Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Inisiatif Dari Dapur: Memberdayakan Migran melalui Cerita dan Makanan

Dari Dapur berupaya mengubah wacana seputar migran dan menjunjung tinggi hak asasi manusia melalui makanan dan budaya.
Oleh Kresentia Madina
22 Agustus 2024
sepasang lansia duduk membelakangi kamera menghadap laut

Foto: Bruno Aguirre di Unsplash.

Para migran seringkali mengalami berbagai bentuk diskriminasi, baik itu sebelum, ketika, dan setelah mencari suaka. Stigma dan narasi negatif mengenai migran berdampak pada kemampuan mereka untuk mengakses bantuan dan layanan dasar yang diperlukan untuk membangun kembali kehidupan. Di Malaysia, inisiatif Dari Dapur (Cerita dari Dapur) berupaya mengubah wacana seputar migran dan menjunjung hak asasi manusia.

Isu Migran di Malaysia

Migran sering mengalami kesulitan dalam membangun kehidupan yang aman dan bermakna bagi diri mereka sendiri karena berbagai faktor. Penolakan dan permusuhan dari masyarakat setempat termasuk di antaranya yang paling sering terjadi.

Di Malaysia, diperkirakan terdapat 2,6 hingga 5,5 juta migran pada rentang tahun 2019 hingga 2020. Isu migran masih mendapat tanggapan beragam dari masyarakat Malaysia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badan Hak Asasi Manusia PBB, 63% masyarakat setuju bahwa mereka bisa menjadi lebih kuat jika mereka mendukung semua orang. Sementara itu, lebih dari 50% masyarakat percaya bahwa mereka harus membantu orang lain tanpa memandang identitas dan asal usul mereka.

Namun, hanya sekitar 35% responden yang sangat atau cukup yakin bahwa orang-orang yang melarikan diri dari penganiayaan atau perang harus diterima. Persentase yang sama menyatakan kesediaan untuk menyambut para migran yang tidak mampu memperoleh layanan kesehatan, pendidikan, makanan, atau pekerjaan yang layak. Dalam hal ini, Dari Dapur berupaya untuk meningkatkan persepsi masyarakat melalui kekuatan bercerita.

Inisiatif Dari Dapur

Melalui serial film dokumenter pendek andalannya, Dari Dapur menghubungkan beberapa tokoh ternama Malaysia dengan komunitas migran, pengungsi, dan orang-orang terlantar melalui makanan sebagai titik temu. Serial ini menunjukkan bagaimana cerita, harapan, dan impian dibagikan ke keluarga migran dan tokoh Malaysia melalui makanan yang dimasak oleh tuan rumah keluarga tersebut. 

“Makanan selalu menarik perhatian orang,” kata Chef Wan dalam episode kedua serial tersebut. 

Chef dan aktivis Malaysia Dr Hartini Zainudin mengunjungi Hameed dan keluarganya, pengungsi Pakistan yang meninggalkan negara asal mereka untuk menghindari penganiayaan berbau sentimen agama. Mereka telah tinggal di Malaysia selama enam tahun pada saat pembuatan film dokumenter tersebut. “Saya selalu mengatakan bahwa apapun budayanya, dari mana kita berasal, semua orang perlu makan,” lanjut Chef Wan selagi Hameed menyiapkan Kurma Ayam Pakistan.

Serial dokumenter ini diproduksi atas kerja sama dengan tim produksi dampak sosial yang berbasis di Kuala Lumpur, Untitled kompeni, dan saat ini memiliki tujuh episode yang menampilkan komunitas pengungsi dari seluruh dunia yang tinggal di Malaysia.

Migran dalam Sudut Pandang yang Baik

Dari Dapur adalah bagian dari kampanye global #StandUp4Migrants Badan HAM PBB. Inisiatif ini merupakan yang kedua di kawasan Asia-Pasifik setelah kampanye MyGreat Story diluncurkan di Australia pada September 2022. Kampanye #StandUp4Migrant berangkat dari kebutuhan mendesak untuk mempertanyakan dan mengubah cara masyarakat berbicara tentang migran dan migrasi ke arah narasi yang positif.

Menggambarkan orang-orang yang mengungsi dari sudut pandang negatif dapat berdampak signifikan terhadap hak asasi manusia dan peluang mereka untuk menjalani kehidupan dengan lebih baik. Sebaliknya, memperkenalkan gambaran positif tentang migran dapat membantu mengurangi diskriminasi. Di tengah meningkatnya risiko pengungsi akibat krisis iklim dan ketegangan geopolitik, mendukung hak hidup mereka merupakan aspek penting dalam mendukung hak asasi manusia bagi semua orang.

“Migrasi adalah masalah yang rumit dan seringkali abstrak bagi banyak warga Malaysia,” kata Pia Oberoi, penasihat senior OHCHR bidang migrasi di kawasan Asia Pasifik. “Tetapi bercerita adalah cara yang baik untuk menghilangkan kebisingan.”

Editor: Nazalea Kusuma 

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Seruan untuk Aksi Iklim yang Lebih Kuat di KTT Iklim 2025
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Laut Kaspia Menyusut Akibat Tekanan Perubahan Iklim
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menghentikan Penurunan Populasi Lebah Dunia
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menilik Risiko Iklim di Australia

Continue Reading

Sebelumnya: Kemenkes-WHO Luncurkan Strategi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba
Berikutnya: Menengok Pengelolaan Sampah di Banyumas dengan Prinsip ‘Nol Sampah ke TPA’

Lihat Konten GNA Lainnya

bangunan roboh Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Opini

Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia

Oleh Jalal
17 Oktober 2025
Empat tangan anak-anak yang saling berpegangan Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif

Oleh Andi Batara
17 Oktober 2025
sekawanan bison sedang memamah di atas padang rumput yang tertutup salju Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi

Oleh Kresentia Madina
17 Oktober 2025
meja dengan berbagai ikan segar tersusun di atasnya Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Oleh Seftyana Khairunisa
16 Oktober 2025
dua elang hitam kepala putih bertengger di ranting pohon yang tak berdaun Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam

Oleh Dina Oktaferia
16 Oktober 2025
Kursi roda anak berukuran kecil di samping deretan kursi kayu, dengan latar belakang papan tulis hitam dan lantai berkarpet berwarna cerah. Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
15 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia