999 di berbagai negara-negara Asia, Amerika, dan Eropa. Dan  sejak 2013, ia mulai bertani bersama lima orang sahabatnya: Will Chua, T.Y. Tang, Gerald Ling, Jason Lim, dan Jacqueline Lim. Di wilayah Kempas, Johor Bahru, Malaysia, mereka membuka lahan pertanian bernama Feed Our Loved Ones (FOLO) Farm.

Sembari bertani, Dokter Lamuel tetap menjalankan tugasnya sebagai tenaga medis. Setelah bertani, pendekatan yang ia gunakan dalam upaya penyembuhan pasien sangat berbeda dari sebelumnya. Ia percaya bahwa selain pengobatan medis, para pasien juga harus mendapatkan penyembuhan holistik dan menyeluruh, yang berasal dari kualitas kesehatan pangan dan lingkungan. Ia menyandingkan stetoskopnya dengan sekop, dan menganjurkan para pasiennya untuk sering-sering berkunjung ke ladang sayuran.

“Sebelumnya kami terpencar di berbagai negara, lalu setelah salah satu saudara kami didiagnosis gagal ginjal pada usia 25, kami semua pulang dan memulai proyek FOLO Farm ini,” terang Dokter Lemuel.

Mereka berangkat dengan melakukan penelitian terhadap bahan pangan yang beredar di Malaysia. Hasilnya, mereka menyimpulkan bahwa banyak sekali sayuran di Malaysia yang mengandung kadar pestisida terlalu tinggi. Bahkan, ada beberapa kondisi tingkat pestisida yang lebih tinggi dibanding sayuran impor dari China dan Thailand.

Begitu pula halnya dengan pakan hewan. Banyak yang sudah terkontaminasi beragam jenis antibiotik, dan hal ini membuat mereka kuatir. Jika kondisi ini terus berlangsung, beberapa jenis hama akan menjadi kebal terhadap pestisida dan antibiotik, dan efeknya terhadap tubuh dan kesehatan manusia pun akan menjadi berbahaya.

“Bukan salah petani,” kata Dokter Lemuel, “Mereka memang terpaksa melakukan hal itu sebab kondisi yang mengharuskan; Kejar target panen, kejar permintaan pasar, dan seterusnya. Selama ini saya menganjurkan kepada pasien-pasien saya untuk perbanyak makan sayur dan buah. Namun ada yang luput dari saya, yakni kualitas bahan pangan yang mereka makan. Padahal tubuh manusia bisa ‘melawan’ untuk menyembuhkan diri, dan itu tergantung dari kualitas nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya.”

Alih-alih menyalahkan pihak lain, Dokter Lemuel dan kawan-kawannya berinisiatif membuat lahan pertanian sendiri yang—menurut mereka—lebih sehat. Sebelumnya mereka sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang bertani. Mereka mulai belajar dari petani setempat yang mereka sebut Shifu Lek, serta memanfaatkan tutorial dari kanal YouTube dan artikel-artikel blog yang otoritatif. Lahan seluas 0,2 hektar milik orang tua mereka adalah tempat pertama yang mereka gunakan.

Salah satu sudut ladang sayur milik FOLO Farm. | Sumber: Facebook

Seiring berjalannya waktu, Dokter Lamuel dan kawan-kawannya berhasil menanam 40 jenis sayur mayur di lahan seluas 4,04 hektar yang berlokasi di Ban Foo, Kempas, dan lahan lain seluas 2,4 hektar di Kukup. Tanaman pangan yang mereka tumbuhkan meliputi selada, bit, pakcoy, jagung, brinjal, dan banyak lagi. Melalui lahan ini mereka bisa menyuplai bahan pangan dan sayuran segar bagi 150 keluarga dengan biaya 2.440 ringgit Malaysia (sekitar 8 juta rupiah) selama 24 pekan.

Semua sayuran tersebut diproduksi secara organik, tanpa pestisida sedikitpun. Penyuburan tanaman dilakukan menggunakan pupuk kompos sepenuhnya. Tiap hari mereka berkeliling kota untuk mengepul sampah dapur dari restoran, hotel, dan tempat-tempat lainnya. Sampah dapur tersebut diolah menjadi kompos selama 4 bulan, kemudian digunakan untuk memupuk lahan.

Dokter Lemuel masih terus memberikan layanan medis, terutama konsultasi nutrisi kepada anggota komunitas FOLO Farm. Salah satu orang yang sangat bersyukur adalah ayahnya sendiri, Caleb Ng, yang didiagnosis menderita jantung koroner. Setelah mendapat perawatan dan pola makan sehat dari hasil tanam FOLO Farm, kesehatannya berangsur membaik.

“Dulu, saya pernah bilang kepada enam anak itu; kalian pengkhayal!” kata sang ayah, “Apalagi ketika melihat anak saya mulai mengepul sampah-sampah dapur, sedih dan sakit hati rasanya. Padahal kariernya sudah bagus sebagai dokter, dan ia mencapai semua itu dengan bersusah payah. Namun, setelah melihat hasilnya kini, saya tidak lagi melihat pencapaian anak saya dari banyaknya uang yang dihasilkan, tapi dari dampak yang ia berikan kepada masyarakat. Hari ini saya bisa mengatakan bahwa saya sangat bangga padanya.”

FOLO Gives, inisiatif dari FOLO Farm untuk membagikan sisa panen sayuran segar dan bahan makanan lainnya bagi penduduk kurang mampu. | Sumber: Facebook

FOLO Farm juga membuka tur keliling lahan plus pendampingan bagi siapapun yang ingin belajar tentang pertanian, bahan pangan sehat, dan pembuatan kompos mandiri. Atas dedikasinya, FOLO Farm mendapat bantuan dana pengembangan dari pemerintah sebesar 100.000 ringgit Malaysia (sekitar 328 juta rupiah). Mereka juga mendapat hadiah sebesar 10 ribu dolar dari Chivas Venture, sebuah kompetisi tahunan untuk mendanai startup inspiratif dan potensial dari seluruh dunia, yang digunakan untuk membeli traktor baru.

Langkah-langkah strategis FOLO Farm menjadi upaya untuk menjadi solusi berkelanjutan bagi masalah kesehatan masyarakat mulai dari akarnya, yakni isu pangan sehat. Selain itu, metode yang digunakan FOLO Farm ini juga berkontribusi dalam pengolahan limbah pangan yang kerap jadi momok di berbagai kota besar. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan FOLO Farm tidak hanya bernilai bisnis, tetapi juga turut menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan dan sosial secara berkelanjutan.

Editor: Inez Kriya

Sumber: Passion Portraits

Terima kasih telah membaca!
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan Green Network Asia untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Daftar Sekarang

Zia Ul Haq
Website | + posts

Zia adalah penulis kontributor untuk Green Network ID. Saat ini aktif menjadi Pendamping Belajar di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT).

  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Bayar Kuliah dengan Inovasi: Pendidikan Berkelanjutan ala DTECH-ENGINEERING
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Komitmen Tingkatkan Debit Air Tanah, Desa Warugunung Gelar Aksi Menanam Pohon
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Aksi Menanam Pohon Bersama Sakola Wanno, Layanibumi, dan Green Network
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Mimpi Gerakan LindungiHutan Tanam 270 Juta Pohon

Continue Reading

Sebelumnya: IBCSD Merangkul Sektor Bisnis Melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan
Berikutnya: SDGs Desa: Mengantar Pedesaan Indonesia pada Tujuan Pembangunan Global

Artikel Terkait

tangkapan layar Zoom Meeting yang terdiri dari seorang perempuan dan tiga laki-laki Mengulik Potensi, Perkembangan, dan Implikasi Transisi Energi di Indonesia
  • Kabar
  • Unggulan

Mengulik Potensi, Perkembangan, dan Implikasi Transisi Energi di Indonesia

Oleh Kresentia Madina
21 September 2023
dua pria di tengah sungai dengan perahu kayu. Penetapan Hutan Adat Aceh dan Harapan bagi Masyarakat Adat
  • Kabar
  • Unggulan

Penetapan Hutan Adat Aceh dan Harapan bagi Masyarakat Adat

Oleh Abul Muamar
20 September 2023
foto aerial sebuah hutan dengan ilustrasi berbentuk daun dengan tulisan CO2 di tengahnya Asia Carbon Institute Dorong Akselerasi Pasar Karbon Sukarela di Asia
  • Kabar
  • Unggulan

Asia Carbon Institute Dorong Akselerasi Pasar Karbon Sukarela di Asia

Oleh Kresentia Madina
19 September 2023
tumpukan barang-barang dagangan di sebuah toko dipotret dari atas Mendorong Penggunaan Kemasan Berkelanjutan bagi Konsumen dan Perusahaan
  • Kabar
  • Unggulan

Mendorong Penggunaan Kemasan Berkelanjutan bagi Konsumen dan Perusahaan

Oleh Nazalea Kusuma
18 September 2023
Indonesian Sustainability Forum 2023 Upaya Perkuat Pembangunan Berkelanjutan Melalui Indonesian Sustainability Forum 2023
  • Kabar
  • Unggulan

Upaya Perkuat Pembangunan Berkelanjutan Melalui Indonesian Sustainability Forum 2023

Oleh Maulina Ulfa
15 September 2023
sepuluh pria berjas, yakni para pemimpin Negara Anggota ASEAN, berpegangan tangan untuk menunjukkan solidaritas ASEAN-Indo-Pacific Forum Dorong Kolaborasi Inklusif di Asia-Pasifik
  • Kabar
  • Unggulan

ASEAN-Indo-Pacific Forum Dorong Kolaborasi Inklusif di Asia-Pasifik

Oleh Kresentia Madina
12 September 2023
Sidebar Insan Figur
Sidebar Bespoke Event
  • Terbaru
  • Terpopuler
  • Partner
  • Polusi udara tampak diproduksi dari aktivitas pabrik Dekarbonisasi dengan Pemanfaatan Teknologi CCUS
    • Ikhtisar
    • Unggulan

    Dekarbonisasi dengan Pemanfaatan Teknologi CCUS

  • ilustrasi sampul laporan pembangunan berkelanjutan global 2023 GSDR 2023: Pentingnya Pengembangan Kapasitas untuk Pembangunan Berkelanjutan
    • Ikhtisar
    • Unggulan

    GSDR 2023: Pentingnya Pengembangan Kapasitas untuk Pembangunan Berkelanjutan

  • sebuah tangan memegang poster bertuliskan ‘stop war’. Menjaga Perdamaian di Tengah Polikrisis dan Kemajuan Teknologi
    • Ikhtisar
    • Unggulan

    Menjaga Perdamaian di Tengah Polikrisis dan Kemajuan Teknologi

  • tangkapan layar Zoom Meeting yang terdiri dari seorang perempuan dan tiga laki-laki Mengulik Potensi, Perkembangan, dan Implikasi Transisi Energi di Indonesia
    • Kabar
    • Unggulan

    Mengulik Potensi, Perkembangan, dan Implikasi Transisi Energi di Indonesia

  • dua pria di tengah sungai dengan perahu kayu. Penetapan Hutan Adat Aceh dan Harapan bagi Masyarakat Adat
    • Kabar
    • Unggulan

    Penetapan Hutan Adat Aceh dan Harapan bagi Masyarakat Adat

  • Pulau Semakau, TPA Hijau Permai di Singapura
    • Kabar

    Pulau Semakau, TPA Hijau Permai di Singapura

  • Penggemar Promosikan Warisan Budaya Rempah, Luncurkan Spice Hub Indonesia
    • Kabar
    • Unggulan

    Penggemar Promosikan Warisan Budaya Rempah, Luncurkan Spice Hub Indonesia

  • UNESCAP Dukung Build Back Better, Kembangkan National SDG Tracker
    • Kabar

    UNESCAP Dukung Build Back Better, Kembangkan National SDG Tracker

  • Beena Rao Mengajar Ribuan Anak dari Pemukiman Kumuh
    • Figur

    Beena Rao Mengajar Ribuan Anak dari Pemukiman Kumuh

  • Ahmad Bahruddin bersama rekan-rekannya mendirikan Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah Bagaimana Serikat Petani Mengentaskan Kemiskinan di Masyarakat
    • Wawancara

    Bagaimana Serikat Petani Mengentaskan Kemiskinan di Masyarakat

  • seorang pria botak duduk di depan sebuah pohon besar di hutan. Dedikasi Alex Waisimon Menjaga Hutan Adat dan Satwa Endemik Papua
    • Figur
    • Partner
    • Unggulan

    Dedikasi Alex Waisimon Menjaga Hutan Adat dan Satwa Endemik Papua

  • seorang perempuan berpakaian merah rajutan berdiri di depan pintu dengan dedaunan di atasnya. Lian Gogali, Menghidupkan Kembali Harmoni di Poso Lewat Sekolah Perdamaian
    • Figur
    • Partner
    • Unggulan

    Lian Gogali, Menghidupkan Kembali Harmoni di Poso Lewat Sekolah Perdamaian

  • seorang perempuan berkaca mata sedang mengajar dengan memegang papan tulis dengan huruf-huruf alfabet. Butet Manurung, Memberikan Pendidikan yang Memerdekakan untuk Masyarakat Adat Orang Rimba
    • Figur
    • Partner
    • Unggulan

    Butet Manurung, Memberikan Pendidikan yang Memerdekakan untuk Masyarakat Adat Orang Rimba

  • seorang perempuan duduk di depan sebuah dinding dengan cermin di belakangnya. Indah Darmastuti, Mewujudkan Sastra yang Lebih Inklusif untuk Difabel Netra
    • Figur
    • Partner
    • Unggulan

    Indah Darmastuti, Mewujudkan Sastra yang Lebih Inklusif untuk Difabel Netra

  • seorang pria berkaus biru duduk di kursi roda dengan latar lukisan di dinding Agus Yusuf, Pelukis Difabel yang Bercita-cita Bangun Sekolah Seni Ramah Difabel
    • Figur
    • Partner
    • Unggulan

    Agus Yusuf, Pelukis Difabel yang Bercita-cita Bangun Sekolah Seni Ramah Difabel

Tentang Kami

  • Tentang
  • Tim
  • Jaringan Penasihat Senior
  • Jaringan Penasihat Muda
  • Jaringan Kontributor
  • Panduan Artikel Opini
  • Panduan Artikel Komunitas
  • Panduan Siaran Pers
  • Bekerja dengan Kami
  • FAQ
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
  • Telegram
  • Etsy
  • Tokopedia
  • Media Link 11
  • Media Link 12
  • Media Link 13
  • Media Link 14
  • Media Link 15
© 2023 Green Network Asia - Indonesia