Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Pneumonia Masih Menjadi Pembunuh Senyap di Global South

Di negara-negara Global South, pneumonia masih menjadi pembunuh senyap karena terbatasnya akses layanan kesehatan.
Oleh Theresia Carissa
3 Maret 2025
seorang dokter memegang hasil scan tubuh seseorang

Foto: Freepik.

Meski jarang diangkat sebagai berita utama, pneumonia masih menjadi pembunuh senyap di banyak negara, khususnya di Global South. Penyakit ini bisa terjadi dimana saja, khususnya di komunitas rentan, dimana akses layanan kesehatan seringkali terbatas. Meskipun terdapat kemajuan dalam bidang medis, pneumonia tetap merenggut jutaan nyawa setiap tahunnya, dengan anak-anak balita dan lansia sebagai kelompok yang paling berisiko terkena penyakit ini.

Saat dunia berjuang menghadapi perubahan iklim dan dampak pandemi COVID-19, perjuangan melawan pneumonia di Global South masih terus berlanjut.

Beban Pneumonia di Global South

Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Pneumonia akibat bakteri dan virus bersifat menular, sedangkan pneumonia jamur tidak.

Pada tahun 2019, pneumonia menyebabkan sekitar 2,5 juta kematian di seluruh dunia, dan sebagian besar terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah. Menurut WHO, anak-anak dan lansia merupakan kelompok yang paling banyak menderita penyakit yang sebenarnya dapat dicegah ini.

Pascapandemi COVID-19, banyak sistem layanan kesehatan mengalami kesulitan, sehingga semakin mempersulit akses terhadap vaksin dan perawatan. Kualitas udara yang buruk dan cuaca ekstrem akibat perubahan iklim telah menciptakan kondisi yang sempurna bagi berkembangnya penyakit pernapasan ini, yang terutama menyerang masyarakat yang tinggal di daerah kumuh perkotaan dan pedesaan.

Upaya Global dalam Memerangi Pneumonia

Untungnya, harapan masih ada. Dengan perawatan yang tepat, kematian akibat pneumonia dapat dicegah.

Di berbagai belahan dunia, terdapat upaya untuk memerangi pneumonia. Di Bangladesh, misalnya, pemerintah pusat telah mengintegrasikan vaksin pneumokokus ke dalam program imunisasi rutin. Hal ini berkontribusi terhadap penurunan signifikan kematian akibat pneumonia pada anak-anak. Nigeria juga telah mencapai kemajuan dalam inisiatif layanan kesehatan berbasis masyarakat yang menyediakan akses yang lebih baik terhadap alat diagnostik dan pengobatan, serta terapi oksigen yang dapat menyelamatkan nyawa anak-anak penderita pneumonia berat.

Ada juga organisasi global, seperti Every Breath Counts Coalition, yang mengadvokasi pengobatan pneumonia yang lebih baik di seluruh dunia, termasuk akses terhadap antibiotik dan terapi oksigen, khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah. Sementara itu, vaksin pneumokokus dari Aliansi Vaksin GAVI telah menjangkau sekitar 700.000 orang setiap tahunnya.

Tantangan yang Terus Berlanjut

Namun, tantangan masih berlanjut. Banyak masyarakat berpenghasilan rendah menghadapi kesenjangan layanan kesehatan yang signifikan, dimana akses terhadap intervensi medis yang tepat waktu masih terbatas, sehingga menyebabkan komplikasi yang parah. Resistensi antimikroba (AMR) juga membuat pneumonia lebih sulit diobati karena antibiotik konvensional menjadi kurang efektif. WHO memperingatkan bahwa AMR dapat menyebabkan 10 juta kematian setiap tahunnya pada tahun 2050, dengan pneumonia sebagai salah satu penyakit yang paling terdampak.

Selain itu, meski ada organisasi yang berinvestasi dalam penelitian dan inovasi pengobatan pneumonia, seperti Bill & Melinda Gates Foundation, dana yang dialokasikan untuk pneumonia masih terbatas dibandingkan dengan prioritas global lainnya seperti malaria dan HIV/AIDS.

Langkah ke Depan

Memastikan perkembangan yang berkesinambungan dalam perjuangan melawan pneumonia di negara-negara Global South memerlukan pendekatan multifaset. Pemerintah harus memperkuat infrastruktur layanan kesehatan untuk memastikan akses pengobatan yang adil. Peningkatan investasi pada layanan kesehatan preventif, seperti vaksinasi dan pengendalian polusi udara, merupakan langkah yang mendasar. Mengatasi dampak perubahan iklim terhadap penyakit pernafasan merupakan kunci untuk mengurangi beban pneumonia.

Kolaborasi yang berkesinambungan antara organisasi kesehatan global, pemerintah, dan peneliti akan memberikan harapan untuk mengurangi kematian akibat pneumonia. Dukungan finansial dan teknis yang lebih besar sangat penting untuk mendukung pengembangan pengobatan baru yang lebih efektif. Secara keseluruhan, tata kelola yang kuat dan inovasi yang adil akan sangat penting untuk mencegah pneumonia menjadi pembunuh senyap di negara-negara Global South.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia


Berlangganan Green Network Asia – Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.
Pilih Paket Langganan

Continue Reading

Sebelumnya: Bagaimana Agroforestri Bantu Atasi Konflik Tenurial di KHDTK Kepau Jaya
Berikutnya: Penebaran Benih Ikan Introduksi di Perairan Alami, Apa Dampaknya?

Artikel Terkait

balok-balok kayu dengan simbol ASEAN dan Inggris Luncurkan Kemitraan untuk Ketahanan Kesehatan
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

ASEAN dan Inggris Luncurkan Kemitraan untuk Ketahanan Kesehatan

Oleh Kresentia Madina
9 Juli 2025
sepasang kaki bayi berbalut kain putih Kelindan Penurunan Angka Kelahiran dan Meningkatnya Biaya Hidup
  • Eksklusif
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Kelindan Penurunan Angka Kelahiran dan Meningkatnya Biaya Hidup

Oleh Abul Muamar
8 Juli 2025
Seorang remaja laki-laki duduk sendirian di ruangan temaram, tampak tertekan sambil memegang telepon genggamnya Bagaimana Manosphere Membentuk Ulang Identitas Lelaki Muda
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Bagaimana Manosphere Membentuk Ulang Identitas Lelaki Muda

Oleh Sukma Prasanthi
8 Juli 2025
infografik kemiskinan anak Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa
  • Infografik
  • Unggulan

Kemiskinan Anak dan Tingkat Pendapatan yang Rendah saat Dewasa

Oleh Irhan Prabasukma
7 Juli 2025
beberapa orang mendayung perahu di permukiman saat banjir. Menilik Masalah Kesejahteraan Relawan Sosial di Indonesia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Menilik Masalah Kesejahteraan Relawan Sosial di Indonesia

Oleh Andi Batara
7 Juli 2025
sayur selada di pipa hidroponik Upaya UEA Capai Kemandirian Pangan melalui Plant the Emirates
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Upaya UEA Capai Kemandirian Pangan melalui Plant the Emirates

Oleh Attiatul Noor
7 Juli 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.