Upaya ASDP Turunkan Pencemaran Laut dengan Green Shipping

sebuah kapal feri berlayar di laut dengan kapal-kapal kecil berada di dekat dermaga. | Foto oleh Cybelune di Pixabay.
Setiap hari, ribuan kapal berlalu lalang di lautan, termasuk kapal feri. Kapal-kapal tersebut berlayar untuk berbagai urusan dan kebutuhan manusia, mulai dari pengiriman hingga perjalanan. Sayangnya, kapal-kapal tersebut menimbulkan pencemaran laut yang cukup signifikan akibat penggunaan bahan bakar fosil yang menggerakkannya. Tumpahan minyak dan bahan kimia berkontribusi besar terhadap pencemaran laut dan pemanasan global.
Sebagai dampaknya, habitat dan kehidupan biota laut menjadi terancam. Selain itu, wilayah pesisir pantai dan hutan mangrove pun menjadi rusak. Sebagai langkah untuk memitigasi masalah tersebut, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memperluas penerapan green shipping. Langkah ini merupakan salah satu bentuk komitmen BUMN ini untuk menurunkan pencemaran laut dan emisi karbon dari sektor pelayaran.
Green Shipping dan Komitmen ASDP
Green Shipping merupakan aktivitas pelayaran dan kemaritiman yang menerapkan konsep “hijau” dengan fokus pada pengurangan emisi kapal. Dengan kapal ramah lingkungan, green shipping diharapkan dapat mengurangi pencemaran laut dan mendorong penggunaan energi yang ramah lingkungan.
ASDP memiliki 213 unit kapal dan 36 unit pelabuhan yang melayani 311 lintasan di seluruh Indonesia. Untuk mewujudkan green shipping, ASDP memastikan seluruh armada kapalnya menjalani perawatan rutin secara berkala dan tepat waktu agar emisi gas buangnya tidak melebihi ambang batas.
Pada sisi penggunaan energi, kapal-kapal milik ASDP menggunakan bahan bakar kapal ramah lingkungan, yakni biodiesel dengan campuran minyak nabati sebanyak 30 persen (B30). ASDP juga menjalankan program efisiensi energi melalui penerapan sistem manajemen BBM di seluruh kapal dan aplikasi monitoring konsumsi BBM kapal.
Untuk mendukung itu, ASDP melengkapi seluruh armada kapal dengan Shipboard Oil Pollution Emergency Plan (SOPEP) untuk mengatasi tumpahan minyak, mengontrol dan memonitor kadar minyak pembuangan saat kapal berlayar dengan Oil Water Separator (OWS) dan Oil Discharge Monitor (ODM).
Untuk permasalahan sampah laut, terutama sampah plastik, ASDP menyediakan Reverse Vending Machine (RVM) botol plastik di sejumlah lokasi kantor dan pelabuhan, bekerja sama dengan PlasticPay. Selain RVM, ASDP juga menempatkan dropbox manual di empat titik di wilayah Jabodatabek dan Merak.
“Kita buktikan, ASDP dapat berkontribusi lebih besar dalam menjaga kelestarian lingkungan di sekitar wilayah operasional kami sekaligus bentuk kontribusi perusahaan mendukung target Indonesia mencapai net zero emission/NZE pada 2060 atau dapat lebih cepat,” kata Shelvy Arifin, Corporate Secretary ASDP.
Dukungan Berbagai Pihak
Langkah ASDP dalam mewujudkan green shipping mendapat dukungan dari berbagai pihak, salah satunya dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Sejumlah penelitian yang dilakukan di Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika (PRTH) BRIN dalam mendukung praktik green shipping di Indonesia telah menghasilkan inovasi seperti pelumasan lambung kapal dengan menggunakan gelembung udara (air bubbles hull lubrication).
Pemerintah Indonesia juga mendukung penerapan green shipping dengan mengeluarkan sejumlah regulasi, di antaranya kewajiban penggunaan bahan bakar rendah sulfur, kewajiban penggunaan scrubber untuk kapal sebagai pembersih gas buang, peremajaan kapal mulai dari kapal milik negara, penggunaan alat bantu navigasi yang ramah lingkungan, dan kewajiban melaporkan konsumsi bahan bakar kapal untuk semua kapal berbendera Indonesia.
“Sektor pelayaran internasional menyumbang sekitar 2-3 persen emisi karbon secara global. Untuk itu, semua pelaku industri maritim perlu berperan aktif untuk mengatasi masalah darurat perubahan iklim akibat pemanasan global,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan kami untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Amar adalah Manajer Editorial Indonesia di Green Network. Ia bertanggung jawab sebagai Editor untuk Green Network ID.