Kawasan Ekosistem Leuser Tak Tergantikan, HAkA Teguh Melestarikan
Hutan adalah rumah bagi flora dan fauna di Bumi. Ia juga memegang peranan penting dalam menghadapi perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkannya, seperti bencana alam, berkurangnya kadar oksigen, serta kekeringan. Kawasan Ekosistem Leuser merupakan area hutan yang tak tergantikan di Indonesia, dan keberadaannya dalam bahaya.
Kawasan Ekosistem Leuser membentang seluas 2,6 juta hektar di Aceh dan Sumatra Utara, Indonesia. Wilayahnya mencakup hutan montana (pegunungan) dan hutan pesisir, hutan hujan dataran rendah, hutan gambut, dan hutan tundra. Ekosistem ini merupakan sumber utama air bersih juga penghidupan bagi lebih dari empat juta penduduk.
Kawasan Ekosistem Leuser adalah rumah terakhir bagi orangutan, badak, gajah, dan harimau Sumatra. Keempat spesies tersebut kini dikategorikan sebagai Hewan Terancam Punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN)一Uni Internasional untuk Konservasi Alam. Area ini juga menjadi tempat tinggal sedikitnya 130 spesies mamalia dan 45% dari 10.000 spesies tanaman dalam kelompok flora Indo-Melayu.
Walaupun memiliki status hukum sebagai Kawasan Strategis Nasional yang berfungsi sebagai Cagar Alam, Kawasan Ekosistem Leuser tengah terancam penggundulan hutan dan perburuan liar. Ancaman utamanya datang dari perluasan lahan sawit. Sedangkan ancaman lainnya berupa perburuan hewan liar, penebangan liar, pertambangan, proyek energi, dan fragmentasi hutan untuk pembangunan jalan raya.
HAkA adalah sebuah LSM yang bertempat di Aceh. Nama itu merupakan singkatan untuk Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh. HAkA bertujuan untuk membangun kesehatan di Provinsi Aceh dalam jangka panjang—secara sosial, finansial, dan lingkungan. Organisasi ini berusaha mengajak penduduk bersama-sama memperbaiki fungsi lingkungan melalui pemberdayaan masyarakat, riset, penghijauan, dan konservasi satwa liar.
Sejauh ini, HAkA telah memberikan pelatihan paralegal untuk perempuan dari kalangan akar rumput dan pelatihan jurnalisme warga bagi penduduk sekitar Kawasan Ekosistem Leuser. HAkA telah berkontribusi mendirikan Hutan Desa di Damaran Baru dan Bunin, sebagai respon terhadap bencana air bah di waktu sebelumnya.
HAkA juga membantu pembukaan kembali Stasiun Riset Ketambe, stasiun riset orangutan pertama yang ada di dunia. Sempat ditutup pada 2011 dan dibakar oleh oknum, stasiun riset ini kini dibuka kembali setelah proses kerja sama yang panjang antara FKL, Departemen Kehutanan Aceh, dan petugas Hutan Nasional.
HAkA mendukung lebih dari 23 regu perlindungan margasatwa yang dipimpin oleh Forum Konservasi Leuser (FKL) untuk menyelesaikan konflik antara manusia dengan hewan liar. Mereka melakukannya dengan berpatroli, menghancurkan jebakan yang dibuat oleh pemburu liar, dan mengajak warga sekitar serta pemerintah daerah untuk membuat kebijakan pelestarian lingkungan yang lebih baik.
Konservasi hutan sangat penting bagi kehidupan kita di Bumi. Penerapan manajemen hutan yang berkelanjutan memerlukan kerja sama dari semua pihak一pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat lokal. HAkA memimpin dan mendukung kolaborasi di semua sektor untuk menyelamatkan hutan.
Sebagai sebuah LSM, HAkA menerima bantuan finansial melalui donasi yang dikelola oleh The Orangutan Project (TOP) dan Wildlife Asia (WA). HAkA juga menerima pekerja sukarelawan dan magang.
Penerjemah: Inez Kriya
Versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris dapat dibaca di sini.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Aliyah adalah seorang eksekutif ESG dan penulis konten di Green Network Asia.