Skip to content
  • Tentang
  • GNA Advisory & Consulting
  • Kemitraan Iklan GNA
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Australia Sediakan Visa Iklim untuk Warga Negara Tuvalu

Australia membuka aplikasi visa iklim bagi warga negara Tuvalu untuk memastikan mobilitas dan migrasi yang aman di tengah krisis iklim.
Oleh Kresentia Madina
2 Juli 2025
bendera tuvalu

Foto: aboodi vesakaran di Unsplash.

Dampak perubahan iklim sangat terasa di berbagai belahan dunia. Banyak negara dan masyarakat menanggung dampak yang lebih parah hingga harus mengungsi dari tanah air mereka. Sebagai respons atas situasi ini, warga negara Tuvalu dapat mengajukan permohonan visa iklim ke Australia untuk mencari suaka dari krisis iklim.

Dampak Krisis Iklim di Tuvalu

Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar kita saat ini. Peningkatan suhu Bumi telah memicu naiknya permukaan air laut, pola cuaca yang tidak menentu, dan bencana alam yang lebih parah. Laporan Penilaian Kelima IPCC memperkirakan bahwa kenaikan permukaan air laut rata-rata global akan mencapai 0,44 m–0,74 m pada akhir abad ke-21.

Seringkali, negara-negara yang paling tidak bertanggung jawab atas krisis iklim dan paling tidak siap justru menanggung dampak krisis yang paling parah. Tuvalu, sebuah negara kecil di selatan Samudra Pasifik, termasuk di antaranya. Dengan luas permukaan 26 km2 dan populasi sekitar 10.000 jiwa, Tuvalu merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Ketinggian rata-rata negara kepulauan ini tak sampai 3 meter di atas permukaan laut, sehingga rentan terhadap banjir besar akibat pasang surut dan cuaca ekstrem.

Risiko dari krisis iklim juga memperparah masalah sosial dan ekonomi di negara tersebut, termasuk kemiskinan dan ketimpangan. Estimasi Bank Dunia menunjukkan bahwa 26,6% warga Tuvalu hidup di bawah garis kemiskinan nasional.

Aplikasi Visa Iklim

Kondisi hidup yang sulit akibat krisis iklim dapat memaksa orang-orang meninggalkan kampung halaman mereka untuk mencari tempat tinggal yang lebih baik. Misalnya, pada tahun 2022, bencana terkait cuaca menyebabkan hampir 32 juta orang mengungsi. Selain bencana terkait iklim, krisis iklim juga memperburuk risiko lain yang dapat memicu pengungsian dan migrasi, termasuk kemiskinan dan hilangnya sumber daya yang menyebabkan kerawanan pangan. Oleh karena itu, memastikan perlindungan hukum dan mobilitas yang aman bagi mereka yang terdampak sangatlah penting.

Pada Juni 2025, Australia membuka aplikasi visa iklim bagi warga negara Tuvalu, yang memungkinkan mereka untuk pindah, bekerja, dan belajar di Australia. Skema visa iklim ini merupakan bagian dari perjanjian Persatuan Falepili Australia-Tuvalu yang ditandatangani pada November 2023. Salah satu tujuan perjanjian tersebut adalah untuk merancang bersama-sama jalur yang aman guna membantu mobilitas warga Tuvalu ke Australia, terutama di tengah bencana terkait iklim.

Warga Tuvalu yang memenuhi syarat harus terlebih dahulu mendaftar melalui surat suara pra-aplikasi. Kemudian, mereka yang terpilih melalui surat suara dapat mengajukan permohonan visa iklim paling lambat 18 Juli untuk periode 2025/2026. Hanya 280 visa yang akan diberikan setiap tahunnya untuk memastikan migrasi yang tepat dan bermartabat antarnegara. BBC melaporkan bahwa hingga 27 Juni, 1.124 permohonan telah diajukan, yang mencakup 4.052 warga negara Tuvalu termasuk anggota keluarga.

Merespons Krisis Iklim

Munculnya skema seperti visa iklim menjadi contoh kerja sama antarnegara dalam menjamin kesejahteraan warga negara. Mengingat krisis iklim belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda, negara-negara di dunia harus memperkuat tindakan untuk menghentikan krisis ini dan meningkatkan rencana mitigasi untuk mencegah dampak buruk sosial, ekonomi, dan lingkungan lebih lanjut.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia


Berlangganan GNA Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Urgensi untuk Meningkatkan Pemanfaatan Peluang Energi Terbarukan Global
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Pendapat Hukum Mahkamah Internasional terkait Perubahan Iklim: Bermula dari Inisiatif Kaum Muda
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    ICSC Luncurkan Alat Pemetaan Instalasi Panel Surya Atap di Filipina
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Kolaborasi untuk Mendorong Peningkatan Pendanaan Adaptasi terhadap Bencana Iklim di ASEAN

Continue Reading

Sebelumnya: Kolaborasi untuk Dukung Penghidupan Nelayan Skala Kecil melalui SeaBLUE
Berikutnya: Mengulik Peluang dan Tantangan Saham Syariah dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

tumpukan koin dengan tanah dan tumbuhan di atasnya; dari kiri ke kanan tumpukannya semakin tinggi Mempertanyakan Komitmen Sektor Perbankan dalam Pembiayaan Berkelanjutan
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Mempertanyakan Komitmen Sektor Perbankan dalam Pembiayaan Berkelanjutan

Oleh Seftyana Khairunisa
15 Agustus 2025
Empat anak dalam acara literasi Inisiasi Lantara berpose di depan kamera sambil menunjukkan pouch buku hasil lukisan mereka sendiri. Inisiasi Lantara: Menumbuhkan Minat Baca Sejak Kecil melalui Kegiatan Literasi
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Inisiasi Lantara: Menumbuhkan Minat Baca Sejak Kecil melalui Kegiatan Literasi

Oleh Tiara Pertiwi
15 Agustus 2025
Pelatihan Pengembangan Kapasitas untuk Anggota IS2P: Menerbitkan “Opini” Thought Leadership dan “Konten Komunitas” Kolom IS2P
  • GNA Education
  • Partner
  • Unggulan
  • Video

Pelatihan Pengembangan Kapasitas untuk Anggota IS2P: Menerbitkan “Opini” Thought Leadership dan “Konten Komunitas” Kolom IS2P

Oleh Marlis Afridah
14 Agustus 2025
seorang perempuan berjilbab memasukkan kaleng minuman ke dalam mesin daur ulang pfandstation. Menengok Pfandsystem, Sistem Deposit sebagai Upaya Pengelolaan Sampah di Jerman
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Menengok Pfandsystem, Sistem Deposit sebagai Upaya Pengelolaan Sampah di Jerman

Oleh Niken Pusparani Permata
14 Agustus 2025
gedung pencakar langit dengan logo-logo Standar FINZ: Kerangka Kerja Berbasis Sains untuk Mengakhiri Pembiayaan Bahan Bakar Fosil
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Standar FINZ: Kerangka Kerja Berbasis Sains untuk Mengakhiri Pembiayaan Bahan Bakar Fosil

Oleh Dinda Rahmania
14 Agustus 2025
Sejumlah petani di Bengkulu menggiling padi di tengah sawah Penghapusan Rafaksi dan Dampaknya terhadap Tata Kelola Beras
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Penghapusan Rafaksi dan Dampaknya terhadap Tata Kelola Beras

Oleh Andi Batara
13 Agustus 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Internship GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia