Heritage Foundation of Pakistan: Arsitektur Berkelanjutan untuk Berdayakan Masyarakat Terdampak Bencana
Bencana mendatangkan berbagai penderitaan. Orang-orang yang terdampak bencana seringkali kehilangan rumah, harta, dan bahkan orang-orang tersayang. Oleh karena itu, bantuan kemanusiaan, besar atau kecil, sangatlah penting untuk membantu korban bencana menata kembali kehidupan mereka. Di Pakistan, arsitek Yasmeen Lari berupaya memberdayakan para korban bencana dengan arsitektur berkelanjutan melalui Heritage Foundation of Pakistan.
Bencana di Pakistan
Pakistan memiliki beragam bentang alam, mulai dari wilayah pesisir di bagian selatan hingga pegunungan di utara, dengan gurun, hutan, dan dataran tinggi di antaranya. Dengan jumlah penduduk mencapai 241,5 juta orang, Pakistan adalah negara terpadat kelima di dunia. Namun, Pakistan juga merupakan negara dengan tingkat risiko bencana yang tinggi.
Menurut Bank Dunia, banjir merupakan bencana tahunan yang paling sering terjadi di Pakistan antara tahun 1980–2020 (39,48%). Banjir terakhir pada tahun 2022 disebabkan oleh curah hujan lebat akibat perubahan iklim dan mencairnya gletser, yang berdampak terhadap lebih dari 33 juta orang. Selain banjir, Pakistan juga rentan terhadap kekeringan, tanah longsor, dan gempa bumi. Gempa bumi Kashmir tahun 2005 merupakan gempa paling mematikan di Asia Selatan.
Oleh karena itu, pengurangan risiko dan tanggap bencana menjadi sangat penting di Pakistan. Heritage Foundation of Pakistan, sebuah organisasi nirlaba yang didirikan oleh arsitek Yasmeen Lari, berupaya memberdayakan masyarakat yang terkena dampak bencana dengan arsitektur berkelanjutan.
Yasmeen Lari, Heritage Foundation of Pakistan, dan Arsitektur Berkelanjutan
Yasmeen Lari adalah arsitek perempuan pertama di Pakistan yang diakui atas karya-karyanya yang memadukan antara arsitektur dan keadilan sosial. Setelah menghabiskan tahun-tahun awalnya merancang bangunan komersial dan perumahan, Lari mendirikan Heritage Foundation of Pakistan pada tahun 1980 bersama suaminya. Misinya adalah melestarikan arsitektur dan seni bersejarah Pakistan serta mempromosikan warisan budaya untuk integrasi sosial, perdamaian, dan pembangunan. Misi ini telah mengantarkan Heritage Foundation of Pakistan menerima Penghargaan Pengakuan dari Sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa di Pakistan pada tahun 2002.
Selama bertahun-tahun, Heritage Foundation of Pakistan telah mengembangkan cara dan prinsip untuk membantu para korban bencana menata kembali kehidupan mereka. Yayasan ini melakukan hal ini dengan memberdayakan masyarakat yang terdampak bencana dengan keterampilan membangun rumah dengan bahan-bahan berbiaya rendah dan rendah karbon seperti lumpur dan bambu, serta keterampilan kewirausahaan bagi perempuan. Arsitektur Sosial Barefoot merupakan salah satu prinsip yang digunakan dalam proyek tersebut. Dikembangkan oleh Yasmeen Lari, Arsitektur Sosial Barefoot mencakup:
- Penerapan metodologi 3 Zero: Zero Cost (kepada donor)/Zero Carbon/Zero Waste yang mengarah pada Zero Poverty.
- Fokus pada keadilan sosial dan ekologi melalui arsitektur humanis untuk meningkatkan kesejahteraan dan mencegah menipisnya sumber daya bumi.
- Fokus pada penyampaian keterampilan kewirausahaan dan kebutuhan yang belum terpenuhi, terutama bagi perempuan.
- Penerapan struktur berteknologi rendah, berdampak rendah, dan tidak direkayasa untuk mengurangi jejak ekologis dalam konstruksi dan menggunakan keterampilan ramah lingkungan serta bahan-bahan yang bersumber secara lokal dan berkelanjutan.
Pemberdayaan Masyarakat
Heritage Foundation of Pakistan telah melakukan banyak proyek untuk memberdayakan masyarakat terdampak bencana dengan arsitektur berkelanjutan, termasuk tempat penampungan di Khairpur dan rehabilitasi pascabanjir di Sindh. Sejauh ini, proyek rehabilitasi banjir telah memberdayakan lebih dari 5.000 keluarga dengan menyediakan tempat perlindungan, lebih dari 122.000 chulah (kompor murah), ketahanan pangan, dan kesiapsiagaan menghadapi banjir.
Memberdayakan masyarakat dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menata kembali kehidupan mereka setelah bencana dapat memberikan manfaat yang besar. Hal ini memungkinkan mereka untuk memperoleh kembali kehidupan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk tumbuh dan menjadi sejahtera. Oleh karena itu, dalam menghadapi bencana, strategi ini dapat menjadi tambahan penting bagi manajemen risiko bencana, bantuan keuangan, akses yang adil terhadap kebutuhan, serta upaya-upaya lain dari pihak swasta dan pemerintah lintas-batas.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Madina adalah Reporter di Green Network Asia. Dia adalah alumni program sarjana Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Dia memiliki tiga tahun pengalaman profesional dalam editorial dan penciptaan konten kreatif, penyuntingan, dan riset.