Jamu dan Perannya dalam Mendukung Keberlanjutan

Foto: Ulilamrie89 di Pixabay.
Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tersaji dalam bentuk makanan dan minuman, salah satunya jamu. Lebih dari sekadar ramuan herbal tradisional, jamu dapat memiliki kaitan erat dengan keberlanjutan. Sebagai warisan budaya dan kearifan lokal, jamu mendorong hubungan harmonis antara manusia dan alam, serta memiliki potensi untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan. Lantas, bagaimana jamu dapat mendukung keberlanjutan dan pembangunan berkelanjutan?
Mengenal Jamu Lebih Dekat
Jamu merupakan minuman tradisional khas Indonesia yang telah diwariskan secara turun-temurun selama beberapa generasi. Sebagai bagian dari budaya tradisional, jamu memadukan berbagai bahan alami menjadi ramuan yang memiliki khasiat untuk menjaga daya tahan tubuh serta membantu mencegah dan mengatasi berbagai penyakit. Hingga saat ini, jamu tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, baik untuk konsumsi sehari-hari maupun pelengkap pengobatan modern.
Melimpahnya kekayaan hayati Indonesia menghasilkan beragam jenis jamu yang kaya akan manfaat. Misalnya, beras kencur dipercaya dapat meningkatkan nafsu makan dan meredakan pegal linu. Jamu kunyit asam membantu melancarkan siklus menstruasi dan menyegarkan tubuh. Lalu, empon-empon yang terdiri dari campuran jahe, kunyit, dan temulawak juga dikenal efektif untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menghangatkan badan. Ada pula brotowali yang dipercaya dapat membantu menurunkan kadar gula darah hingga masalah pencernaan.
Jamu dan Keberlanjutan
Lebih dari sekadar minuman herbal untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan, jamu dapat mendukung keberlanjutan dan pembangunan berkelanjutan dalam berbagai aspek. Jamu mengandung pengetahuan tradisional yang lahir dari kedekatan manusia dengan alam. Dalam upaya mengadopsi gaya hidup berkelanjutan, jamu dapat menjembatani tradisi dengan gaya hidup yang peduli terhadap lingkungan. Jamu juga dapat menjadi penghubung antara pengetahuan tradisional dengan pengetahuan modern.
Namun, nilai keberlanjutan dalam jamu tidak dapat dilihat hanya dari hasil akhirnya dan tidak serta merta muncul begitu saja. Dalam hal ini, keberlanjutan dapat terwujud apabila seluruh rantai nilai dan rantai pasok dalam produksi jamu dilakukan secara bertanggung jawab, mulai dari bagaimana tanaman herbal untuk produksi jamu ditanam hingga bagaimana perlakuan terhadap para petani dan peracik jamu. Setidaknya, jamu akan menjadi selaras dengan prinsip keberlanjutan dan dapat mendukung pembangunan berkelanjutan apabila tanaman herbal untuk bahan pembuatan jamu ditanam dengan sistem pertanian dan selaras dengan alam, tidak melibatkan alih fungsi lahan, dan tidak mengorbankan manusia dan keanekaragaman hayati. Demikian pula, para petani, peracik jamu, dan semua pihak yang terlibat dalam seluruh proses produksi jamu harus diperlakukan secara adil untuk mendukung keberlanjutan sosial dan ekonomi.
Dengan demikian, jamu menjadi penghubung antara pelestarian budaya, penguatan ekonomi lokal, dan perlindungan lingkungan. Jika rantai pasoknya dikelola secara berkelanjutan, industri jamu tidak hanya dapat menciptakan lapangan kerja, tetapi juga sekaligus memberdayakan komunitas, khususnya perempuan dan masyarakat desa, serta menjaga kelestarian tanaman obat dan keanekaragaman hayati.
Tantangan di Era Modern
Namun, sebagaimana banyak warisan lainnya, jamu juga tidak terhindar dari tantangan di era modern. Minimnya riset klinis, terbatasnya pendanaan untuk pengembangan jamu, hingga regulasi yang rumit adalah beberapa tantangan yang paling signifikan. Kondisi ini menyebabkan produsen jamu, terutama UMKM, sulit untuk mengembangkan produknya karena biaya yang mahal dan proses yang panjang.
Selain itu, perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin modern, dominasi produk kesehatan ultra-olahan yang banyak mengandung bahan kimia sintetis yang lebih praktis dan murah serta stigma kuno terhadap jamu turut menurunkan minat dan pengetahuan masyarakat, terutama generasi muda. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memperkuat riset, mendukung inovasi produk, serta mempromosikan jamu sebagai gaya hidup sehat yang relevan sekaligus menjaga kelestarian warisan budaya Indonesia.
Editor: Abul Muamar

Berlangganan GNA Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia, akselerasi dampak positif Anda untuk masyarakat (people) dan lingkungan (the planet).