Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kebakaran Bromo dan Pentingnya Wawasan & Tanggung Jawab Lingkungan

Kebakaran Bromo, tepatnya di area Blok Savana Watangan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), menjadi bukti bahwa wawasan dan tanggung jawab lingkungan mendesak untuk ditingkatkan.
Oleh Abul Muamar
27 September 2023
gunung berwarna hijau dan coklat di bawah naungan awan tipis di siang hari.

Gunung Bromo. | Foto: Camille Bismonte di Unsplash.

Dewasa ini, wisata alam semakin digandrungi oleh banyak orang, termasuk mereka yang tinggal dan bekerja di wilayah perkotaan. Wisata alam dapat membantu seseorang untuk menyegarkan pikiran hingga mengurangi stres dan tekanan—dan itu pula mengapa belakangan aktivitas ini sering disebut dengan istilah ‘healing’ (penyembuhan). Namun, berwisata alam juga memerlukan tanggung jawab lingkungan. Kebakaran Bromo, atau lebih tepatnya di area Blok Savana Watangan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur, menjadi bukti bahwa wawasan dan tanggung jawab lingkungan mendesak untuk ditingkatkan.

Kebakaran Bromo

Blok Savana Watangan di kawasan Gunung Bromo TNBTS, atau yang juga dikenal dengan sebutan “Bukit Teletubbies”, terbakar pada 6 hingga 15 September 2023. Kebakaran di Blok Savana Watangan dipicu oleh penggunaan suar (flare) oleh pengunjung yang sedang melakukan pemotretan pra-pernikahan. Dari setitik api yang jatuh ke rumput yang kering, kebakaran merambat dengan cepat karena tiupan angin hingga menghanguskan setidaknya 504 hektare lahan vegetasi.

Akibatnya, kawasan Gunung Bromo ditutup selama 13 hari. Menurut perhitungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), kebakaran tersebut menyebabkan kerugian negara sebesar Rp89,7 miliar dari sektor pariwisata.

Namun, kerugian akibat kerusakan alam yang sesungguhnya tentu tak sekadar hitung-hitungan dalam nilai uang. Bentang alam Gunung Bromo yang begitu indah, berikut lahan, hutan, dan keanekaragaman hayati yang hidup di dalamnya, adalah suatu kekayaan yang tak tepermanai. Belum lagi, ada banyak masyarakat sekitar yang terdampak kehidupan dan mata pencahariannya akibat kebakaran itu, termasuk masyarakat adat Suku Tengger.

Meningkatkan Wawasan dan Tanggung Jawab Lingkungan

Menyusul kebakaran itu, Manajer Wedding Organizer yang berperan sebagai penanggung jawab terkait perizinan masuk ke kawasan konservasi Gunung Bromo dan memberikan ide dan konsep penggunaan suar selama pemotretan, ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Probolinggo. Namun, terlepas dari siapa yang bersalah menurut hukum formal, kebakaran Bromo merupakan tanggung jawab banyak pihak. Apalagi, kebakaran di kawasan TNBTS terjadi hampir setiap tahun. Bahkan sepekan sebelum kebakaran di Blok Savana Watangan, kebakaran juga terjadi di Blok Bantengan, Kabupaten Lumajang; dan meluas hingga Blok Watu Gede, Blok Jantur, kawasan wisata B29, dan kawasan wisata P30 di Kabupaten Probolinggo.

Karena itu, diperlukan langkah untuk meningkatkan wawasan dan tanggung jawab lingkungan, baik di kalangan wisatawan, pengelola destinasi wisata, hingga masyarakat dan para pemangku kepentingan secara luas melalui edukasi dan sosialisasi yang masif dan efektif. Pendidikan iklim di semua level, termasuk untuk orang dewasa, dapat menjadi salah satu jalan. 

Kemenparekraf sendiri telah menyiapkan tiga strategi untuk meningkatkan tanggung jawab lingkungan menyusul kebakaran tersebut, yaitu:

  • Memperkuat perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai UU Nomor 32 Tahun 2009.
  • Memantau dan mengevaluasi penerapan Standar Prosedur Operasional kunjungan wisatawan secara berkala.
  • Memperketat pengawasan di lapangan.

“Pemulihan harus dilakukan dari dua sisi, dari sisi pelaku wisata dan penikmat wisata. Salah satu caranya yaitu dengan memberikan edukasi kepada pelaku wisata dan para wisatawan untuk ikut serta bertanggung jawab,” kata Agustini Rahayu, Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf.

Wawasan dan tanggung jawab lingkungan penting untuk mendukung pariwisata yang berkelanjutan, tidak hanya di Bromo, tetapi di semua wilayah di Indonesia. Di tengah perubahan iklim dan upaya peningkatan ekonomi dari sektor pariwisata, mempromosikan dan meningkatkan pariwisata berkelanjutan dan tahan bencana merupakan hal yang krusial. Praktik pariwisata yang mementingkan keuntungan ekonomi sesaat dan parsial mesti ditinggalkan dan beralih ke model pariwisata berkelanjutan. Sebab, tidak hanya untuk pelestarian lingkungan, pariwisata berkelanjutan penting untuk memastikan keberlanjutan di seluruh aspek sosial, ekonomi, dan budaya.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Langkah Pemerintah Dorong Pengelolaan Sampah Perkotaan menjadi Energi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mengulik Dampak Pembangunan Kawasan Industri Takalar

Continue Reading

Sebelumnya: Penambahan 200 Tanda untuk Istilah terkait Lingkungan dalam Kosakata Bahasa Isyarat Inggris
Berikutnya: Dunia di Ambang Krisis Pasir, Apa yang Dapat Kita Lakukan?

Lihat Konten GNA Lainnya

Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025
fotodari atas udara mesin pemanen gabungan dan traktor dengan trailer yang bekerja di ladang yang berdekatan, satu berwarna hijau dan yang lainnya berwarna keemasan Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Transformasi Sistem Pangan Dunia untuk Bumi yang Sehat

Oleh Kresentia Madina
24 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia