Meningkatkan Cakupan Kesehatan Semesta untuk Semua
Kesehatan adalah hak asasi manusia yang mendasar. Setiap orang harus mendapatkan layanan kesehatan yang layak dan komprehensif tanpa harus berutang atau jatuh miskin. Di tengah situasi dunia yang semakin tidak dapat diprediksi, sistem layanan kesehatan sangatlah penting. Hal inilah yang coba diwujudkan melalui Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Healthcare Coverage/UHC).
Mengenal Cakupan Kesehatan Semesta
Cakupan Kesehatan Semesta (UHC) menjamin setiap orang dapat memperoleh layanan kesehatan optimal yang mereka butuhkan, termasuk peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi, dan perawatan medis khusus. UHC juga mencakup perlindungan finansial sebagai salah satu dimensi penting di samping perawatan kesehatan.
Mewujudkan UHC sejalan dengan SDG 3.8. Menurut WHO, UHC memberikan banyak manfaat, seperti:
- Meningkatkan harapan hidup
- Mengurangi prevalensi penyakit dan malnutrisi
- Mengurangi masa inap di rumah sakit
- Menyediakan layanan kesehatan esensial yang tidak diskriminatif dan dapat diakses secara fisik tanpa mengakibatkan kesulitan keuangan
- Meningkatkan kesejahteraan bersama dan mengurangi kemiskinan ekstrem
Kendala terkait Cakupan Kesehatan Semesta
Sebelum pandemi COVID-19, cakupan kesehatan semesta telah mengalami banyak perkembangan. Menurut WHO, indeks cakupan UHC meningkat dari 45 pada tahun 2000 menjadi 67 pada tahun 2019. Namun, situasi kemudian berubah. Lebih dari 90% negara melaporkan adanya gangguan pada layanan esensial selama pandemi. Jutaan anak di bawah 5 tahun tak memperoleh imunisasi rutin. Selain itu, juga ada kesenjangan akses vaksinasi di antara negara berpenghasilan rendah (24% penduduk) dengan negara berpenghasilan tinggi (72% penduduk).
Sebanyak 2 miliar orang masih hidup dalam kemiskinan akibat biaya kesehatan. Ketimpangan masih menjadi salah satu tantangan paling mendesak bagi UHC. Kesenjangan masih berlangsung, terutama dalam layanan kesehatan khusus perempuan dan anak-anak. Berbagai hambatan, seperti faktor geografis dan sosial-ekonomi, dan isu-isu spesifik yang dihadapi oleh Masyarakat Adat, pengungsi, dan populasi migran juga mesti dipertimbangkan melalui pengumpulan data yang lebih baik dan representatif.
Yang Perlu Ditingkatkan
Meningkatkan UHC membutuhkan kolaborasi lintas sektoral antara pemerintah, lembaga, masyarakat, dan pemangku kepentingan terkait lainnya. Memahami hambatan yang dihadapi oleh berbagai orang sangat penting dalam membuat kebijakan menyangkut kesehatan. WHO menyatakan bahwa mewujudkan UHC berarti mengharuskan negara-negara maju untuk melakukan setidaknya tiga hal ini:
- Memperluas layanan prioritas sesuai dengan kebutuhan masyarakat
- Mencakupkan lebih banyak orang dalam cakupan kesehatan semesta
- Mengurangi pembayaran langsung dan beralih ke pembayaran di muka.
Pada akhirnya, menciptakan sistem kesehatan yang kuat, tangguh, dan fungsional sangat bergantung pada kondisi masing-masing negara. Sistem kesehatan yang ada saat ini, aksesibilitas, dan sumber daya yang tersedia semuanya berperan dalam membentuk cakupan kesehatan semesta yang inklusif dan komprehensif bagi setiap warga. Undang-undang, sumber daya, dan pemantauan yang kuat juga diperlukan dalam setiap kasus untuk mendukung upaya mencapai hasil yang lebih baik.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli dari artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Madina adalah Reporter di Green Network Asia. Dia adalah alumni program sarjana Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Dia memiliki tiga tahun pengalaman profesional dalam editorial dan penciptaan konten kreatif, penyuntingan, dan riset.