Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Jepang Hidupkan Kembali Toko Buku Fisik di Tengah Arus Digitalisasi

Berbagai upaya tengah dilakukan untuk menghidupkan kembali toko buku fisik di Jepang yang jumlahnya terus menyusut, mulai dari proyek pemerintah hingga inisiatif komunitas.
Oleh Kresentia Madina
3 Januari 2025
Orang-orang berdiri di depan toko buku Jepang

Foto: Fumiaki Hayashi di Unsplash.

Di tengah derasnya arus teknologi dan digitalisasi, banyak hal bersifat fisik yang ditinggalkan, termasuk buku. Di Jepang, seperti halnya di banyak negara lain, jumlah toko buku fisik telah berkurang drastis akibat perkembangan ini. Kini, berbagai upaya tengah dilakukan untuk menghidupkan kembali toko buku fisik di Jepang, mulai dari proyek pemerintah hingga inisiatif komunitas, untuk mempertahankan keberadaannya.

Berkurangnya Toko Buku Fisik di Jepang

Lebih dari sekadar tempat untuk menjual buku, toko buku fisik juga menjadi pusat budaya dan komunitas. Toko buku fisik dapat memberikan harapan saat putus asa; toko buku fisik juga dapat menyatukan orang-orang saat krisis melanda. Dan bagi banyak orang secara umum, toko buku fisik dapat menjadi tujuan untuk rekreasi dan melepaskan penat.

Di Jepang, jumlah toko buku fisik telah menurun signifikan. Seperti yang dilaporkan oleh Japan Publishing Industry Foundation for Culture, 27,7% kota-kota di Jepang tidak lagi memiliki toko buku hingga Maret 2024. Menurut data pemerintah, margin keuntungan yang rendah dan persaingan yang ketat dengan toko daring menjadi alasan utama penurunan ini.

Dengan semakin populernya teknologi digital, banyak orang mulai beralih dan membeli buku digital karena dianggap praktis. Ribuan eksemplar buku tidak terjual dan berdebu di rak-rak toko buku. Akibatnya, toko buku harus membayar biaya transportasi untuk mengembalikan buku dan majalah yang tidak terjual, yang dipotong dari pendapatan mereka yang rendah. Selain itu, nilai diskon dari toko buku digital membuat mereka lebih menarik bagi pembeli, sehingga toko buku fisik semakin ditinggalkan.

Inisiatif Pemerintah dan Komunitas

Sebagai respons atas hal tersebut, Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang memutuskan untuk membentuk tim proyek lintas departemen guna mempromosikan toko buku fisik di seluruh penjuru Jepang. Proyek ini mengundang para manajer toko buku untuk berbagi pendapat mereka tentang kondisi di lapangan. Selain itu, pemerintah akan memperkenalkan berbagai cara untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan langkah-langkah dukungan lainnya.

“Pemerintah pusat dan daerah serta industri terkait harus memahami masalah ini dan melakukan apa yang mereka bisa (untuk menghidupkan kembali toko buku),” kata Yoji Muto, Menteri Perindustrian, seperti dilansir Japan Times.

Sementara itu, pemilik toko buku telah mengambil tindakan dengan cara mereka sendiri. Di distrik Kanda Jimbocho, Tokyo, sebuah toko buku berbagi-rak didirikan sebagai cara untuk mengembalikan kegembiraan membaca buku secara fisik bagi masyarakat. Mulai dari individu hingga perusahaan, siapa pun dapat menyewa rak seharga 4.850-9.350 yen ($32-$61) per bulan dan menempatkan semua jenis buku untuk dijual. Dengan cara ini, orang-orang dapat memiliki berbagai pilihan buku, tidak hanya buku-buku populer yang dijual di toko buku biasa.

“Pelanggan dan pemilik rak mengunjungi toko buku tidak hanya untuk menjual dan membeli buku, tetapi juga untuk menikmati obrolan tentang buku,” kata Rokurou Yui, salah satu toko buku berbagi-rak, seperti dikutip dalam RFI.

Pentingnya Ikatan dalam Kehidupan Nyata

Komunitas adalah jantung masyarakat kita, dan ruang fisik merupakan fasilitator penting dalam pembangunan komunitas. Kehadiran toko buku fisik menekankan pentingnya ikatan dalam ruang kehidupan nyata dengan orang-orang di sekitar kita, serta aksesibilitas ruang pendidikan dan budaya bagi orang-orang untuk belajar, bersosialisasi, dan berkembang.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Kresentia Madina
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Memastikan Distribusi Pendapatan yang Adil sebagai Pilar Keadilan Sosial
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Kesetaraan Gender dalam Bisnis: Sebuah Tanggung Jawab dan Peluang

Continue Reading

Sebelumnya: Meningkatkan Kesejahteraan Kaum Muda melalui Kewirausahaan
Berikutnya: Pentingnya Pemutakhiran DTKS untuk Mendukung Efektivitas Program Perlindungan Sosial

Lihat Konten GNA Lainnya

Pemandangan pesisir Pantai Utara Jawa dengan garis pantai melengkung, air laut berwarna biru kehijauan, area persawahan di sisi kiri, dan permukiman di tepi pantai. Mengulik Isu Penurunan Muka Tanah Pesisir Jawa
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengulik Isu Penurunan Muka Tanah Pesisir Jawa

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
30 Oktober 2025
beberapa petani perempuan memanen daun teh di kebun Kebangkitan Pertanian Permakultur Lokal di India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kebangkitan Pertanian Permakultur Lokal di India

Oleh Ponnila Sampath-Kumar
30 Oktober 2025
Fasilitas LNG di dekat laut. Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi

Oleh Andi Batara
29 Oktober 2025
Sebuah nampan berisi ikan yang di sekitarnya terdapat sikat, pisau, dan makanan laut lainnya. Memanfaatkan Limbah Makanan Laut sebagai Peluang Ekonomi Biru yang Berkelanjutan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memanfaatkan Limbah Makanan Laut sebagai Peluang Ekonomi Biru yang Berkelanjutan

Oleh Attiatul Noor
29 Oktober 2025
Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia