Skip to content
  • Tentang
  • Advisory & Consulting
  • Kemitraan Iklan
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Pendidikan Inklusif untuk Anak Difabel di Negara-Negara ASEAN

Penutupan sekolah akibat Pandemi COVID-19 telah menambah hambatan bagi anak-anak difabel untuk mengakses pendidikan berkualitas. Oleh karena itu, sangat penting untuk menerapkan kebijakan pendidikan yang inklusif di seluruh negara untuk menekan angka putus sekolah setelah sekolah dibuka kembali sepenuhnya.
Oleh Kresentia Madina
17 November 2022
seorang anak sedang menulis sesuatu di atas kertas merah, di atas meja yang penuh dengan kertas warna-warni dan alat tulis.

Foto oleh Sigmund di Unsplash.

Pendidikan merupakan salah satu aspek mendasar dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Setiap anak berhak mendapatkan kesempatan yang adil untuk belajar, termasuk anak-anak difabel. Ketika sekolah perlahan dibuka kembali setelah pandemi COVID-19, sebuah laporan yang diterbitkan oleh Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) menunjukkan bagaimana negara-negara ASEAN dapat membangun pendidikan yang inklusif bagi siswa difabel.

Yang dimaksud dengan inklusif

Siswa difabel telah menghadapi hambatan untuk mengakses pendidikan yang berkualitas. Menurut UNICEF, dari 240 juta anak difabel di seluruh dunia, 49% lebih mungkin tidak pernah mengenyam pendidikan di sekolah. Penutupan sekolah karena Pandemi COVID-19 menambah hambatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menerapkan kebijakan pendidikan yang inklusif di seluruh negara untuk menekan angka putus sekolah setelah sekolah dibuka kembali sepenuhnya.

Laporan berjudul “Pendidikan Inklusif di ASEAN: Menumbuhkan Rasa Memiliki bagi Siswa Difabel” tersebut mengkaji perkembangan negara-negara ASEAN dalam menyediakan pendidikan inklusif bagi siswa difabel. Pendidikan inklusif adalah lingkungan belajar di mana siswa dapat mengakses pembelajaran berkualitas yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar individu. Dengan sistem ini, siswa dapat memperoleh keterampilan yang berharga dan rasa memiliki dalam lingkungan belajar.

Tantangan & Kesempatan

Sementara sebagian besar negara menunjukkan kemajuan dan aspirasi untuk menciptakan pendidikan inklusif, tantangan itu tetap ada. Laporan tersebut mencatat beberapa tantangan yang dihadapi oleh negara-negara ASEAN:

  • Mendefinisikan disabilitas. Saat difabel fisik yang nyata lebih mudah didiagnosis dan diobati, tantangannya lebih terletak pada pemenuhan kebutuhan anak-anak difabel intelektual. Dalam hal ini, mereka cenderung dikucilkan dari sistem pendidikan, terutama jika tingkat disabilitasnya ringan dan disalahartikan sebagai ‘malas’.
  • Familiaritas dengan prinsip-prinsip inklusi. Beberapa guru, orang tua, dan pembuat kebijakan sudah menyadari pentingnya pendidikan inklusif. Namun, mereka mungkin tidak sepenuhnya akrab dengan pembelajaran neurodiverse dan prinsip-prinsip inklusi, termasuk bagaimana menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan siswa. Penting juga bagi para pemimpin nasional untuk menggunakan bahasa inklusif secara publik dan mengadvokasi inklusi sosial, politik, dan ekonomi bagi siswa penyandang disabilitas.
  • Pendekatan yang berpusat pada siswa versus yang berpusat pada guru. Memusatkan pembelajaran pada kebutuhan siswa dapat meningkatkan keterlibatan siswa, mendukung Desain Universal untuk Pembelajaran/Universal Design for Learning (UDL), dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sosial siswa.

Kerangka Tindakan

Menciptakan sistem pendidikan inklusif adalah komitmen jangka panjang, nasional, atau regional. Menjunjung tinggi hak-hak siswa difabel sangat penting untuk mencegah mereka menghadapi diskriminasi. Laporan ini menawarkan kerangka tindakan bagi para pemangku kepentingan kunci:

  • Sekolah – Integral dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan ramah bagi siswa difabel, sekolah harus mengurangi ekspektasi akademik pascapandemi, mendorong pemantauan evaluasi melalui survei online, beralih ke pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan melibatkan orang tua siswa difabel dalam menyusun rencana pembelajaran.
  • Kementerian – Pemerintah pertama-tama harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan kelompok difabel. Selanjutnya, mereka harus meninjau kebijakan saat ini dan menetapkan pedoman dan kebijakan yang lebih inklusif, memberikan pelatihan bagi guru, mengalokasikan dana, dan mengadvokasi kesejahteraan siswa difabel dalam program budaya.
  • Negara Anggota ASEAN – Pemerintah negara-negara harus meninjau kembali komitmen nasional untuk pendidikan inklusif, memantau implementasi program dan tujuan pendidikan inklusif, dan mengampanyekan kesadaran akan disabilitas. Negara-negara anggota ASEAN juga harus berkolaborasi dalam pemulihan pasca-COVID-19 dengan mengenalkan pembelajaran kolaborasi antar negara dan berbagi praktik yang baik.

Baca laporan lengkapnya di sini.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    ASEAN dan Inggris Luncurkan Kemitraan untuk Ketahanan Kesehatan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    GRI Luncurkan Standar Keberlanjutan Baru tentang Perubahan Iklim dan Energi
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Australia Sediakan Visa Iklim untuk Warga Negara Tuvalu

Continue Reading

Sebelumnya: Indonesia dan Singapura Kerja Sama Turunkan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
Berikutnya: Mendukung Siswa Multibahasa dengan Pendidikan Multibahasa

Artikel Terkait

gedung tinggi dengan pepohonan dan rumput hijau di sekelilingnya Jerman Danai Proyek SETI untuk Dekarbonisasi Sektor Bangunan dan Industri di Indonesia
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Jerman Danai Proyek SETI untuk Dekarbonisasi Sektor Bangunan dan Industri di Indonesia

Oleh Abul Muamar
18 Juli 2025
sebuah tangan dengan latar gelap Memutus Lingkaran Setan Kekerasan dalam Pendidikan Dokter Spesialis
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Memutus Lingkaran Setan Kekerasan dalam Pendidikan Dokter Spesialis

Oleh Abul Muamar
17 Juli 2025
sekelompok anak-anak dengan peralatan belajar di atas perahu Menengok Sekolah Terapung Bertenaga Surya di Bangladesh, Inisiatif Berbasis Komunitas di Tengah Krisis Iklim
  • Kabar
  • Unggulan

Menengok Sekolah Terapung Bertenaga Surya di Bangladesh, Inisiatif Berbasis Komunitas di Tengah Krisis Iklim

Oleh Attiatul Noor
17 Juli 2025
Lima kincir angin yang berjejer di tengah bukit Peluang dan Tantangan Industri Manufaktur Energi Terbarukan di Indonesia
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Peluang dan Tantangan Industri Manufaktur Energi Terbarukan di Indonesia

Oleh Andi Batara
16 Juli 2025
piring berwarna merah dengan garpu dan pisau UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

UKRI Danai Enam Proyek untuk Atasi Kerawanan Pangan di Inggris Raya

Oleh Kresentia Madina
16 Juli 2025
foto udara kawasan dengan lahan yang ditambang, dengan beberapa truk Pelanggaran HAM dan Dampak Lingkungan Tambang Nikel di Pulau Kabaena
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Pelanggaran HAM dan Dampak Lingkungan Tambang Nikel di Pulau Kabaena

Oleh Seftyana Khairunisa
15 Juli 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.