Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Jamesta Istimewa: Upaya Pembuktian Ilmiah atas Penerapan Jamesta

Jamesta dapat menjadi salah satu solusi pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Jamesta Istimewa berupaya untuk memberikan pembuktian empiris dan ilmiah atas penerapan pemberian Jamesta pada skala lokal di Indonesia.
Oleh Fahmi Sirma Pelu
26 Mei 2023
Tiga orang petani sedang menanam padi.

Foto: Redicul Pict di Unsplash.

Kesejahteraan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Kesejahteraan memungkinkan kita untuk menjalani hidup dengan lebih sehat, bermartabat, setara, dan merdeka. Namun, di berbagai belahan dunia, banyak orang hidup dalam kemiskinan dan jauh dari jangkauan kesejahteraan. Akibatnya, mereka lebih rentan terhadap berbagai masalah, termasuk yang berkaitan dengan hak-hak dasar mereka sebagai manusia, seperti kesehatan, mata pencaharian, dan pendidikan. Karenanya, memastikan setiap orang memperoleh Universal Basic Income (UBI) atau Jaminan Pendapatan Dasar Semesta (Jamesta), dinilai krusial sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan bagi semua orang.

Di Yogyakarta, sebuah proyek eksperimen penerapan Jamesta bernama Jamesta Istimewa berupaya untuk memberikan pembuktian empiris dan ilmiah atas penerapan pemberian Jamesta pada skala lokal di Indonesia.

Urgensi dan Kendala Realisasi Jamesta

Jamesta Istimewa adalah sebuah inisiatif percobaan penerapan Jamesta di Yogyakarta yang dikelola secara swadaya dan independen oleh komunitas lokal dan peneliti. Proyek ini dimulai dengan perencanaan eksperimen yang meliputi tiga tahap, yakni penggalangan dana secara swadaya sebesar Rp30 juta, pendaftaran calon penerima, dan penyusunan instrumen penelitian. Proyek ini berfokus pada pemberian dana tunai sebesar Rp500 ribu kepada 25 orang dari berbagai latar belakang di Yogyakarta selama enam bulan (November 2021-April 2022). Proyek ini menggunakan skema crowdfunding yang berasal dari publik dan yayasan, salah satunya Ahmad Zaky Foundation. Penelitian dilakukan setelah tahap pengundian penerima dan distribusi Jamesta selesai.  

Jamesta telah menjadi topik yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Konsep ini menawarkan pembayaran uang tunai reguler secara periodik kepada setiap individu, tanpa memandang status ekonomi, pekerjaan, atau kondisi sosial mereka. Jamesta dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dengan memberikan pendapatan minimum kepada semua orang. Dengan memberi kesempatan bagi semua orang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, rumah, dan pendidikan, Jamesta dapat membantu mengurangi kemiskinan ekstrem dan ketimpangan ekonomi. 

Secara global, realisasi Jamesta menghadapi berbagai tantangan serius. Perubahan iklim, degradasi lingkungan, wabah penyakit, hingga perkembangan teknologi mengancam realisasi Jamesta. Selain itu, Jamesta dinilai perlu banyak pembuktian empiris untuk mengetahui manfaatnya. Hal ini didasarkan pada latar belakang sosial, ekonomi, dan politik yang berbeda di berbagai tempat. Hal ini disampaikan oleh Sarath Davala, Chair Basic Income Earth Network (BIEN). 

“Pembuktian empiris dapat menjawab asumsi orang bahwa Jamesta akan mendorong penurunan produktivitas kerja masyarakat. Terlebih lagi, ini dapat memberikan kejelasan atas visibilitas program Jamesta untuk diterapkan,” kata Davala dalam seminar publik Yogyakarta’s Basic Income Pilot (YBIP): Lesson Learned & Future Directions di Yogyakarta, 7 Mei 2023.

Jamesta Istimewa

Dalam program Jamesta Istimewa, pemanfaatan dana tunai oleh para penerima relatif beragam. Dalam paparan hasil riset, ditemukan bahwa dana tunai yang diberikan dimanfaatkan oleh penerima untuk kebutuhan yang tidak hanya berputar di kebutuhan mendasar (primer). Soewasono, seorang guru les musik yang menjadi salah satu penerima, misalnya, memanfaatkan dana tunai yang ia terima untuk membeli alat penunjang kelasnya yang harus dilakukan secara daring di tengah kecamuk pandemi COVID-19. Begitu juga dengan Vindya, seorang mahasiswi yang merupakan penerima lainnya, memanfaatkan dana tunai tersebut untuk keperluan penunjang kuliah, hobi, dan untuk membeli makanan kucing piaraannya. 

“Jamesta dapat membuka peluang dan pilihan yang lebih luas kepada banyak orang untuk menentukan apa yang dinilainya bermanfaat,” kata Yanu Endar Prasetyo, Koordinator Riset Jamesta Istimewa. 

Jamesta dapat menjadi satu solusi menuju kesejahteraan bagi semua. Dibarengi dengan pembuktian empiris dan saintifik, Jamesta perlu didorong menjadi sebuah panggilan formal-prosedural sehingga masyarakat sipil bersama pemerintah dapat perlahan merencanakan dan merealisasikan Jamesta di seluruh wilayah Indonesia.

Mendefinisikan Ulang Kebutuhan Dasar Manusia

Sandang, pangan, dan papan memang merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, namun kebutuhan dasar manusia tidak hanya sebatas itu. Sarath Davala menyebutkan bahwa kebutuhan dasar manusia yang lebih hakiki adalah dignity (martabat), equality (kesetaraan), dan freedom (kebebasan). Oleh karenanya, kebijakan atau program sosial dalam bentuk apapun mesti didasarkan atas penghormatan terhadap martabat manusia, serta menjunjung kesetaraan dan kebebasan, bukan sebatas pada makanan, pakaian, dan tempat tinggal saja.

Hasil riset dari eksperimen Jamesta Istimewa menunjukkan bahwa pemanfaatan dana Jamesta yang beragam, mengarah pada kesimpulan bahwa Jamesta tidak digunakan untuk keperluan seperti yang diasumsikan pada pertanyaan penelitian seperti penurunan kultur kerja produktif masyarakat. Riset tersebut merekomendasikan bahwa pilot project serupa perlu dilakukan lagi di tempat-tempat lain dengan pemutakhiran konsep dan eksekusi dari data pilot sebelumnya.

Editor: Abul Muamar


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Fahmi Sirma Pelu
+ postsBio

Fahmi adalah Reporter & Peneliti In-House untuk Green Network Asia - Indonesia.

  • Fahmi Sirma Pelu
    https://greennetwork.id/author/fahmisirmapelu/
    Pentingnya Manajemen Risiko atas Dampak Ikan Asing Invasif
  • Fahmi Sirma Pelu
    https://greennetwork.id/author/fahmisirmapelu/
    Meningkatkan Implementasi Pariwisata Berkelanjutan dalam Pengembangan Desa Wisata
  • Fahmi Sirma Pelu
    https://greennetwork.id/author/fahmisirmapelu/
    Kepul: Dukung Ekonomi Sirkular dengan Jual Beli Sampah
  • Fahmi Sirma Pelu
    https://greennetwork.id/author/fahmisirmapelu/
    Peluncuran SATRIA-1: Upaya Pemerataan Konektivitas Digital di Indonesia

Continue Reading

Sebelumnya: Kamboja Jalin Kemitraan dengan PAGE untuk Dukung Transisi Ekonomi Hijau
Berikutnya: Upaya Bangladesh Atasi Kesenjangan Kesehatan Mental

Artikel Terkait

seekor orangutan duduk di ranting pohon di hutan GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

GEF Danai Dua Proyek Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Oleh Abul Muamar
20 Juni 2025
mesin tik dengan kertas bertuliskan “artificial intelligence” Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab
  • Kabar
  • Unggulan

Pentingnya Regulasi AI untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab

Oleh Ayu Nabilah
20 Juni 2025
Pulau-pulau kecil di tengah laut Raja Ampat Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam
  • Kabar
  • Unggulan

Tambang Nikel Raja Ampat dan Dampak Eksploitasi Sumber Daya Alam

Oleh Andi Batara
19 Juni 2025
bunga matahari yang layu Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemantauan Kekeringan Komprehensif dan Partisipatif untuk Tingkatkan Mitigasi Bencana

Oleh Kresentia Madina
19 Juni 2025
tulisan esg di atas peta negara ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?
  • Opini
  • Unggulan

ESG Saja Tidak Cukup: Mengapa Dunia Butuh CSV dan SDGs?

Oleh Setyo Budiantoro
18 Juni 2025
beberapa megafon terpasang pada pilar Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Peran Komunikasi Risiko untuk Kesiapsiagaan Bencana yang Lebih Baik

Oleh Kresentia Madina
18 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.