Mengoptimalkan Potensi Laut Vietnam dengan Skenario Ekonomi Biru

Foto oleh Gary Cacciatore di Unsplash
Samudra dan lautan mencakup 71% permukaan bumi. Namun, samudra dan lautan perlahan-lahan kehilangan kemampuan menyerap karbondioksida akibat perubahan iklim dan eksploitasi sumber daya alam dan serta praktik-praktik ekonomi yang tidak berkelanjutan.
Vietnam merupakan negara yang diberkati dengan wilayah pesisir yang luas. Jika dikembangkan melalui praktik berkelanjutan, garis pantai dan lautan Vietnam berpotensi mendukung komitmen negara mereka mencapai emisi nol-bersih. Baru-baru ini, negara tersebut menerapkan skenario ekonomi biru dalam rangka meningkatkan potensi kelautan mereka.
Potensi laut Vietnam
Bank Dunia mendefinisikan ekonomi biru sebagai “pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan bagi pertumbuhan ekonomi, mata pencaharian yang lebih baik, serta pekerjaan, seraya memelihara kesehatan ekosistem samudra.” Ekonomi biru meliputi berbagai aspek, seperti energi terbarukan, pariwisata, perikanan, transportasi laut, perubahan iklim, dan tata kelola limbah.
Garis pantai Vietnam merentang sepanjang 3,260 kilometer; perekonomian 28 provinsi dan kota-kota di pesisir menyumbang hampir separuh produk domestik bruto (PDB) mereka. Sedemikian pentingnya industri dan sumber daya tersebut sehingga membutuhkan tata kelola yang tepat untuk menghindari krisis yang berkaitan dengan air, terutama di tengah-tengah meningkatnya permukaan air laut. Di sinilah skenario ekonomi biru hadir.
Skenario biru untuk enam sektor kelautan
UNDP bekerjasama dengan Administrasi Laut dan Kepulauan Vietnam (VASI) dalam rangka menerbitkan laporan berjudul Skenario Ekonomi Biru untuk Viet Nam.
Laporan tersebut menawarkan sejumlah wawasan yang mencakup enam sektor bagi skenario ekonomi biru:
- Perikanan dan akuakultur (budidaya)
Kendati angkanya menjanjikan pada 2019, pemerintah Vietnam membatasi penangkapan ikan di pantai akibat menurunnya sumber daya perikanan. Skenario ekonomi biru mengusulkan agar mengurangi penangkapan ikan sebanyak 2% per tahun, memelihara area akuakultur, dan memperbaiki tata kelola untuk mencapai peningkatan produktivitas 3,5% pertahun dalam rangka mendorong praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan.
- Minyak dan gas
Meski produksi gas dalam negeri Vietnam tetap stabil, jumlah investasi dalam produksi minyak dan gas mengalami penurunan. Laporan ini menganjurkan agar menggalakkan penghematan energi dalam aktivitas menyangkut minyak dan gas, meningkatkan perlindungan akan lingkungan hidup, serta meningkatkan keterlibatan dalam produksi energi terbarukan dari laut yang sedang berkembang.
- Energi terbarukan laut
Vietnam mempunyai sumber daya energi laut yang melimpah, seperti listrik yang dihasilkan dari angin lepas pantai, gelombang pasang, ombak, dan aliran laut. Walau demikian, potensi tersebut belum banyak dieksplorasi. Laporan tersebut merekomendasikan ekspansi yang cepat dalam hal produksi energi terbarukan dari laut, mencapai 10,000 MW pada 2030.
- Pariwisata
Pariwisata laut mencapai ⅔ dari sektor pariwisata Vietnam. Laporan ini mengusulkan agar menggalakkan pertumbuhan sebanyak 8-10% per tahun untuk pengunjung internasional dan 5-6% per tahun untuk pengunjung domestik, 1,6 juta penginapan dengan tingkat okupansi 65%, dan menyertakan dampak perubahan iklim dalam perencanaan pariwisata untuk meningkatkan pertumbuhan pariwisata pada 2030.
- Transportasi laut
Pada 2019, hampir 493 juta ton barang diangkut melalui laut. Walau demikian, jalur pelayaran asing mendominasi sekitar 90% saham transportasi internasional Vietnam. Target skenario biru adalah meningkatkan saham transportasi laut dari 20.6% menjadi 22.84% pada 2030.
Selangkah menuju keberlanjutan
Dengan menerapkan skenario biru, Vietnam dapat meningkatkan PDB negara mereka secara keseluruhan. Memfasilitas ekonomi kelautan juga akan memungkinkan Vietnam untuk merealisasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), termasuk Tujuan 8 tentang pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, serta Tujuan 12 tentang produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab. Pada akhirnya, upaya untuk mencapai keberlanjutan harus melingkupi semua sektor yang memungkinkan demi memastikan bahwa tidak ada yang terabaikan.
Editor: Abul Muamar
Penerjemah: Gayatri W.M
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan Green Network Asia untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Madina adalah Reporter & Peneliti In-House untuk Green Network Asia. Dia meliput Global, Asia Tenggara, Asia Timur, dan Australasia.