Menyudahi Penurunan Keanekaragaman Hayati dengan Global Biodiversity Framework

Foto: Dan Smedley di Unsplash.
Keanekaragaman hayati merupakan hal fundamental bagi planet yang sehat, namun menghadapi ancaman di mana-mana karena perubahan iklim dan aktivitas manusia. Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal (Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework) bertujuan untuk menghentikan dan membalikkan penurunan keanekaragaman hayati melalui tujuan global dan target berbasis tindakan.
Global Biodiversity Framework
Keanekaragaman hayati menurun di mana-mana. Sekitar 68% populasi hewan mengalami penurunan sejak tahun 1970. Sebagian besar disebabkan oleh perusakan habitat dan perubahan iklim. Perubahan dalam pemanfaatan lahan, pertanian yang tidak berkelanjutan, dan konflik manusia-satwa liar yang belum terselesaikan turut berkontribusi dalam menyebabkan pengurangan jumlah spesies di seluruh dunia.
Penurunan keanekaragaman hayati merupakan tantangan global. Oleh karena itu, mengatasi masalah ini membutuhkan upaya kolaboratif di seluruh dunia. Dalam COP15 pada bulan Desember 2022, Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati mengadopsi Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework (GBF). Dengan dukungan dari 196 negara anggota, kerangka kerja ini menjabarkan rencana aksi untuk mengubah hubungan kita dengan keanekaragaman hayati pada tahun 2030.
Tujuan dan target global
Global Biodiversity Framework menggarisbawahi perlunya kebijakan pada skala global, regional, dan nasional untuk menghentikan dan memulihkan penurunan keanekaragaman hayati. Kerangka kerja ini dibangun di atas visi bahwa pada tahun 2050, “keanekaragaman hayati dihargai, dilestarikan, dipulihkan, dan digunakan dengan bijak, merawat peran ekosistem, mempertahankan planet yang sehat, dan memberikan manfaat yang penting bagi semua orang.”
Untuk mencapai visi tersebut, kerangka tersebut menguraikan empat tujuan jangka panjang yang berfokus pada kesehatan ekosistem dan spesies, pemanfaatan keanekaragaman hayati yang berkelanjutan, pembagian manfaat yang adil, dan kesenjangan finansial keanekaragaman hayati. Kerangka tersebut juga menguraikan dua puluh tiga target berbasis tindakan yang akan dicapai pada tahun 2030, termasuk memulihkan dan melestarikan setidaknya 30% lahan dan laut yang terdegradasi, memastikan pengelolaan dan pemanfaatan spesies liar yang berkelanjutan, dan mengurangi subsidi berbahaya sebesar $500 miliar/ tahun.
Langkah ke depan
Mengembalikan penurunan keanekaragaman hayati adalah tanggung jawab kita bersama. Menyusul pengadopsian Global Biodiversity Framework, Inisiatif Keuangan UNEP (UNEP FI) meluncurkan laporan yang menyajikan panduan dan saran bagi investor yang ingin menyelaraskan kegiatan mereka dengan tujuan kerangka kerja tersebut. Bisnis juga harus mulai beralih ke ekonomi yang berpusat pada alam. Pemerintah dan organisasi berada di garis depan pengarusutamaan dan merancang rencana skala nasional untuk mengimplementasikan kerangka tersebut.
Pada akhirnya, partisipasi dan kolaborasi dari pemerintah, organisasi, bisnis, dan masyarakat sipil sangat penting dalam mengimplementasikan kerangka tersebut. Dengan upaya skala nasional dan internasional, Global Biodiversity Framework diharapkan dapat membuahkan hasil dan berkontribusi dalam menciptakan Bumi yang sehat untuk semua.
Baca kerangka kerja selengkapnya di sini.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan Green Network Asia untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Madina adalah Reporter & Peneliti In-House untuk Green Network Asia. Dia meliput Global, Asia Tenggara, Asia Timur, dan Australasia.