Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mesir Perluas Akses Energi Bersih untuk Rumah Tangga Berpenghasilan Rendah

Memperluas akses energi yang terjangkau dan ramah lingkungan untuk masyarakat berpendapatan rendah merupakan hal yang sangat penting dalam transisi energi yang berkeadilan.
Oleh Dinda Rahmania
11 Oktober 2024
pasar di mesir yang begitu ramai

Foto: Mahmoud Diab di Unsplash.

Di seluruh dunia, masih banyak rumah tangga yang masih mengandalkan energi konvensional untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di Mesir, misalnya, rumah tangga berpendapatan rendah masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil untuk memanaskan air dan berbagai keperluan lainnya. Untuk membantu mengatasi hal ini, wirausaha sosial Shamsina mengembangkan sistem pemanas air tenaga surya yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Mesir. Inisiatif ini menawarkan akses terhadap energi bersih yang berkelanjutan dan terjangkau.

Dampak Berbahaya dan Biaya Pemanasan

Sistem pemanas merupakan aspek penting dalam menciptakan ruang hidup yang aman dan nyaman, terutama ketika cuaca semakin tidak menentu. Pemanas umumnya menggunakan sumber daya energi, yang digunakan untuk meningkatkan suhu udara dan menghasilkan air panas. 

Namun, data menunjukkan bahwa 60% kebutuhan energi pemanas gedung masih bergantung pada bahan bakar fosil pada tahun 2022. Pada tahun yang sama, sistem pemanasan menyumbang hampir separuh dari total penggunaan energi dan bertanggung jawab atas 38% emisi CO2 global. 

Tidak hanya itu, penggunaan bahan bakar fosil merupakan pilihan yang mahal bagi rumah tangga berpendapatan rendah. Hal ini terutama berlaku di Mesir, di mana rumah tangga sering kali memanaskan air secara manual beberapa kali sehari, satu panci dalam satu waktu. Selain itu, mereka juga sering menggunakan lampu minyak tanah, gas alam, atau api darurat untuk memanaskan sesuatu. Jika dikalkulasi, jumlah ini berarti membutuhkan sekitar USD 11-16 per bulan untuk energi, yang merupakan jumlah yang signifikan mengingat pendapatan rata-rata di Mesir hanya sekitar USD 178. 

Shamsina: Mengarusutamakan Energi Bersih untuk Pemanasan

Memperluas akses terhadap pilihan energi terbarukan yang terjangkau merupakan inti dari upaya pengurangan emisi. Sebuah perusahaan sosial di Mesir bernama Shamsina berupaya mendukung akses energi bersih bagi rumah tangga berpendapatan rendah dengan mengembangkan desain termal yang memungkinkan energi surya memanaskan air dalam jumlah banyak.

Proses pemanasan diawali dengan masuknya air dingin ke dalam tangki penyimpanan. Dari sana, air dialirkan ke unit panel surya yang diisolasi untuk memerangkap sinar matahari. Setelah dipanaskan, air kembali ke tangki penyimpanan sebagai air panas.

Lebih dari 30 pemanas air percontohan telah dipasang di berbagai lingkungan permukiman berpenghasilan rendah di seluruh Mesir dengan menggunakan komponen lokal. Inovasi ini membantu meningkatkan akses terhadap energi alternatif bagi masyarakat berpenghasilan rendah, mengurangi waktu dan biaya pemanasan, sekaligus memberikan pilihan yang lebih aman dan ramah lingkungan.

Memastikan Keberlanjutan

Transisi energi yang berkeadilan harus melibatkan dan berdampak pada seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat akar rumput. Pendalaman melalui kesukarelaan dan observasi dapat meningkatkan peluang untuk menciptakan solusi baru, seperti yang dilakukan Shamsina. Oleh karena itu, mendukung dan mengembangkan lebih lanjut solusi-solusi bottom-up (dari bawah ke atas) sangat penting untuk dapat menciptakan dampak yang signifikan. 

Pada akhirnya, kesadaran bersama merupakan langkah awal yang penting untuk mencapai kelestarian lingkungan, yang diikuti dengan tindakan nyata dari para aktor utama. Para inovator, pemerintah, dunia usaha, dan investor harus memprioritaskan perluasan sumber energi terbarukan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan, sekaligus mendorong kesetaraan dalam akses energi bersih untuk semua.

Editor: Kresentia Madina & Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Dinda Rahmania
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.

  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Mengatasi Heat Stress Okupasional Demi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Polusi Udara dan Risiko Demensia yang Lebih Tinggi
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Standar FINZ: Kerangka Kerja Berbasis Sains untuk Mengakhiri Pembiayaan Bahan Bakar Fosil
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Bagaimana Friendship Bench Menjembatani Kesenjangan Layanan Kesehatan Mental

Continue Reading

Sebelumnya: Kalkulator Hijau untuk Dukung Penghitungan Emisi GRK Perbankan dan Pelaku Usaha
Berikutnya: Hilirisasi Kelapa dan Potensi Dampak Buruk yang Mesti Diantisipasi

Lihat Konten GNA Lainnya

Beberapa perempuan Mollo sedang menenun Bagaimana Masyarakat Adat Mollo Hadapi Krisis Iklim dan Dampak Pertambangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Wawancara

Bagaimana Masyarakat Adat Mollo Hadapi Krisis Iklim dan Dampak Pertambangan

Oleh Andi Batara
18 September 2025
Seorang penyandang disabilitas di kursi roda sedang memegang bola basket di lapangan. Olahraga Inklusif sebagai Jalan Pemenuhan Hak dan Pemberdayaan Difabel
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Olahraga Inklusif sebagai Jalan Pemenuhan Hak dan Pemberdayaan Difabel

Oleh Attiatul Noor
18 September 2025
alat-alat makeup di dalam wadah Fast-Beauty dan Dampaknya yang Kompleks
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Fast-Beauty dan Dampaknya yang Kompleks

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
17 September 2025
kawanan gajah berjalan melintasi ladang hijau yang subur Penurunan Populasi Gajah Afrika dan Dampaknya terhadap Ekosistem
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Penurunan Populasi Gajah Afrika dan Dampaknya terhadap Ekosistem

Oleh Kresentia Madina
17 September 2025
foto kapal di lautan biru gelap dari atas udara Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan

Oleh Abul Muamar
16 September 2025
Siluet keluarga menyaksikan bencana kebakaran hutan Memahami Polusi Udara sebagai Risiko bagi Kesehatan Manusia dan Bumi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memahami Polusi Udara sebagai Risiko bagi Kesehatan Manusia dan Bumi

Oleh Kresentia Madina
16 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia