Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Moana Project: Menggabungkan Pengetahuan Tradisional dan Teknologi untuk Melestarikan Laut

Moana Project di Selandia Baru berupaya melestarikan laut dengan menggabungkan pengetahuan tradisional dan teknologi.
Oleh Dinda Rahmania
23 September 2024
Moana Project

Foto: easegill di Flickr

Laut telah menjadi sumber kehidupan dan mata pencaharian banyak komunitas serta bagian dari akar tradisional banyak kebudayaan di dunia. Hal ini juga berlaku bagi Suku Maori di Selandia Baru. Namun, dampak perubahan iklim kini semakin parah, terutama dirasakan oleh kalangan Masyarakat Adat dan komunitas lokal. Terkait hal ini, Moana Project di Selandia Baru berupaya melindungi laut dengan menggabungkan pengetahuan tradisional dan teknologi.

Sumber Kehidupan di Bumi

Laut merupakan elemen fundamental Bumi yang menciptakan siklus dunia yang kita kenal saat ini. Laut menutupi lebih dari 70% permukaan Bumi dan telah menopang kehidupan selama ratusan ribu tahun. Oleh karena itu, mustahil membayangkan ekosistem dapat berfungsi tanpa laut.

Laut menyediakan lebih dari separuh total oksigen yang kita butuhkan. Tumbuhan dan ganggang yang hidup di laut menghasilkan lebih banyak oksigen daripada gabungan seluruh hutan hujan di darat. Selain itu, laut menyediakan makanan dan menjadi sumber utama protein bagi lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia, dan merupakan sumber mata pencaharian bagi lebih dari tiga miliar orang.  Di tengah perubahan iklim, laut berperan sebagai penahan risiko dengan kemampuannya dalam menyerap karbon dan panas.

Namun seperti sumber daya alam lainnya, laut juga memiliki batasan. Manusia telah mengusik lautan di Bumi dan hanya menyisakan 13% saja yang tidak tersentuh. Penangkapan ikan yang berlebihan telah menyebabkan penurunan populasi beberapa spesies ikan, peningkatan karbon dioksida dari aktivitas manusia telah menyebabkan pengasaman laut dan munculnya zona mati akibat polusi nitrogen.

Moana Project: Menggabungkan Pengetahuan Tradisional dan Teknologi 

Moana Project adalah sebuah inisiatif yang diluncurkan pada tahun 2018 yang bertujuan untuk mendukung ekonomi biru dan menjaga kesehatan laut melalui kemitraan kolaboratif yang menggabungkan pengetahuan tradisional dan teknologi. 

Proyek ini menekankan pertukaran pengetahuan dua arah antara ilmuwan dan komunitas tradisional Iwi melalui dewan perwalian. Komunitas Iwi sendiri memiliki lahan tradisional di sepanjang pantai, dengan budidaya perikanan dan penangkapan ikan sebagai tradisi inti.

Sebagai contoh, komunitas Iwi setempat memberikan informasi kepada para ilmuwan tentang lokasi kerang untuk memantau kesehatan dan populasi spesies tersebut, yang secara tradisional dipanen oleh komunitas Iwi dan penting secara budaya. Penelitian ini memberikan komunitas Iwi wawasan penting mengenai populasi kerang, yang dapat membantu mereka mengadvokasi perlindungan pemerintah yang lebih kuat terhadap tempat tidur kerang yang penting.

Sementara itu, program pemantauan suhu dari Moana Project melibatkan nelayan lokal, ilmuwan warga, kapal penelitian, dan pihak lain untuk menerapkan sistem sensor suhu di laut. Lebih dari 250 kapal mengambil bagian dalam pengumpulan data suhu hampir real-time saat melakukan aktivitas rutin mereka di laut.

Kolaborasi untuk Keberlanjutan

Upaya konservasi memerlukan kolaborasi dan pertukaran pengetahuan dari seluruh pemangku kepentingan. Dalam Moana Project, kombinasi pengetahuan tradisional yang telah dipraktikkan selama ratusan tahun dan teknologi modern memungkinkan Masyarakat Adat dan komunitas lokal membuat keputusan yang lebih baik untuk melindungi diri mereka dan lingkungan.

Di tengah krisis iklim, membuka ruang diskusi dan upaya kolaborasi antara komunitas tradisional dan lembaga modern merupakan langkah awal yang penting. Pendekatan ini dapat menjadi model bagi upaya mitigasi dan konservasi serupa untuk diterapkan di wilayah lain yang memungkinkan untuk melestarikan lingkungan alam dan melindungi kesejahteraan seluruh makhluk hidup.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Dinda Rahmania
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.

  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Mengatasi Heat Stress Okupasional Demi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Polusi Udara dan Risiko Demensia yang Lebih Tinggi
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Standar FINZ: Kerangka Kerja Berbasis Sains untuk Mengakhiri Pembiayaan Bahan Bakar Fosil
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Bagaimana Friendship Bench Menjembatani Kesenjangan Layanan Kesehatan Mental

Continue Reading

Sebelumnya: Mengatasi Eksploitasi Anak di Asia: Wawancara dengan Bushra Zulfiqar dari Terre Des Hommes Netherlands
Berikutnya: Indonesian Water Warriors: Mendorong Peran Pemuda dalam Pelestarian Air

Lihat Konten GNA Lainnya

Beberapa perempuan Mollo sedang menenun Bagaimana Masyarakat Adat Mollo Hadapi Krisis Iklim dan Dampak Pertambangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Wawancara

Bagaimana Masyarakat Adat Mollo Hadapi Krisis Iklim dan Dampak Pertambangan

Oleh Andi Batara
18 September 2025
Seorang penyandang disabilitas di kursi roda sedang memegang bola basket di lapangan. Olahraga Inklusif sebagai Jalan Pemenuhan Hak dan Pemberdayaan Difabel
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Olahraga Inklusif sebagai Jalan Pemenuhan Hak dan Pemberdayaan Difabel

Oleh Attiatul Noor
18 September 2025
alat-alat makeup di dalam wadah Fast-Beauty dan Dampaknya yang Kompleks
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Fast-Beauty dan Dampaknya yang Kompleks

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
17 September 2025
kawanan gajah berjalan melintasi ladang hijau yang subur Penurunan Populasi Gajah Afrika dan Dampaknya terhadap Ekosistem
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Penurunan Populasi Gajah Afrika dan Dampaknya terhadap Ekosistem

Oleh Kresentia Madina
17 September 2025
foto kapal di lautan biru gelap dari atas udara Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan

Oleh Abul Muamar
16 September 2025
Siluet keluarga menyaksikan bencana kebakaran hutan Memahami Polusi Udara sebagai Risiko bagi Kesehatan Manusia dan Bumi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memahami Polusi Udara sebagai Risiko bagi Kesehatan Manusia dan Bumi

Oleh Kresentia Madina
16 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia