Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Konten Sponsor
  • Dukung Misi Kami
  • Panduan Menulis Siaran Pers
  • Panduan Menulis Opini
  • Asia
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Dunia
  • Muda
  • SDGs
  • Topik
  • #LetterfromtheFounder
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Anak-anak Bangkit dari Pandemi: Menangani Hal-hal yang Terabaikan dalam Pembukaan Sekolah Kembali

Pandemi COVID-19 merupakan trauma yang melanda seluruh dunia dan mempengaruhi setiap bagian dalam kehidupan kita. Dampak psikologis yang ditimbulkannya pada anak-anak akan menetap lebih lama dibandingkan ancaman kesehatan fisik yang sebenarnya.
Oleh Nazalea Kusuma
19 November 2021

Foto: UNICEF Ethiopia

Pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak dalam perkembangan anak-anak dan remaja. Namun sayangnya, kebutuhan ini telah terganggu oleh adanya pandemi COVID-19 dalam jangka yang cukup panjang. Di berbagai belahan dunia, pembukaan sekolah kembali mulai dilakukan. Koridor dan ruang kelas yang tadinya kosong, akan kembali dipenuhi tawa riang dari para siswa.

Setelah dua tahun (dan masih berlangsung), dampak pandemi COVID-19 terhadap pendidikan sangat nyata. Masa pandemi ini juga telah menonjolkan kesalahan-kesalahan dalam sistem kita, terutama bagi para kelompok rentan. Banyak anak-anak yang terpaksa putus sekolah. Alasannya bermacam-macam, seperti dinikahkan, bekerja membantu keluarga, kurangnya akses terhadap sekolah daring, hingga meningkatnya tugas-tugas dan kewajiban di rumah.

Apa yang kita tunggu?

Carla Constanza, seorang perawat di Medford Public Schools, melakukan tes swab COVID-19 pada murid kelas 5, Zachary Maynard di McGlynn Middle School di Medford, Massachusetts, Amerika Serikat, pada 15 Maret 2021. | Foto: Nathan Klima untuk Education Week

Reaksi dari para orang tua tentu sangat beragam. Sebagian di antara mereka tak sabar ingin segera kembali ke ‘kehidupan normal’ dan membiarkan anak-anaknya kembali ke sekolah, sementara yang lainnya masih gelisah. Dengan memperhatikan jumlah orang-orang dan aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran tatap muka, banyak orang tua yang masih khawatir dengan kesehatan dan keselamatan sekolah anak-anak mereka.

UNESCO telah menerbitkan sebuah panduan, serangkaian protokol kesehatan, keselamatan, dan pemulihan untuk pembukaan sekolah kembali. Sejumlah negara dan wilayah memiliki pedoman, kebijakan, dan rekomendasi masing-masing tentang mengembalikan kegiatan pembelajaran secara tatap muka. Sekolah-sekolah menyambut murid-murid mereka di tengah pandemi COVID-19 dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan dan keselamatan.

Bagaimana dengan para murid?

Ada satu isu yang masih cenderung diabaikan: kesejahteraan mental murid itu sendiri. Sekolah adalah bagian penting dari sistem pendidikan, tidak hanya karena pembelajarannya yang terstruktur dan fasilitas yang diberikan, tetapi juga sebagai tempat anak-anak membangun hubungan sosial.

Beberapa murid mengaku tidak ingin kembali ke sekolah. Bahkan murid-murid yang dulunya bersemangat pergi ke sekolah, kini bisa saja enggan. Para orang tua bahkan lebih kesulitan dalam membujuk anak-anaknya untuk bangun, berpakaian, dan berangkat sekolah.

Sebagian murid di Amerika Serikat menyebutkan tekanan sosial dan perundungan sebagai alasan keengganan mereka untuk kembali ke proses pembelajaran tatap muka, sebagaimana dilaporkan oleh CNN. Semua ini tentunya bukan kabar yang mengejutkan.

Depresi dan gangguan kecemasan pada generasi muda meningkat dua kali lipat selama pandemi, berdasar meta-analisis studi global ini. Pandemi COVID-19 merupakan trauma yang melanda seluruh dunia dan mempengaruhi setiap bagian dalam kehidupan kita. Dampak psikologis yang ditimbulkannya pada anak-anak akan menetap lebih lama dibandingkan ancaman kesehatan fisik yang sebenarnya.

Kondisi ini merupakan permasalahan global dan sistemik yang tak hanya terjadi pada satu sekolah atau satu negara saja.

Apa yang harus dilakukan oleh pihak sekolah?

Foto: www.vperemen.com

Setelah berbulan-bulan tinggal dan terisolasi di rumah, tiba-tiba saja anak-anak harus pergi ke sekolah secara fisik, bertemu dengan guru dan teman-temannya, menghadapi tekanan dan permasalahan dari situasi sosial yang harus mereka datangi, sambil tetap menjaga jarak demi kesehatan dan keselamatan mereka. Tak satupun dari hal ini mudah dilakukan.

Tidak adil rasanya jika pihak sekolah berharap anak-anak dapat bangkit kembali dari proses pembelajaran daring ke tatap muka secara instan. Pihak sekolah musti mempersiapkan masa penyesuaian, yang hampir bisa dipastikan bukan merupakan transisi pembukaan sekolah kembali yang cepat dan mudah. Selain itu, pihak sekolah juga harus menciptakan sebuah sistem untuk membimbing para siswa kembali berdikari.

Anak-anak adalah kelompok yang tangguh, namun kewajiban para orang dewasa adalah memandu mereka. Saat ini, pihak sekolah harus bisa menyediakan layanan konseling yang aktif, berdaya, dan efisien. Bimbingan konseling sekolah masih sangat sedikit atau bahkan tidak tersedia di sekolah-sekolah negara berkembang, terutama bagi anak-anak kelompok terpinggirkan di wilayah miskin.

Bagaimana cara melakukannya?

  • Harus ada sebuah program yang khusus meninjau kesejahteraan mental para murid.
  • Program ini harus berkesinambungan dengan sistem pembelajaran, paling tidak selama masa transisi pembukaan sekolah kembali.
  • Program ini harus menyediakan bimbingan bagi pelajar dan pengajar tentang bagaimana mengatasi perubahan yang terjadi dan bagaimana menghadapi situasi normal baru.
  • Jika dibutuhkan, pihak sekolah harus meminta bantuan dari tenaga kesehatan mental profesional untuk menciptakan sistem bimbingan ini dan menerapkannya.

Kesehatan mental selalu tak terpisahkan dari pendidikan untuk anak-anak, dan hal itu paling terlihat selama pandemi COVID-19. Kondisi ini belum pernah terjadi sebelumnya. Kebingungan para anggota dewan sekolah, guru, dan orang tua sangat bisa dipahami. Namun, kita tetap harus berusaha dan memberikan yang terbaik bagi anak-anak.

Editor: Marlis Afridah

Penerjemah: Inez Kriya

Untuk membaca versi asli tulisan ini dalam bahasa Inggris, klik di sini.

Terima kasih telah membaca!
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan kami untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Daftar Sekarang

Nazalea Kusuma
Editor at Green Network | Website | + posts

Naz adalah Manajer Editorial Asia di Green Network. Ia bertanggung jawab sebagai Editor untuk Green Network Asia dan Reviewer untuk Green Network ID.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Tiga Tips Memberi Kado yang Lebih Berkelanjutan
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pendidikan Keberlanjutan di Sekolah dan Harapan untuk Perubahan
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Menyeimbangkan Pemenuhan HAM dan Aksi Iklim
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Pemijahan Karang di Pulau Fitzroy: Harapan bagi Great Barrier Reef

Continue Reading

Sebelumnya: People’s Summit, Desakan untuk Mewujudkan Keadilan Iklim
Berikutnya: Bumi Langit Institute: Bersahabat dengan Alam

Artikel Terkait

lima perempuan mengenakan pakaian adat suku baduy berjalan beriringan. 5 Langkah untuk Mengembangkan Desa Wisata yang Lebih Berkelanjutan
  • Kabar
  • Unggulan

5 Langkah untuk Mengembangkan Desa Wisata yang Lebih Berkelanjutan

Oleh Abul Muamar
30 Desember 2022
seorang perempuan berkaca mata dengan kamera yang menggantung di badannya duduk di atas sampah sambil merentangkan tangan. 8 Tips Liburan Ramah Lingkungan untuk Mendukung Pariwisata Berkelanjutan
  • Kabar
  • Unggulan

8 Tips Liburan Ramah Lingkungan untuk Mendukung Pariwisata Berkelanjutan

Oleh Abul Muamar
29 Desember 2022
empat perempuan saling menyatukan tangan membentuk tanda cinta di tengah hamparan sawah. Tiga Inisiatif Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan di Akar Rumput
  • Kabar
  • Unggulan

Tiga Inisiatif Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan di Akar Rumput

Oleh Abul Muamar
28 Desember 2022
sampah plastik yang terdiri dari tutup botol, sikat gigi bekas, korek api, dan lainnya disusun berdasarkan kesamaan warna. 4 Tips Mengolah Sampah Plastik Menjadi Benda Bernilai
  • Kabar
  • Unggulan

4 Tips Mengolah Sampah Plastik Menjadi Benda Bernilai

Oleh Abul Muamar
27 Desember 2022
Seni Tani menerima kunjungan anak-anak sekolah untuk belajar berkebun. Seni Tani Menyediakan Akses Pangan Sehat dan Dekat di Perkotaan
  • Unggulan
  • Wawancara

Seni Tani Menyediakan Akses Pangan Sehat dan Dekat di Perkotaan

Oleh Abul Muamar
26 Desember 2022
tangan seseorang memegang buah kopi berwarna merah yang tergantung di tangkai pohonnya. Resilient Coffee: Mendukung Petani Kopi Indonesia di Tengah Perubahan Iklim
  • Kabar
  • Unggulan

Resilient Coffee: Mendukung Petani Kopi Indonesia di Tengah Perubahan Iklim

Oleh Abul Muamar
23 Desember 2022
  • Terbaru
  • Terpopuler
  • Partner
  • lima perempuan mengenakan pakaian adat suku baduy berjalan beriringan. 5 Langkah untuk Mengembangkan Desa Wisata yang Lebih Berkelanjutan
    • Kabar
    • Unggulan

    5 Langkah untuk Mengembangkan Desa Wisata yang Lebih Berkelanjutan

  • seorang perempuan berkaca mata dengan kamera yang menggantung di badannya duduk di atas sampah sambil merentangkan tangan. 8 Tips Liburan Ramah Lingkungan untuk Mendukung Pariwisata Berkelanjutan
    • Kabar
    • Unggulan

    8 Tips Liburan Ramah Lingkungan untuk Mendukung Pariwisata Berkelanjutan

  • empat perempuan saling menyatukan tangan membentuk tanda cinta di tengah hamparan sawah. Tiga Inisiatif Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan di Akar Rumput
    • Kabar
    • Unggulan

    Tiga Inisiatif Pemberdayaan Perempuan oleh Perempuan di Akar Rumput

  • sampah plastik yang terdiri dari tutup botol, sikat gigi bekas, korek api, dan lainnya disusun berdasarkan kesamaan warna. 4 Tips Mengolah Sampah Plastik Menjadi Benda Bernilai
    • Kabar
    • Unggulan

    4 Tips Mengolah Sampah Plastik Menjadi Benda Bernilai

  • Seni Tani menerima kunjungan anak-anak sekolah untuk belajar berkebun. Seni Tani Menyediakan Akses Pangan Sehat dan Dekat di Perkotaan
    • Unggulan
    • Wawancara

    Seni Tani Menyediakan Akses Pangan Sehat dan Dekat di Perkotaan

  • Pulau Semakau | Foto: NEA Pulau Semakau, TPA Hijau Permai di Singapura
    • Kabar

    Pulau Semakau, TPA Hijau Permai di Singapura

  • Rempah-Rempah | Foto: Shantanu Pal dari Pexels Penggemar Promosikan Warisan Budaya Rempah, Luncurkan Spice Hub Indonesia
    • Kabar
    • Unggulan

    Penggemar Promosikan Warisan Budaya Rempah, Luncurkan Spice Hub Indonesia

  • SDG-tracker UNESCAP Dukung Build Back Better, Kembangkan National SDG Tracker
    • Kabar

    UNESCAP Dukung Build Back Better, Kembangkan National SDG Tracker

  • Beena Rao mengajar anak-anak | Foto: Situs Beena Rao Beena Rao Mengajar Ribuan Anak dari Pemukiman Kumuh
    • Figur

    Beena Rao Mengajar Ribuan Anak dari Pemukiman Kumuh

  • Ahmad Bahruddin bersama rekan-rekannya mendirikan Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah Bagaimana Serikat Petani Mengentaskan Kemiskinan di Masyarakat
    • Wawancara

    Bagaimana Serikat Petani Mengentaskan Kemiskinan di Masyarakat

  • kontainer besar berwarna hijau, gedung berwarna biru, dan tabung besar di lokasi proyek Hamparan Gree Energy Raih Sertifikasi B-Corp dan Berkomitmen untuk Dekarbonisasi Industri Makanan
    • Kabar
    • Partner
    • Unggulan

    Gree Energy Raih Sertifikasi B-Corp dan Berkomitmen untuk Dekarbonisasi Industri Makanan

  • tari kecak ditampilkan oleh warga Bali pada malam hari Bali Rentangkan Sayap untuk Pemulihan Ekonomi yang Lebih Kuat
    • Ikhtisar
    • Partner
    • Unggulan

    Bali Rentangkan Sayap untuk Pemulihan Ekonomi yang Lebih Kuat

  • TEPI Talks #4 dengan tema “Melibatkan Media dalam Aksi Berkelanjutan”. WEA Indonesia Gelar Lokakarya Pelibatan Media untuk Aksi Berkelanjutan Gerakan Akar Rumput
    • Kabar
    • Partner
    • Unggulan

    WEA Indonesia Gelar Lokakarya Pelibatan Media untuk Aksi Berkelanjutan Gerakan Akar Rumput

  • Ilustrasi Harm Reduction dengan tujuan mendasar yakni menjunjung keselamatan dan martabat semua orang. Kenalan dengan Konsep Pengurangan Bahaya (Harm Reduction)
    • Ikhtisar
    • Partner
    • Unggulan

    Kenalan dengan Konsep Pengurangan Bahaya (Harm Reduction)

  • Sejumlah peserta hadir saat sesi dikusi panel acara Lestari Market Day di Park 23 Creative Hub, Bali. INKURI Luncurkan 12 Bisnis Lestari untuk Dukung Ekonomi Berkelanjutan di Bali
    • Kabar
    • Partner
    • Unggulan

    INKURI Luncurkan 12 Bisnis Lestari untuk Dukung Ekonomi Berkelanjutan di Bali

Tentang Kami

  • Tentang
  • Anggota Tim
  • Bermitra dengan Kami
  • Konten Sponsor
  • Bekerja dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Dukung Misi Kami
  • Panduan Menulis Opini
  • Panduan Menulis Siaran Pers
  • Pedoman Media Siber
  • Jaringan Penasihat
  • Jaringan Penasihat Muda
  • Jaringan Kontributor Nasional
  • Jaringan Penulis
  • FAQ
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
  • FAQ
  • Hubungi Kami
  • Telegram
  • Etsy
  • Tokopedia
  • Media Link 11
  • Media Link 12
  • Media Link 13
  • Media Link 14
  • Media Link 15
© 2022 Green Network ID