Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Mitigasi Tsunami yang Lebih Baik dengan Metode Gabungan

Berbagai penelitian mengeksplorasi kemungkinan dan manfaat dari penggabungan antara metode pengurangan risiko bencana berbasis ekosistem dengan infrastruktur yang dirancang secara khusus untuk mendukung mitigasi tsunami yang lebih baik.
Oleh Kresentia Madina
14 November 2024
air ombak menabrak dinding yang kokoh

Foto: Ben Wicks di Unsplash.

Meskipun tergolong peristiwa yang jarang terjadi, tsunami dapat menimbulkan dampak yang mematikan dan menghancurkan. Oleh karena itu, penanganan bencana ini memerlukan strategi kesiapsiagaan dan infrastruktur yang kuat. Untuk mendukung mitigasi tsunami yang lebih baik, berbagai penelitian telah mengeksplorasi kemungkinan dan manfaat dari penggabungan pengurangan risiko bencana berbasis ekosistem dengan infrastruktur yang dirancang dengan cermat.

Pentingnya Strategi Kesiapsiagaan Bencana

Tsunami umumnya dipicu oleh gempa bumi, letusan gunung berapi, atau tanah longsor di bawah air. Gelombang raksasa yang mematikan ini dapat mencapai ketinggian hingga 30 meter di atas permukaan laut dan menyapu bersih seluruh komunitas pesisir saat mencapai pantai. Antara tahun 1998 dan 2017, tsunami telah menyebabkan lebih dari 250.000 kematian secara global. 

Setelah bencana gempa bumi dan tsunami di Samudera Hindia pada tahun 2004, banyak orang mulai menyadari pentingnya strategi mitigasi yang lebih baik, seperti membangun tembok laut raksasa dan infrastruktur pelindung lainnya di wilayah pesisir untuk meminimalkan dampak tsunami.

Di Jepang, misalnya, pemerintah setempat telah membangun tembok laut raksasa setinggi 12,5 meter yang membentang sekitar 400 km setelah tsunami melanda negara tersebut pada tahun 2011. Pun demikian, masih banyak pihak yang menyatakan kekhawatiran mengenai tingginya biaya konstruksi dan kemungkinan kerusakan lingkungan akibat infrastruktur ini.

Mitigasi Tsunami dengan Metode Gabungan

Selain pembangunan infrastruktur, pengurangan risiko bencana berbasis ekosistem juga dapat menjadi pilihan yang tepat untuk mitigasi tsunami. Hal ini merujuk pada pendekatan yang menggabungkan antara pengelolaan sumber daya alam dengan metode pengurangan risiko bencana untuk menciptakan sistem pencegahan, mitigasi, dan pemulihan bencana yang lebih efektif. 

Dalam kasus tsunami dan bencana pesisir lainnya, pengurangan risiko bencana berbasis ekosistem dapat dilakukan dengan mengintegrasikan ekosistem pesisir, seperti hutan bakau, lahan basah, dan terumbu karang, sebagai bagian dari pengurangan risiko bencana. Selain mengurangi dampak bencana, ekosistem ini juga dapat mendukung penghidupan masyarakat, seperti yang terjadi pada hutan mangrove di Indonesia. Namun, mengingat degradasi ekosistem yang merajalela saat ini, diperlukan waktu yang cukup lama untuk memulihkan ekosistem pesisir yang terdegradasi agar dapat menjalankan fungsi-fungsi yang dimaksud.

Dengan keterbatasan masing-masing pilihan, penelitian telah mengeksplorasi potensi penerapan strategi perlindungan pantai hibrida dengan menggabungkan kedua metode tersebut. Misalnya, sebuah penelitian yang dipimpin oleh para peneliti dari Universitas Göttingen dengan studi kasus di Palu, dan menemukan bahwa menetapkan pengurangan risiko bencana berbasis ekosistem terlebih dahulu sangatlah penting sebelum melanjutkan penerapan struktur yang dirancang secara khusus. Strategi gabungan ini dapat menjadi strategi yang hemat biaya dengan fokus yang terintegrasi pada keanekaragaman hayati dan konservasi ekosistem.

Meningkatnya minat terhadap pengurangan risiko bencana berbasis ekosistem dan metode hibrida menandakan semakin besarnya peluang inovasi dengan manfaat lingkungan, sosial, dan ekonomi yang lebih luas. Untuk memanfaatkan seluruh potensi ini, pemerintah dan masyarakat pesisir harus memiliki informasi yang lebih baik tentang kondisi, tantangan, dan peluang spesifik di wilayah dan populasi mereka.

Mengurangi Risiko Tsunami

Meningkatkan ketahanan menjadi sangat penting seiring perubahan pola cuaca dan bencana yang semakin ekstrem. Untuk bencana berskala besar seperti tsunami, kuncinya terletak pada informasi dan strategi kesiapsiagaan yang lebih baik. Selain infrastruktur pelindung, diperlukan juga tindakan-tindakan nyata untuk memperkuat sistem peringatan dini dan manajemen bencana untuk menjamin keselamatan semua orang. 

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Bagaimana Kota Umeå di Swedia Mengatasi Ketimpangan Gender di Perkotaan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Melihat Pendekatan Terpadu dalam Memperkuat Ketahanan di Afrika Selatan

Continue Reading

Sebelumnya: Mewujudkan Pendidikan Berkualitas yang Merata di Indonesia
Berikutnya: Ancaman Deforestasi di Tengah Ekspansi Industri Biomassa Pelet Kayu

Artikel Terkait

lahan kering dengan sebuah pohon di kejauhan Ekosipasi: Gagasan Emansipasi Ekologi untuk Menyelamatkan Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Ekosipasi: Gagasan Emansipasi Ekologi untuk Menyelamatkan Alam

Oleh Abul Muamar
4 Juli 2025
miniatur bangunan dan cerobong yang mengeluarkan asap GRI Luncurkan Standar Keberlanjutan Baru tentang Perubahan Iklim dan Energi
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GRI Luncurkan Standar Keberlanjutan Baru tentang Perubahan Iklim dan Energi

Oleh Kresentia Madina
4 Juli 2025
sekelompok orang berfoto bersama dengan sebagian berdiri dan sebagian berjongkok. Sammuane Pannu: Jalan Panjang Menyelamatkan Habitat Penyu di Pesisir Pantai Majene
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Sammuane Pannu: Jalan Panjang Menyelamatkan Habitat Penyu di Pesisir Pantai Majene

Oleh Ihsan Tahir
3 Juli 2025
Serpihan arang dan serbuk arang Mengulik Potensi Biochar sebagai Agen Bioremediasi
  • Kabar
  • Unggulan

Mengulik Potensi Biochar sebagai Agen Bioremediasi

Oleh Ayu Nabilah
3 Juli 2025
Mengulik Peluang dan Tantangan Saham Syariah dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Mengulik Peluang dan Tantangan Saham Syariah dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan

Oleh Sri Maulida
2 Juli 2025
bendera tuvalu Australia Sediakan Visa Iklim untuk Warga Negara Tuvalu
  • Kabar
  • Unggulan

Australia Sediakan Visa Iklim untuk Warga Negara Tuvalu

Oleh Kresentia Madina
2 Juli 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.