Bagaimana Laut Kaspia Menyusut Akibat Tekanan Perubahan Iklim

Foto: NASA Johnson di Flickr.
Di antara Eropa dan Asia, terbentang Laut Kaspia. Namun, danau ini menyusut sebagai dampak dari perubahan iklim, yang mengakibatkan kerusakan luas pada keanekaragaman hayati dan masyarakat di sekitarnya.
Penyusutan Laut Kaspia
Dengan luas sekitar 386.400 kilometer persegi, Laut Kaspia dianggap sebagai perairan pedalaman terbesar di dunia. Danau ini terletak di Eropa dan Asia, berbatasan dengan Kazakhstan, Rusia, Azerbaijan, Iran, dan Turkmenistan.
Sebuah studi yang menggunakan pengukuran altimetri satelit menemukan bahwa dalam rentang tahun 1996 hingga 2021, permukaan air Danau Kaspia menurun dengan laju sekitar 1,5 meter/26 tahun. Penyusutan ini semakin intensif sejak tahun 2006, dengan laju 1,4 meter/16 tahun, atau sekitar 9 sentimeter/tahun. Jika terus berlanjut, permukaan air danau tersebut diperkirakan akan turun sekitar 7 meter pada akhir abad ke-21.
Studi lain telah meneliti fluktuasi permukaan air Danau Kaspia dengan berbagai hasil dan proyeksi. Meskipun hasilnya bervariasi, banyak peneliti mengaitkan penurunan permukaan air dengan penurunan curah hujan dan peningkatan penguapan akibat perubahan iklim. Polusi akut akibat aktivitas ekstraksi minyak dan gas serta limbah industri juga menimbulkan ancaman yang signifikan.
Dampak terhadap Keanekaragaman Hayati dan Masyarakat
Cekungan Laut Kaspia memiliki sistem ekologi yang unik. Ada lebih dari 400 spesies endemik, termasuk enam spesies sturgeon dan anjing laut Kaspia, serta berbagai burung migrasi. Bagi masyarakat sekitar, danau ini juga berfungsi sebagai sumber penghidupan, mendukung perikanan komersial, pelayaran dan transportasi, serta pertanian dan industri. Selain itu, Laut Kaspia membantu mengatur suhu dan kualitas udara di wilayah sekitarnya.
Oleh karena itu, menyusutnya Danau Kaspia akan berdampak signifikan terhadap keanekaragaman hayati dan masyarakat sekitar. Penelitian yang dipimpin oleh Universitas Leeds menemukan bahwa penurunan permukaan air akan secara signifikan mengurangi habitat perkembangbiakan anjing laut Kaspia, yang telah terdaftar sebagai spesies Terancam Punah oleh IUCN. Penurunan ini juga dapat menyebabkan hilangnya laguna pesisir dan hamparan alang-alang, yang merupakan tempat perkembangbiakan sturgeon dan spesies ikan lainnya.
Selain itu, temuan penelitian menunjukkan bahwa permukiman, pelabuhan, dan fasilitas industri akan ditinggalkan pada tahun-tahun mendatang karena air menjadi lebih dangkal, terutama di Laut Kaspia utara, yang berarti hilangnya mata pencaharian. Selain itu, dasar laut kering yang terbuka kemungkinan akan melepaskan debu yang mengandung kontaminan industri dan garam, yang dapat membahayakan kesehatan manusia, seperti yang terlihat di Laut Aral.
Melindungi Laut Kaspia
Perubahan iklim telah membawa masalah yang belum pernah terjadi sebelumnya secara global, menyebabkan ekosistem Bumi dan masyarakat hancur di bawah tekanannya. Diperlukan tindakan segera untuk mengatasi masalah ini dan mencegah kehancuran lebih lanjut.
Kolaborasi dan penelitian adalah salah satu kunci. Lima negara di sekitar Danau Kaspia telah menandatangani Konvensi Teheran pada tahun 2003, yang kemudian diratifikasi pada tahun 2006, yang menetapkan persyaratan dan mekanisme untuk perlindungan lingkungan danau. Hal ini menyoroti pentingnya kerja sama regional dan kolaborasi lintas batas dalam melindungi ekosistem dan mata pencaharian. Tidak hanya itu, upaya untuk memahami perubahan muka air danau juga harus terus dilakukan melalui pemantauan dan penelitian yang kuat.
Penerjemah: Abul Muamar
Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.