Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Mama Bambu: Peran Perempuan dalam Merawat Lingkungan di Flores

Ratusan perempuan di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menjuluki diri mereka sebagai “Mama Bambu” berperan dalam menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan perekonomian keluarga lewat program pembibitan bambu.
Oleh Seftyana Khairunisa
8 Juli 2024
dua orang perempuan sedang menyirami jajaran bibit bambu

Foto: Dokumentasi Bambu Lingkungan Lestari.

Peran perempuan sangat penting dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Di tengah berbagai krisis yang melanda dunia, peran perempuan sangat dibutuhkan, termasuk dalam menjaga ketahanan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), ratusan perempuan berupaya melakukan mitigasi iklim dan meningkatkan perekonomian keluarga melalui program pembibitan bambu. Mereka menamai diri mereka dengan “Mama Bambu”.

Potensi Bambu dalam Mitigasi Iklim

Indonesia diperkirakan memiliki 1 juta hektare lebih tanaman bambu dengan 176 jenis yang tersebar di berbagai wilayah. Namun, hanya 25 ribu hektare yang dikelola dalam bentuk hutan atau kebun. 

Bambu merupakan salah satu jenis tumbuhan yang dapat membantu mengendalikan iklim. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa bambu memiliki potensi untuk menyerap karbon dioksida dan menyimpannya dalam seluruh bagiannya. Penyimpanan karbon ini bisa dalam jangka panjang bahkan ketika bambu telah diubah menjadi produk atau bahan konstruksi. Selain itu, bambu juga punya potensi untuk diubah menjadi bioenergi hingga dapat membantu restorasi lahan karena kemampuannya untuk tumbuh di lahan terdegradasi dengan cepat.

Bambu juga penting untuk konservasi tanah dan air karena dapat menyerap hingga 90% air hujan. Selain itu, tumpukan daun (serasah) yang tebal dan perakaran yang kuat dari bambu juga dapat berguna untuk mengurangi laju erosi tanah oleh air hujan dan menjaga kelembaban dan mengikat tanah. 

Peran Mama Bambu 

Di 21 desa di 7 kabupaten di Flores, NTT, bambu menjadi tumbuhan yang menyatukan ratusan perempuan dalam menjaga lingkungan dan meningkatkan perekonomian keluarganya. Mereka adalah “Mama Bambu”, yaitu perempuan, terutama ibu rumah tangga dari keluarga miskin dan janda tanpa pekerjaan tetap, yang diberdayakan dalam program pembibitan bambu oleh Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) dengan dukungan Pemerintah Provinsi NTT. 

Program pembibitan dan penanaman bambu YBLL memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk memproduksi bibit bambu guna rehabilitasi lahan dan melindungi sumber air, menyediakan  sumber pendapatan alternatif bagi warga desa yang terlibat, dan menjadikan desa sebagai inisiatif ekonomi hijau dengan bambu sebagai komoditas utamanya. 

Dalam waktu setahun setelah digulirkan pada pertengahan 2021 saja, para Mama Bambu telah menghasilkan hingga 2,5 juta bibit bambu dan merehabilitasi 80 ribu hektare lahan. Lahan yang semula kritis berubah menjadi kawasan subur yang dapat ditanami berbagai jenis tumbuhan lain seperti tanaman buah, sayur, hingga umbi-umbian. Dalam jangka panjang, bambu yang banyak ditanam di dekat sumber-sumber air ini juga dapat menambah debit air sehingga membantu menjaga ketersediaan air bagi warga saat musim kemarau.

Di balik pencapaian ini, ada usaha keras dari para Mama Bambu. Pada awal berjalannya program, para Mama Bambu harus menyusuri hutan untuk mencari bambu sebagai indukan dan dihadapkan pada kegagalan saat melakukan pembibitan. Namun, setelah mendapatkan pelatihan, mereka berhasil menumbuhkan rata-rata 8.000 bibit per orang. Setiap bibit yang berhasil tumbuh diberi insentif sehingga per orang dapat menghasilkan hingga Rp 20 juta. Tidak hanya itu, para Mama Bambu juga diberi berbagai pelatihan di luar pembibitan bambu. Mereka dibekali pengetahuan soal wanatani, pelatihan tentang produk bambu yang terintegrasi dengan pabrik, mengembangkan arang bambu, mengawetkan bambu, dan menganyam serat. 

Pembibitan dan penanaman bambu di NTT masih belum berhenti. Pada tahun 2023, YBLL melakukan penanaman bambu di NTT untuk 27 hektare lahan yang berupa lahan tandus dan gersang, sumber-sumber mata air, areal bantaran sungai, dan juga lereng bukit. Penanaman ini kemudian dilanjutkan pada Februari 2024 untuk lahan seluas 500 hektare yang melibatkan kelompok tani lokal. Penanaman ini bertujuan untuk mendukung Forest and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030. 

Mendukung Keterlibatan Perempuan

Bagi para Mama Bambu, program pembibitan bambu ini tidak hanya mengajarkan kemandirian dan ketangguhan bagi perempuan, tetapi juga bentuk penghormatan bagi leluhur. Misalnya, bagi perempuan di Desa Ngada, mereka dipercayai untuk mengatur Ngia Ngora (tanah adat) dan juga Napu Bheto (hutan bambu), sehingga menjaga bambu juga berarti menjaga warisan leluhur dan adat, sekaligus melindungi generasi masa depan.

Apa yang dilakukan Mama Bambu merupakan sebuah gambaran akan pentingnya menjadikan masyarakat lokal sebagai aktor utama dalam usaha untuk mengatasi perubahan iklim. Hal ini menjadi semakin penting mengingat perempuan merupakan kelompok yang menanggung beban berlipat dari dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, mendukung keterlibatan perempuan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi dalam pembuatan kebijakan atau program mitigasi iklim merupakan hal yang penting dalam mewujudkan keadilan iklim. 

Editor: Abul Muamar


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Continue Reading

Sebelumnya: 3 Kabar Baik terkait Konservasi Hewan di Berbagai Negara
Berikutnya: Revitalisasi Candi Muarajambi dan Upaya Pelestarian Warisan Budaya

Artikel Terkait

foto terumbu karang dengan segerombolan ikan kecil yang berenang di dekatnya Indonesia Tandatangani Komitmen Tingkat Tinggi untuk Pelindungan Terumbu Karang
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Indonesia Tandatangani Komitmen Tingkat Tinggi untuk Pelindungan Terumbu Karang

Oleh Seftyana Khairunisa
10 Juli 2025
orang membuat tabung untuk menampung gas Inisiatif Energi Terbarukan Berbasis Komunitas di Desa-Desa Transmigran Halmahera
  • Konten Komunitas
  • Unggulan

Inisiatif Energi Terbarukan Berbasis Komunitas di Desa-Desa Transmigran Halmahera

Oleh Arifa Fajar
10 Juli 2025
bola lampu dengan colokan dengan latar hijau Pemerintah Luncurkan Peta Jalan Hidrogen dan Amonia Nasional
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Pemerintah Luncurkan Peta Jalan Hidrogen dan Amonia Nasional

Oleh Abul Muamar
9 Juli 2025
balok-balok kayu dengan simbol ASEAN dan Inggris Luncurkan Kemitraan untuk Ketahanan Kesehatan
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

ASEAN dan Inggris Luncurkan Kemitraan untuk Ketahanan Kesehatan

Oleh Kresentia Madina
9 Juli 2025
sepasang kaki bayi berbalut kain putih Kelindan Penurunan Angka Kelahiran dan Meningkatnya Biaya Hidup
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Kelindan Penurunan Angka Kelahiran dan Meningkatnya Biaya Hidup

Oleh Abul Muamar
8 Juli 2025
Seorang remaja laki-laki duduk sendirian di ruangan temaram, tampak tertekan sambil memegang telepon genggamnya Bagaimana Manosphere Membentuk Ulang Identitas Lelaki Muda
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Bagaimana Manosphere Membentuk Ulang Identitas Lelaki Muda

Oleh Sukma Prasanthi
8 Juli 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.