Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Gerakan Sumsel Mandiri Pangan: Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Pemerintah Provinsi Sumsel mengusung program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) sejak 2021 untuk mengatasi masalah kerawanan pangan dan keterbatasan akses terhadap pangan yang bergizi dan aman. Bagaimana program ini berjalan?
Oleh Armansyah dan Muamar Haqi
15 Juli 2024
Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP)

GSMP Binaan Balitbangda Sumsel dengan KUB Rawa Ijo. | Foto: Dokumentasi Balitbangda Sumatera Selatan.

Sumatera Selatan (Sumsel) merupakan provinsi yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang relatif lengkap. Namun sayangnya, kerawanan pangan dan keterbatasan akses terhadap pangan yang bergizi dan aman masih terjadi di beberapa daerah di provinsi ini. Sebagai upaya untuk mengatasi tantangan ini, Pemerintah Provinsi Sumsel telah mengusung program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) sejak tahun 2021. Program ini sekaligus merupakan bagian dari upaya pemberantasan kemiskinan di provinsi ini dengan mendorong masyarakat untuk menerapkan pertanian perkotaan. 

Kami berkesempatan mengulik program ini melalui penelitian lapangan yang berlangsung pada 13-17 Mei 2024.

Mengenal Program GSMP

GSMP adalah program yang bertujuan untuk mendorong masyarakat agar memiliki kemampuan mewujudkan ketahanan pangan dan gizi keluarga melalui pemanfaatan sumber daya setempat secara berkelanjutan. Program ini mengajak masyarakat menjadi petani pemula dengan menanam sendiri sejumlah komoditas pangan yang menjadi kebutuhan dasar mereka di lahan pekarangan rumah masing-masing. Gerakan ini juga bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin, yang diharapkan dapat membantu menurunkan angka kemiskinan di Sumsel. 

Program ini melibatkan koordinasi lintas sektoral dengan tim GSMP Pemerintah Kabupaten/Kota se-Sumsel, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), organisasi pemuda karang taruna, Dharma Wanita Persatuan (DWP) dan organisasi lainnya. Koordinasi meliputi pemantauan, pengendalian, dan pelaporan, serta membantu mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan. 

GSMP memberikan dukungan kepada kelompok tani yang sudah ada dan membantu dalam pembentukan kelompok tani baru. Penerima manfaat GSMP dalam bentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) dan rumah tangga dengan kriteria yang telah ditentukan akan mendapatkan pemberian stimulus dari dana APBD dan bantuan lainnya yang ikut mendukung GSMP, seperti bantuan dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Penerima manfaat GSMP juga mendapatkan pembinaan, pelatihan, dan pendampingan oleh tim ahli dari peneliti, penyuluh pertanian, dan akademisi. Pendampingan dilakukan sampai saat pasca-panen untuk membantu pemasaran secara lebih efektif dan untuk keberlanjutan usaha.

Salah satu contoh kelompok GSMP yang terbilang berhasil menurut kami adalah KUB Rawa Ijo, yang berada di Kelurahan Srimulya, Kecamatan Sematang Borang, Kota Palembang. Beranggotakan 15 orang, KUB Rawa Ijo melakukan kegiatan budidaya tanaman hortikultura terapung dengan produk pertanian berupa kangkung, caisin, cabai, tomat, pakcoy, bayam dan budidaya ikan dalam kolam bundar. Hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagian dijual dengan penghasilan Rp150-200 ribu per minggu. 

Hingga saat ini, Program GSMP masih dilanjutkan dan dikembangkan dengan program baru berupa GSMP Goes To School and Goes to Office.

Ketidaksesuaian Minat

Namun, dalam praktiknya, tidak semua penerima manfaat GSMP berhasil menjalankan kegiatan pertanian. Salah satu penyuluh di Kelurahan Sialang yang mendampingi 21 Rumah Tangga Miskin (RTM) penerima manfaat GSMP, menyatakan bahwa hanya ada 3 rumah tangga yang bertahan dalam menjalankan kegiatan bertani. Persoalan minat merupakan salah satu kendala utama; dalam hal ini, banyak warga yang kurang atau bahkan tidak berminat untuk bertani.

Aspek minat ini semestinya menjadi pertimbangan dalam mengusung suatu program, termasuk program-program yang menyangkut pangan, agar dapat berjalan efektif dan berkelanjutan, terlebih jika program tersebut dijalankan di wilayah perkotaan. Dalam konteks program GSMP, menurut kami, budaya masyarakat perkotaan yang relatif kurang terbiasa dengan aktivitas bertani membuat program ini menjadi kurang efektif. 

Selain minat, faktor waktu dan pengetahuan juga penting menjadi pertimbangan. Penduduk perkotaan tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus tanaman, sehingga ini menjadi penyebab tanaman mereka tidak terurus dan akhirnya mati. Pengetahuan warga mengenai pertanian perkotaan juga akan sangat menentukan bagaimana perlakuan dan sikap mereka terhadap program semacam ini.

Pertanian Perkotaan dengan Metode yang Tepat Guna

Namun, saat ini, produksi pangan tidak bisa hanya dibebankan pada daerah pedesaan atau pinggiran kota. Wilayah perkotaan pun mesti terlibat dengan mengarusutamakan kegiatan pertanian perkotaan (urban farming). Dalam hal ini, GSMP yang mengedepankan aspek optimalisasi lahan yang terbatas dapat menjadi salah satu alternatif yang penting untuk dikembangkan.

Pada akhirnya, pertanian perkotaan tidak dapat dijalankan dengan suatu metode seragam di setiap daerah, terutama jika dimaksudkan sebagai upaya untuk mengatasi kerawanan pangan dan memberantas kemiskinan. Perlu ada pendekatan menyeluruh, terutama pada aspek sosial-budaya dari daerah sasaran, untuk menciptakan suatu metode yang tepat guna dan memberikan dampak yang signifikan. Hal ini dapat dilakukan dengan metode pertanian yang tidak hanya terbatas pada cara-cara konvensional, tetapi juga dengan cara yang lebih modern seperti hidroponik, rumah kaca, bioflok, akuaponik, kebun vertikal, dan lain sebagainya.

Menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kondisi lokal, termasuk mempertimbangkan budaya dan preferensi masyarakat perkotaan serta kondisi geografis dan kondisi kesehatan lingkungan, merupakan hal krusial dalam memastikan keberhasilan program pertanian perkotaan seperti GSMP. Dengan memahami dan mengintegrasikan nilai-nilai lokal dan mengadopsi teknologi yang sesuai, program semacam ini dapat menjadi solusi yang efektif dan berkelanjutan dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. 

Editor: Abul Muamar


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Armansyah
+ posts Bio

Armansyah adalah peneliti di Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ia adalah alumnus Program Doktor Kependudukan Universitas Gadjah Mada dan banyak melakukan penelitian terkait urban farming.

    This author does not have any more posts.
Muamar Haqi
Website |  + posts Bio

Muamar adalah Peneliti di Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ia adalah alumnus Magister Ilmu Hukum di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Ia terlibat dalam riset Peningkatan Peran Urban Farming Melalui Integrasi dan Tata Kelola Urban Farming for Urbanization untuk Ketahanan Pangan Rumah Tangga Migran Perkotaan, kerja sama BRIN dengan LPDP.

  • Muamar Haqi
    https://greennetwork.id/author/muamarhaqi/
    Buruan SAE: Inovasi Urban Farming di Bandung Dukung Kemandirian Pangan Kota

Continue Reading

Sebelumnya: Laporan SDGs 2024: Agenda 2030 Terancam Gagal Tercapai
Berikutnya: Merawat Toleransi melalui Literasi Keagamaan Lintas Budaya

Artikel Terkait

Mengulik Peluang dan Tantangan Saham Syariah dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
  • Opini
  • Unggulan

Mengulik Peluang dan Tantangan Saham Syariah dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan

Oleh Sri Maulida
2 Juli 2025
seorang nelayan berdiri di kapal kecil di tengah perairan Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE

Oleh Abul Muamar
1 Juli 2025
tembok memanjang di hadapan air laut dengan burung-burung bertengger di atasnya Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Ambisi Pembangunan Giant Sea Wall di Pantura dan Dampak Yang Harus Diantisipasi

Oleh Seftyana Khairunisa
30 Juni 2025
kaca yang retak Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Femisida yang Terus Berulang: Alarm tentang Kekerasan terhadap Perempuan

Oleh Abul Muamar
27 Juni 2025
kumbang kepik menempel di dedaunan Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan
  • Kabar
  • Unggulan

Penurunan Jumlah Serangga yang Kian Mengkhawatirkan

Oleh Kresentia Madina
27 Juni 2025
lahan sawah dengan pepohonan kelapa di belakang Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Sekolah Lapang Iklim Bantu Petani Hadapi Dampak Perubahan Iklim

Oleh Abul Muamar
26 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.