Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Panduan Siaran Pers
  • Panduan Menulis Opini
  • Asia
Banner Ads Green Network ID
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Dunia
  • Muda
  • SDGs
  • Topik
  • #LetterfromtheFounder
  • Kabar
  • Unggulan

Kerja Sama Empat Negara untuk Mengelola Limbah Kimia dalam Produksi Tekstil

Bangladesh, Pakistan, Indonesia, dan Vietnam meluncurkan program bersama untuk mengurangi dan mengelola bahan kimia berbahaya dalam sektor tekstil mereka.
Oleh Nazalea Kusuma
24 Oktober 2022
tenun tradisional dengan kain kuning dari toraja, Indonesia

Foto oleh Aditya Wardhana di Unsplash.

Pakaian merupakan kebutuhan primer untuk kelangsungan hidup manusia. Namun, produksinya sebagian besar masih berbahaya bagi planet kita. Produksi pakaian begitu masif—kemungkinan lebih besar dari yang semestinya, dan berakhir di tempat pembuangan sampah, baik yang terpakai maupun yang tidak terpakai. Pada 2019, produksi pakaian bertanggung jawab atas 8% emisi global.

Limbah dalam Industri Tekstil

Industri tekstil adalah salah satu pengguna utama Persistent Organic Pollutants (POPs) dan zat perfluoroalkyl dan polyfluoroalkyl (PFAS) di dunia. PFAS adalah zat kimia sintetis yang tidak terurai; mereka menumpuk di lingkungan dan mengancam kesehatan manusia dan ekosistem.

Sebagian besar pemerintah negara-negara di dunia menempatkan larangan global pada bahan kimia terburuk melalui Konvensi Stockholm tentang POPs. Namun, ribuan bahan kimia berbahaya lainnya seperti PFAS masih banyak digunakan di seluruh rantai nilai industri tekstil.

“Sektor tekstil adalah pengguna utama ‘bahan kimia selamanya’ beracun yang mencemari ekosistem lokal dan global,” kata Eloise Touni, Pejabat Program Bahan Kimia dan Limbah UNEP.

Syed Mujtaba Hussain, Sekretaris Gabungan Senior Kementerian Perubahan Iklim Pakistan, menambahkan, “Tahap pemrosesan basah tekstil adalah ‘hotspot’ lingkungan dalam hal pencemaran air, ekosistem, kesehatan manusia, dan dampak iklim karena tingginya penggunaan bahan kimia dan energi yang berasal dari bahan bakar fosil.”

Pengolahan basah merupakan tahapan untuk mengubah bahan baku menjadi kain melalui proses bleaching (pemutihan), printing (pencapan), dyeing (pencelupan), finishing (penyempurnaan), dan laundering (pencucian). Untuk setiap 1 kg kain yang diproduksi, pabrik pengolahan basah biasanya menggunakan 0,58 kg bahan kimia. Zat-zat ini kemudian merembes ke lingkungan sepanjang siklus tekstil.

Fesyen berubah dalam kecepatan cahaya, tetapi transformasi dalam cara industri tersebut beroperasi berjalan lambat.

Program Bersama Bangladesh, Pakistan, Indonesia, dan Vietnam

Bangladesh, Pakistan, Indonesia, dan Vietnam menyumbang hampir 15% dari ekspor pakaian global, mempekerjakan lebih dari 10 juta orang. Pada 14 Oktober, empat negara ini meluncurkan program bersama untuk mengurangi dan mengelola bahan kimia berbahaya dalam sektor tekstil mereka.

Inisiatif senilai $43 juta ini ditetapkan selama lima tahun, dipimpin oleh Program Lingkungan PBB (UNEP) dan didanai oleh Fasilitas Lingkungan Global (GEF). Pusat Regional Konvensi Basel & Stockholm Asia Tenggara dan Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam juga mendukung program ini.

Menurut Fauz Ul Azeem dari produsen tekstil Pakistan Interloop Limited, masalah utama dalam pabrik pengolahan adalah kurangnya kesadaran, pengetahuan, dan keahlian dalam mengelola limbah kimia. Selain itu, mereka sering khawatir tentang ongkos dan kualitas produk bila mereka mengubah sesuatu.

Program ini bertujuan untuk menjawab kekhawatiran tersebut dan permasalahan lainnya, menyelaraskan kebijakan publik industri tekstil dengan praktik terbaik internasional. Keempat negara berusaha untuk mendorong transformasi di seluruh industri yang akan menghapus PFAS dan bahan kimia lainnya. Program ini akan fokus pada bidang-bidang berikut:

  • Transparansi rantai pasok
  • Investasi dalam manajemen bahan kimia dan eko-inovasi
  • Kesehatan dan keselamatan Kerja

“Kami menyambut baik proyek ini, yang akan mendorong sektor penting ini untuk mengurangi polusi seraya merambah pasar baru untuk pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Syed Mujtaba Hussain, mendukung program ini.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.

Terima kasih telah membaca!
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan kami untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Daftar Sekarang

Nazalea Kusuma
Editor at Green Network | Website | + posts

Naz adalah Manajer Editorial Asia di Green Network. Ia bertanggung jawab sebagai Editor untuk Green Network Asia dan Reviewer untuk Green Network ID.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Kemajuan UU Anti-diskriminasi di Lingkungan Kerja Singapura
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Bagaimana Hasil Uji Coba Sistem 4 Hari Kerja Seminggu di Inggris?
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Program Building with Nature Lindungi Ekosistem Pesisir dan Tingkatkan Ekonomi Lokal di Demak
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Intervensi Perubahan Perilaku Konsumen untuk Kurangi Sampah Makanan

Continue Reading

Sebelumnya: Dedikasi Dokter Lie Dharmawan Bawa Akses Kesehatan Gratis ke Daerah Terpencil
Berikutnya: MIND ID dan Arrival Ltd Kerja Sama Kembangkan Baterai untuk Kendaraan Listrik

Artikel Terkait

orang-orang menunggu bus di halte. Korea Selatan Tinjau Ulang Rencana Aturan 69 Jam Kerja Sepekan
  • Kabar
  • Unggulan

Korea Selatan Tinjau Ulang Rencana Aturan 69 Jam Kerja Sepekan

Oleh Kresentia Madina
30 Maret 2023
Penggemar BTS menunjukkan poster bertulisan ‘No BTS on A Dead Planet’. ARMY dan KPOP4PLANET Desak Hyundai Mundur dari Kemitraan dengan Adaro
  • Kabar
  • Unggulan

ARMY dan KPOP4PLANET Desak Hyundai Mundur dari Kemitraan dengan Adaro

Oleh Abul Muamar
30 Maret 2023
panah putih dengan latar belakang hijau di dinding biru India Investasi $2,3 Miliar untuk Pengembangan Hidrogen Hijau
  • Kabar
  • Unggulan

India Investasi $2,3 Miliar untuk Pengembangan Hidrogen Hijau

Oleh Nazalea Kusuma
29 Maret 2023
ilustrasi dua orang wartawan Pekerjaan yang Layak untuk Wartawan
  • Opini
  • Unggulan

Pekerjaan yang Layak untuk Wartawan

Oleh Abul Muamar
29 Maret 2023
penampakan sirip lumba-lumba Irrawaddy di atas permukaan air Kamboja Keluarkan Dekret Perlindungan Lumba-Lumba Sungai Mekong
  • Kabar
  • Unggulan

Kamboja Keluarkan Dekret Perlindungan Lumba-Lumba Sungai Mekong

Oleh Kresentia Madina
28 Maret 2023
etua MA Muhammad Syarifuddin dan Menteri LHK Siti Nurbaya saat penandatanganan MoU kerja sama antara MA dan KLHK. MA-KLHK Kerja Sama untuk Perkuat Perlindungan Lingkungan dan Hutan
  • Kabar
  • Unggulan

MA-KLHK Kerja Sama untuk Perkuat Perlindungan Lingkungan dan Hutan

Oleh Abul Muamar
28 Maret 2023
Banner Survey Pembaca
  • Terbaru
  • Terpopuler
  • Partner
  • orang-orang menunggu bus di halte. Korea Selatan Tinjau Ulang Rencana Aturan 69 Jam Kerja Sepekan
    • Kabar
    • Unggulan

    Korea Selatan Tinjau Ulang Rencana Aturan 69 Jam Kerja Sepekan

  • Penggemar BTS menunjukkan poster bertulisan ‘No BTS on A Dead Planet’. ARMY dan KPOP4PLANET Desak Hyundai Mundur dari Kemitraan dengan Adaro
    • Kabar
    • Unggulan

    ARMY dan KPOP4PLANET Desak Hyundai Mundur dari Kemitraan dengan Adaro

  • panah putih dengan latar belakang hijau di dinding biru India Investasi $2,3 Miliar untuk Pengembangan Hidrogen Hijau
    • Kabar
    • Unggulan

    India Investasi $2,3 Miliar untuk Pengembangan Hidrogen Hijau

  • ilustrasi dua orang wartawan Pekerjaan yang Layak untuk Wartawan
    • Opini
    • Unggulan

    Pekerjaan yang Layak untuk Wartawan

  • penampakan sirip lumba-lumba Irrawaddy di atas permukaan air Kamboja Keluarkan Dekret Perlindungan Lumba-Lumba Sungai Mekong
    • Kabar
    • Unggulan

    Kamboja Keluarkan Dekret Perlindungan Lumba-Lumba Sungai Mekong

  • Pulau Semakau, TPA Hijau Permai di Singapura
    • Kabar

    Pulau Semakau, TPA Hijau Permai di Singapura

  • Penggemar Promosikan Warisan Budaya Rempah, Luncurkan Spice Hub Indonesia
    • Kabar
    • Unggulan

    Penggemar Promosikan Warisan Budaya Rempah, Luncurkan Spice Hub Indonesia

  • UNESCAP Dukung Build Back Better, Kembangkan National SDG Tracker
    • Kabar

    UNESCAP Dukung Build Back Better, Kembangkan National SDG Tracker

  • Beena Rao Mengajar Ribuan Anak dari Pemukiman Kumuh
    • Figur

    Beena Rao Mengajar Ribuan Anak dari Pemukiman Kumuh

  • Ahmad Bahruddin bersama rekan-rekannya mendirikan Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah Bagaimana Serikat Petani Mengentaskan Kemiskinan di Masyarakat
    • Wawancara

    Bagaimana Serikat Petani Mengentaskan Kemiskinan di Masyarakat

  • kontainer besar berwarna hijau, gedung berwarna biru, dan tabung besar di lokasi proyek Hamparan Gree Energy Raih Sertifikasi B-Corp dan Berkomitmen untuk Dekarbonisasi Industri Makanan
    • Kabar
    • Partner
    • Unggulan

    Gree Energy Raih Sertifikasi B-Corp dan Berkomitmen untuk Dekarbonisasi Industri Makanan

  • tari kecak ditampilkan oleh warga Bali pada malam hari Bali Rentangkan Sayap untuk Pemulihan Ekonomi yang Lebih Kuat
    • Ikhtisar
    • Partner
    • Unggulan

    Bali Rentangkan Sayap untuk Pemulihan Ekonomi yang Lebih Kuat

  • TEPI Talks #4 dengan tema “Melibatkan Media dalam Aksi Berkelanjutan”. WEA Indonesia Gelar Lokakarya Pelibatan Media untuk Aksi Berkelanjutan Gerakan Akar Rumput
    • Kabar
    • Partner
    • Unggulan

    WEA Indonesia Gelar Lokakarya Pelibatan Media untuk Aksi Berkelanjutan Gerakan Akar Rumput

  • Ilustrasi Harm Reduction dengan tujuan mendasar yakni menjunjung keselamatan dan martabat semua orang. Kenalan dengan Konsep Pengurangan Bahaya (Harm Reduction)
    • Ikhtisar
    • Partner
    • Unggulan

    Kenalan dengan Konsep Pengurangan Bahaya (Harm Reduction)

  • Sejumlah peserta hadir saat sesi dikusi panel acara Lestari Market Day di Park 23 Creative Hub, Bali. INKURI Luncurkan 12 Bisnis Lestari untuk Dukung Ekonomi Berkelanjutan di Bali
    • Kabar
    • Partner
    • Unggulan

    INKURI Luncurkan 12 Bisnis Lestari untuk Dukung Ekonomi Berkelanjutan di Bali

Tentang Kami

  • Tentang
  • Anggota Tim
  • Bermitra dengan Kami
  • Konten Sponsor
  • Dukung Misi Kami
  • Panduan Siaran Pers
  • Panduan Menulis Opini
  • Pedoman Media Siber
  • Jaringan Penasihat
  • Jaringan Penasihat Muda
  • Jaringan Kontributor Nasional
  • Jaringan Penulis
  • FAQ
  • Bekerja dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
  • FAQ
  • Hubungi Kami
  • Telegram
  • Etsy
  • Tokopedia
  • Media Link 11
  • Media Link 12
  • Media Link 13
  • Media Link 14
  • Media Link 15
© 2023 Green Network ID