Pendekatan Genomik terhadap Tanaman Herbal untuk Pengembangan Farmasi Berbasis Alam
Indonesia, dengan keanekaragaman hayati yang kaya, merupakan rumah bagi lebih dari 30.000 spesies tumbuhan, dan sekitar 1.000 di antaranya digunakan secara tradisional untuk tujuan pengobatan. Namun, potensi tanaman-tanaman ini sebagian besar masih belum dimanfaatkan meskipun pengobatan tradisional telah ada sejak lama. Terkait hal ini, penelitian genomik memberikan wawasan tentang biosintesis senyawa terapeutik dalam tanaman herbal Indonesia dan membuka jalur baru bagi pengembangan farmasi berbasis alam dan obat-obatan modern.
Peran Genomik dalam Mengeksplorasi Potensi Tanaman Herbal Indonesia
Indonesia menempati peringkat ketiga secara global dalam hal keanekaragaman hayati. Di antara ribuan spesies tumbuhan yang telah diketahui, sekitar 9.600 di antaranya diperkirakan memiliki khasiat sebagai obat, namun hanya sebagian kecil yang telah dipelajari secara ekstensif. Saat ini, masih banyak hal yang perlu dieksplorasi tentang herbal Indonesia dalam penelitian ilmiah.
Sebagai contoh, tanaman-tanaman seperti temulawak (Java ginger), daun sirih, dan sambiloto (Andrographis) telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional dan dikenal karena senyawa aktifnya yang memberikan manfaat antioksidan, antikanker, dan antiinflamasi. Dengan pendekatan genomik, para ilmuwan dapat menggambarkan jalur biosintesis kompleks senyawa-senyawa ini dan mengidentifikasi gen yang dapat memproduksi metabolit sekunder dengan efek terapeutik.
Dengan memanfaatkan teknologi Next Generation Sequencing (NGS), para peneliti dapat memetakan genom lengkap dari tanaman-tanaman obat untuk mendapatkan wawasan tentang mekanisme molekuler yang terlibat dalam produksi senyawa aktif. Contohnya, dengan menentukan gen yang mengatur produksi kurkuminoid pada temulawak, para ilmuwan dapat merekayasa gen ini untuk meningkatkan efisiensi produksi senyawa tersebut. Selain itu, data menunjukkan bahwa metabolit sekunder dari tanaman obat, seperti flavonoid, alkaloid, dan terpenoid, berkontribusi signifikan terhadap kemanjuran farmakologisnya.
Ringkasnya, genomik – studi tentang genom – dan teknologi genomik menyediakan perangkat penting untuk memahami tanaman obat dan menciptakan peluang untuk mengembangkan lebih jauh bahan-bahan farmasi berbasis alam.
Peluang dan Tantangan
Pemahaman menyeluruh tentang mekanisme biosintesis menyediakan jalur baru bagi industri farmasi untuk mengembangkan obat-obatan berbasis alam dengan lebih efisien. Pendekatan ini juga dapat mengurangi ketergantungan pada ekstraksi tanaman secara langsung, yang dapat menimbulkan ancaman terhadap konservasi tanaman jika dilakukan dengan tidak berkelanjutan.
Apalagi, apotek berbasis alam kini merupakan pasar yang sedang berkembang. Menurut laporan, pasar global obat-obatan berbahan alam diproyeksikan melebihi 233,08 miliar dolar AS pada tahun 2024, dengan permintaan produk alami yang terus meningkat. Dengan kekayaan keanekaragaman hayati, Indonesia berpotensi menjadi pemasok utama bahan baku industri farmasi baik di pasar domestik maupun internasional. Lewat penelitian genomik yang mendalam dan berkolaborasi dengan perusahaan farmasi, Indonesia dapat mengembangkan obat-obatan inovatif yang berdaya saing dalam skala global.
Namun, sejauh ini, penelitian genomik tanaman obat masih menghadapi hambatan, terutama karena Indonesia menghadapi tantangan terkait konservasi dan keberlanjutan sumber daya alam.
Ekstraksi skala besar tanpa pengawasan yang tepat dapat membahayakan populasi tanaman liar. Oleh karena itu, penelitian genomik harus dibarengi dengan strategi konservasi, seperti pengembangan kultur jaringan dalam budidaya dan produksi massal tanaman obat.
Selain itu, kolaborasi yang kuat dengan masyarakat adat dan komunitas lokal yang selama ini telah menggunakan tanaman-tanaman tersebut sebagai obat juga sangat penting. Keterlibatan aktif masyarakat adat dan komunitas lokal dapat membantu memastikan bahwa manfaat penelitian ini juga akan menjangkau orang-orang yang memiliki hubungan dan pengetahuan tradisional yang berharga mengenai tanaman-tanaman obat tersebut.
Arah Baru Indonesia dalam Farmasi Berbasis Alam
Penelitian genomik terhadap tanaman herbal dan obat-obatan membuka jalan bagi kemajuan dalam bidang farmasi berbasis alam. Pemahaman yang lebih mendalam tentang mekanisme biosintesis senyawa terapeutik dapat membantu pengembangan obat-obatan yang lebih aman, efektif, dan berkelanjutan.
Sebagai negara dengan keanekaragaman hayati yang kaya, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam bidang ini, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap dunia melalui obat-obatan baru yang terinspirasi dari alam. Hal ini semakin penting di tengah krisis iklim yang menambah tekanan terhadap sistem kesehatan global. Sehingga, terobosan yang mampu mengatasi isu kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sekaligus dampak lingkungan kini menjadi semakin penting. Dengan dukungan pemerintah, komunitas ilmiah, industri farmasi, dan komunitas lokal, Indonesia dapat memanfaatkan keanekaragaman hayatinya yang kaya untuk menciptakan solusi kesehatan yang berkelanjutan untuk semua orang sekaligus mendorong pelestarian sumber daya alam untuk generasi mendatang.
Editor: Nazalea Kusuma
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia
Publikasikan thought leadership dan wawasan Anda bersama Green Network Asia, pelajari Panduan Artikel Opini kami
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.