Memperkuat Pembangunan Desa melalui ASEAN Village Network

Para pemimpin negara anggota ASEAN berfoto bersama pada KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo. | Foto: ASEAN 2023.
Desa merupakan bagian penting dari sebuah negara. Desa memiliki sumber daya alam, budaya, dan nilai-nilai unik yang memperkaya identitas negara. Namun, ketimpangan dalam pembangunan desa masih terjadi di berbagai tempat, termasuk di Indonesia. Pada KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo, para pemimpin negara-negara di ASEAN menyepakati pembentukan ASEAN Village Network (Jaringan Desa ASEAN) untuk memperkuat pembangunan desa di kawasan ASEAN.
Ketimpangan Pembangunan Desa
Indonesia memiliki 81.616 desa. Namun, sekitar 5.000 desa masih sangat tertinggal pada 2022, menurut data Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Papua, Papua Barat, dan Sumatera Utara merupakan tiga provinsi dengan jumlah desa sangat tertinggal paling banyak di Indonesia.
Desa sangat tertinggal adalah desa dengan IDM (Indeks Desa Membangun) di bawah 0,4907 poin. Pada desa-desa tertinggal, empat aspek utama pembangunan desa (kebutuhan dasar, pelayanan dasar, lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat) umumnya belum terpenuhi. Beberapa faktor umum yang menyebabkan desa tertinggal adalah letak dan kondisi geografis, rendahnya pembangunan infrastruktur, tingkat pendidikan dan sumber daya manusia yang rendah, tingkat kerawanan bencana alam yang tinggi, minimnya lapangan pekerjaan, rendahnya sumber daya alam, dan potensi ekonomi lokal yang tidak berkembang.
ASEAN Village Network
Dalam pernyataan bersama dalam pembentukan ASEAN Village Network, para pemimpin ASEAN mengakui Rencana Induk ASEAN tentang Pembangunan Pedesaan yang bertujuan untuk memberikan kerangka panduan yang kohesif bagi agenda pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan ASEAN. Para pemimpin ASEAN juga menggarisbawahi pentingnya mempromosikan pembangunan desa untuk mempercepat pencapaian Visi Komunitas ASEAN 2025 dan agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.
Dengan fokus kerja sama pembangunan sektor pariwisata, pengembangan produk unggulan, dan digitalisasi pedesaan, ASEAN Village Network memiliki beberapa tujuan, yakni:
- Menyediakan platform inklusif untuk partisipasi seluruh masyarakat sehingga suara mereka didengar serta dapat berkontribusi dan mendapat manfaat dari pembangunan.
- Memfasilitasi kolaborasi dan kerjasama antar-desa untuk memungkinkan desa-desa di ASEAN dapat mempercepat transformasi.
- Menjadi platform bagi negara-negara ASEAN untuk saling bertukar strategi guna meningkatkan infrastruktur digital, meningkatkan penggunaan digital, meningkatkan keterampilan dan inklusi digital, serta mempromosikan inovasi digital di daerah pedesaan.
- Memfasilitasi akses produk desa yang lebih baik dan lebih luas sehingga memberikan peluang yang lebih besar bagi produk desa untuk menembus pasar regional dan internasional.
- Menjajaki kerja sama dengan mitra-mitra di luar ASEAN dan pihak-pihak swasta untuk mendukung keberlanjutan Jaringan Desa ASEAN
- Memperkuat identitas ASEAN di kalangan masyarakat desa.
“Melalui AVN (ASEAN Village Network), isu-isu penting desa bisa dibahas secara bottom-up, langsung oleh masyarakat desa untuk mencari strategi bagi kemajuan pembangunan desa di tingkat regional serta menguatkan identitas ASEAN di tengah masyarakat,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Kemendes PDTT, Theresia Junidar.
Selain ASEAN Village Network, KTT ASEAN ke-42 juga menghasilkan sejumlah deklarasi dan pernyataan bersama lainnya, antara lain terkait perlindungan pekerja dan nelayan migran, kesehatan kawasan dengan pendekatan One Health, pengembangan ekosistem kendaraan listrik, dan konektivitas pembayaran kawasan.
Perlu Tindak Lanjut
Saat ini di kawasan Asia Tenggara, terdapat 64 persen populasi yang hidup di pedesaan dengan tingkat kemiskinan 62 persen lebih tinggi dibandingkan populasi yang hidup di perkotaan. Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk mengentaskan kemiskinan dan mempercepat pembangunan desa perlu ditingkatkan.
ASEAN Village Network perlu ditindaklanjuti dengan kebijakan dan tindakan-tindakan strategis dan terukur di tingkat nasional dan lokal agar jejaring ini benar-benar memberikan dampak bagi pembangunan desa di Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya.
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan kami untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Amar adalah Manajer Editorial Indonesia di Green Network. Ia bertanggung jawab sebagai Editor untuk Green Network ID.