Penggemar Promosikan Warisan Budaya Rempah, Luncurkan Spice Hub Indonesia
Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk rempah-rempah. Rempah-rempah bahkan membentuk sejarah negeri ini selama berabad-abad. Sayangnya, kesadaran dan pengakuan akan nilai rempah terhadap potensi strategisnya bagi Indonesia masih tergolong rendah di kalangan pemangku kepentingan dan masyarakat. Kesenjangan ini yang mendorong CinnamonTalk bekerja sama dengan FACT-Indonesia untuk mendirikan Spice Hub Indonesia, diluncurkan pada Mei 2021.
Spice Hub Indonesia adalah wadah daring dan luring yang didedikasikan untuk memungkinkan kolaborasi antar penggemar “enthusiasts” rempah-rempah Indonesia. Organisasi ini menghubungkan para pemangku kepentingan dengan visi untuk mempromosikan rempah-rempah Indonesia ke dunia internasional, meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani rempah-rempah, serta menyelesaikan masalah rantai nilai rempah Indonesia. Aktor relevan meliputi pusat penelitian, universitas, organisasi nirlaba, petani, koperasi, badan pemerintah, dan bisnis.
“Spice Hub Indonesia adalah gerakan ilmiah. Kami pastikan ide dan program kami berbasis sains, bukan sekedar diplomasi,” kata Sidi Rana Menggala dalam wawancara dengan Green Network. Sidi adalah pendiri dan pembawa acara CinnamonTalk, salah satu figur kunci Spice Hub Indonesia. Dia juga seorang Insinyur Biosains di Universitas Ghent di Belgia.
“Melalui Spice Hub Indonesia, kami ingin memberdayakan petani rempah-rempah, sehingga berpotensi berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan di berbagai bidang seperti penanggulangan kemiskinan, pembangunan pedesaan, ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan, pengelolaan hutan, keanekaragaman hayati dan ekosistem, ekonomi hijau, pengembangan kapasitas, sains, dan perdagangan,” Sidi menambahkan.
“Pemberdayaan perempuan juga penting untuk gerakan kami. Banyak petani rempah-rempah adalah perempuan, kami ingin memberdayakan mereka melalui inisiatif ini,” tambah Rina Rachmawati yang juga salah satu figur kunci Spice Hub Indonesia. Rina adalah Peneliti Perlindungan dan Ekologi Tanaman di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.
Spice Hub Indonesia menjalankan misinya dengan cara:
- Mentransformasi rantai nilai.
- Membuat platform satu atap untuk relawan, ilmuwan, dan mitra.
- Membangun platform kolaboratif bagi para pemangku kepentingan untuk memecahkan masalah umum seputar panen rempah-rempah dan tantangan pasca panen dengan lebih efektif.
Kegiatan Spice Hub Indonesia bervariasi mulai dari penelitian, pelatihan, kerjasama dengan produsen, manajemen pertanian, pemasaran dan promosi, hingga pencocokan bisnis rempah-rempah Indonesia. Organisasi ini menyambut baik potensi kolaborasi dari para pemangku kepentingan dengan antusiasme yang sama dalam mempromosikan warisan budaya dan produktivitas rempah-rempah Indonesia.
“Kami bertekad untuk meningkatkan kesadaran publik bahwa rempah-rempah seharusnya jadi nilai inti warisan budaya Indonesia. Nenek moyang bangsa Indonesia telah menggeluti rempah-rempah selama ribuan tahun! Cita-cita ideal ini sudah terlalu lama diremehkan,” kata Sidi dan Rina, menutup sesi wawancara dengan Green Network.
Penerjemah: Agung Taufiqurrakhman
Untuk mempelajari versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris, baca Green Network Asia.
Kami harap konten ini bermanfaat bagi Anda.
Berlangganan Green Network Asia – Indonesia untuk mendapatkan akses tanpa batas ke semua kabar dan cerita yang didesain khusus untuk membawakan wawasan lintas sektor tentang pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan keberlanjutan (sustainability) di Indonesia dan dunia.
Marlis adalah Founder & CEO Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Ilmu Kebijakan Publik dari Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore. Ia seorang peneliti Kebijakan Publik dengan pendekatan interdisipliner dan praktisi Public Affairs dengan fokus terpadu pembangunan berkelanjutan dan keberlanjutan.