Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Upaya Omah Gembira Perjuangkan Masyarakat Inklusif melalui Pemberdayaan Difabel dan Pendidikan Publik

Omah Gembira hadir untuk memperjuangkan kesetaraan hak melalui pemberdayaan difabel dan pendidikan publik di Kota Malang.
Oleh Titis Fitriani
6 Februari 2024
Omah Gembira bersama paguyuban orang tua difabel Ngantang dalam program Edu.Inc.

Foto: Dokumentasi Omah Gembira

Pemenuhan hak dan dukungan bagi difabel dalam berbagai aspek diperlukan dalam mewujudkan masyarakat inklusif. Sayangnya, kepedulian masyarakat terhadap difabel masih rendah, menyebabkan mereka tertinggal dalam pembangunan, termasuk di Kota Malang, Jawa Timur. Menanggapi hal tersebut, Omah Gembira hadir untuk memperjuangkan kesetaraan hak difabel melalui pemberdayaan dan pendidikan publik di Kota Malang.

Kondisi Difabel di Kota Malang

Data BPS menunjukkan angka difabel di Kota Malang pada tahun 2021 sebanyak 2.638 jiwa. Sayangnya, inklusivitas difabel di Kota Malang belum memadai. Penelitian Smeru Institute menyatakan bahwa fasilitas publik di Kota Malang yang menyediakan toilet untuk difabel hanya 17%, tempat publik yang menyediakan guiding block hanya 3%, serta sarana instansi pemerintah 96% tidak aksesibel dan 4% kurang aksesibel.

Di bidang kewirausahaan, sebuah penelitian mengungkap bahwa minat difabel di Kota Malang untuk berwirausaha sebenarnya tinggi, namun terhalang oleh pelatihan keterampilan dari pemerintah dan organisasi swasta yang belum aksesibel untuk difabel. Pelatihan keterampilan wirausaha yang disediakan oleh Pemerintah Kota Malang, misalnya, masih dilakukan di gedung yang belum menyediakan fasilitas dasar bagi difabel, tidak menyediakan pendamping khusus yang memiliki pengalaman mendampingi difabel dalam belajar, serta tidak mendukung mobilitas peserta. 

Yang dilakukan Omah Gembira

Omah Gembira dalam kegiatan Edu.inc, bina latih dan belajar bersama.
Foto: Dokumentasi Omah Gembira

Omah Gembira merupakan komunitas pemerhati penyandang disabilitas Malang Raya. Komunitas ini didirikan pada tahun 2020 dan berada di bawah binaan Pendamping Penyandang Disabilitas Dinas Sosial Kota Malang, dengan 25% struktural pengurusnya adalah difabel yang didominasi oleh difabel tuli. Omah Gembira memfokuskan kegiatannya pada pemenuhan hak aksesibilitas, kesehatan, pendidikan, dan kewirausahaan bagi difabel.

Omah Gembira bekerja menaungi 10 paguyuban yang tersebar di beberapa daerah di Malang Raya. Setiap paguyuban bekerjasama dengan warga setempat untuk melakukan pemberdayaan kepada difabel dan keluarga difabel serta memberikan advokasi kepada masyarakat setempat mengenai isu difabel.

Kegiatan yang dilakukan oleh Omah Gembira di antaranya adalah:

  • Melakukan kegiatan belajar rutin bagi anak-anak difabel, melibatkan relawan dan biasanya dilaksanakan satu minggu sekali.
  • Bekerjasama dengan tenaga kesehatan untuk memberikan fisioterapi bagi difabel yang membutuhkan. Keluarga difabel juga diberikan penyuluhan gratis mengenai bagaimana memberikan perawatan yang tepat bagi difabel.
  • Memberikan akses pelatihan kewirausahaan bagi difabel dan berperan aktif dalam penyediaan Juru Bahasa Isyarat (JBI) sebagai pendamping selama pelatihan.
  • Memberikan advokasi kepada masyarakat melalui kampanye sosial dan berbagai program, seperti konten di media sosial, diskusi, kelas bahasa isyarat, serta menjalin kerja sama dengan berbagai instansi yang sedang mengangkat isu disabilitas.
  • Bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat untuk mendorong kebijakan inklusif dengan memberikan rekomendasi.

Inisiatif dari komunitas akar rumput memang berperan besar dalam menciptakan perubahan-perubahan sosial di masyarakat. Namun, pada akhirnya, mewujudkan masyarakat yang inklusif-difabel tidak dapat mengesampingkan peran dari difabel itu sendiri serta membutuhkan partisipasi dan dukungan yang lebih besar dari seluruh pihak, termasuk dan tidak terbatas pada pemerintah, pelaku usaha, dan organisasi masyarakat sipil.

Editor: Abul Muamar

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Titis Fitriani
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Titis adalah Reporter di Green Network Asia. Ia adalah lulusan program sarjana Ilmu Hukum di Universitas Brawijaya. Ia memiliki passion di bidang penelitian lintas disiplin, penulisan, dan pengembangan komunitas.

  • Titis Fitriani
    https://greennetwork.id/author/titisfitriani/
    Meningkatkan Kualitas Kesehatan Difabel di Lamongan melalui Program TAS MANTRI
  • Titis Fitriani
    https://greennetwork.id/author/titisfitriani/
    PMA Pendidikan ‘Widyalaya’ untuk Tingkatkan Akses dan Inklusivitas Pendidikan
  • Titis Fitriani
    https://greennetwork.id/author/titisfitriani/
    Meningkatkan Kualitas Pendidikan Vokasi melalui Pendanaan
  • Titis Fitriani
    https://greennetwork.id/author/titisfitriani/
    Upaya Sumba Sustainable Solutions Tingkatkan Akses Listrik di Pedalaman Sumba

Continue Reading

Sebelumnya: Ancaman dan Dampak Spesies Asing Invasif terhadap Lingkungan dan Manusia
Berikutnya: Melestarikan Lahan Basah Tropis sebagai Rumah bagi Spesies yang Terancam Punah

Lihat Konten GNA Lainnya

Beberapa perempuan Mollo sedang menenun Bagaimana Masyarakat Adat Mollo Hadapi Krisis Iklim dan Dampak Pertambangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Wawancara

Bagaimana Masyarakat Adat Mollo Hadapi Krisis Iklim dan Dampak Pertambangan

Oleh Andi Batara
18 September 2025
Seorang penyandang disabilitas di kursi roda sedang memegang bola basket di lapangan. Olahraga Inklusif sebagai Jalan Pemenuhan Hak dan Pemberdayaan Difabel
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Olahraga Inklusif sebagai Jalan Pemenuhan Hak dan Pemberdayaan Difabel

Oleh Attiatul Noor
18 September 2025
alat-alat makeup di dalam wadah Fast-Beauty dan Dampaknya yang Kompleks
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Fast-Beauty dan Dampaknya yang Kompleks

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
17 September 2025
kawanan gajah berjalan melintasi ladang hijau yang subur Penurunan Populasi Gajah Afrika dan Dampaknya terhadap Ekosistem
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Penurunan Populasi Gajah Afrika dan Dampaknya terhadap Ekosistem

Oleh Kresentia Madina
17 September 2025
foto kapal di lautan biru gelap dari atas udara Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan

Oleh Abul Muamar
16 September 2025
Siluet keluarga menyaksikan bencana kebakaran hutan Memahami Polusi Udara sebagai Risiko bagi Kesehatan Manusia dan Bumi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memahami Polusi Udara sebagai Risiko bagi Kesehatan Manusia dan Bumi

Oleh Kresentia Madina
16 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia