Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kenaikan Permukaan Laut yang Kian Mengkhawatirkan

Kenaikan permukaan air laut kian mengkhawatirkan dan menimbulkan berbagai dampak buruk terhadap manusia dan planet Bumi. Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya?
Oleh Kresentia Madina
25 September 2024
kaki-kaki orang-orang bermantel terendam banjir

Foto: Jonathan Ford di Unsplash.

Perubahan iklim menimbulkan berbagai dampak di Bumi. Salah satunya adalah kenaikan permukaan laut yang berdampak buruk terhadap kehidupan masyarakat pesisir dan ekosistem laut. Sebuah laporan mengungkap kondisi kenaikan permukaan laut saat ini yang semakin parah dan menyerukan tindakan untuk mengatasi perubahan iklim.

Kondisi yang Semakin Parah

Menurut Laporan Penilaian Keenam IPCC, sejak awal abad ke-20, rata-rata permukaan laut global telah meningkat pada level yang semakin parah dibandingkan abad-abad sebelumnya dalam 3.000 tahun terakhir. Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA) memperkirakan bahwa rata-rata kenaikan permukaan laut sebesar 21-24 sentimeter sejak tahun 1880.

Kenaikan muka laut terutama disebabkan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan perubahan iklim, seperti mencairnya es dan gletser dan meluasnya pemanasan air laut. Laporan terbaru PBB mencatat bahwa antara tahun 2006 hingga 2018, pencairan es berkontribusi terhadap sekitar 45% rata-rata kenaikan muka laut global, sementara perluasan air laut berkontribusi sebesar 39%. Selain itu, perubahan penyimpanan air di daratan juga berkontribusi terhadap kurang dari 17% kenaikan tersebut. 

Dampak Kenaikan Permukaan Laut

Bagi negara-negara dengan populasi pesisir yang besar, seperti Negara Berkembang Pulau Kecil, kenaikan muka laut menimbulkan dampak serius pada aspek-aspek penting kehidupan, seperti aktivitas perekonomian, infrastruktur vital, dan mata pencaharian secara keseluruhan. Kerugian tahunan akibat dampak banjir pesisir dapat mencapai $1,69 miliar (lebih dari Rp25,68 triliun) per tahun di seluruh gabungan Negara Berkembang Pulau Kecil.

Dalam kasus ekstrem, kenaikan permukaan air laut bahkan bisa menelan sebuah desa, seperti yang terjadi di Ban Khun Samut Chin, Thailand. Populasi desa tersebut berkurang setengah, dan tanah mereka terendam air, sehingga menjadi tidak berharga dan tidak dapat digunakan. Tanpa tindakan cepat, banjir akan menenggelamkan banyak wilayah-wilayah lain di dunia, termasuk Jakarta, Pekalongan, Mumbai, dan New York City. 

Dampak kenaikan permukaan laut juga meluas ke banyak aspek lain, seperti pencemaran air, hilangnya keanekaragaman hayati dan kerusakan ekosistem, menyebabkan banyak orang terpaksa bermigrasi dan mengungsi, serta meningkatkan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air.

Pencegahan, Adaptasi, dan Mitigasi

Dengan tingkat emisi gas rumah kaca dan kondisi iklim saat ini, kenaikan permukaan air laut bisa mencapai 0,7–1,1 m hingga tahun 2300. Hal ini mungkin terdengar mengada-ngada, namun mengingat lautan mencakup hampir dua pertiga permukaan bumi, perubahan kecil sekalipun akan berdampak besar terhadap kehidupan di daratan.

Oleh karena itu, menghentikan perubahan iklim adalah upaya paling krusial yang harus diprioritaskan secara global. Mengurangi emisi gas rumah kaca dan beralih ke praktik industri yang lebih baik serta menerapkan alternatif yang berkelanjutan memerlukan tindakan kolektif dan transformatif dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil. Selain itu, langkah-langkah mitigasi dan adaptasi terhadap ancaman yang lebih mendesak dan jangka pendek harus segera dilakukan.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Strategi Regional Afrika untuk Prioritaskan Layanan Rehabilitasi
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Menilik Peran Kaum Muda dalam Mendorong Kemajuan Pembangunan Berkelanjutan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Potret Polusi Plastik di Asia Tenggara dan Asia Timur
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Tantangan dan Peluang AI untuk Masyarakat Adat

Continue Reading

Sebelumnya: Tantangan yang Mesti Diatasi untuk Wujudkan Kesejahteraan Petani
Berikutnya: Pemerintah Luncurkan Rencana Aksi Pengembangan Avtur Ramah Lingkungan

Lihat Konten GNA Lainnya

ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025
pembagian makanan kepada anak-anak Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih
  • GNA Knowledge Hub
  • Komunitas

Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih

Oleh Dilla Atqia Rahmah
11 September 2025
Seorang perempuan pengguna kursi roda sedang meraih tombol lift. Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Oleh Dinda Rahmania
11 September 2025
foto udara pemukiman padat yang ada di dekat bantaran sungai perkotaan Jerat Kemiskinan di Perkotaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Jerat Kemiskinan di Perkotaan

Oleh Seftyana Khairunisa
10 September 2025
seorang anak perempuan menulis dengan kapur di papan tulis hitam Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India

Oleh Attiatul Noor
10 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia