Potensi dan Tantangan Kendaraan Listrik untuk Dekarbonisasi Sektor Transportasi
Bahan bakar kendaraan berbasis fosil masih menjadi penyumbang signifikan emisi karbon di Indonesia. Pada tahun 2021, sebanyak 23 persen emisi gas rumah kaca datang dari sektor transportasi. Jumlah ini diprediksi terus bertambah seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan dan konsumsi bahan bakar.
Dekarbonisasi sektor transportasi menjadi salah satu upaya dan agenda utama untuk mencapai target emisi nol bersih Indonesia pada 2060. Kendaraan listrik memiliki potensi untuk mendukung dekarbonisasi sektor transportasi.
Strategi Dekarbonisasi Sektor Transportasi
Menurut Institute for Essential Services Reform (IESR), terdapat tiga strategi dekarbonisasi kendaraan darat:
- Strategi avoid, berkaitan dengan travel demand management atau mengurangi jarak tempuh manusia. Salah satu kebijakan yang dapat diterapkan adalah bekerja dari rumah (work from home) atau membatasi durasi bepergian sekitar 15 menit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
- Strategi shift, dengan berpindah menggunakan kendaraan yang lebih rendah emisi. Strategi ini dapat dilakukan salah satunya dengan beralih menggunakan kendaraan listrik.
- Strategi improve, yakni meningkatkan efisiensi energi dari kendaraan yang digunakan.
Dukungan dan Tantangan Kendaraan Listrik
Dekarbonisasi transportasi darat dapat didukung dengan peningkatan penggunaan kendaraan listrik. Hasil riset Indonesia Electric Vehicle Outlook (IEVO) 2023 menunjukkan bahwa kendaraan listrik menghasilkan emisi 7 persen lebih sedikit dan 14 persen lebih rendah biaya per kilometer daripada mobil berbahan bakar fosil..
Namun, penggunaan kendaraan listrik di Indonesia masih menemui sejumlah tantangan, di antaranya:
- Kurangnya pemerataan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Saat ini, 88 persen dari total SPKLU masih terpasang di Jakarta dan Bali.
- Lokasi distribusi fast charger dan slow-medium charger yang masih terkonsentrasi di gedung perkantoran dan bukan di jalan raya.
- Kewajiban SPKLU untuk memasang charger 3 port yang masih sangat mahal. Revisi peraturan ini akan menarik investasi pemasangan SPKLU.
- Masih belum optimalnya tingkat utilisasi Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), yang sebagian besar masih digunakan oleh pengguna komersial seperti pengemudi transportasi online dan logistik.
- Terbatasnya akses listrik di daerah pedesaan, terutama untuk wilayah luar Jawa-Bali.
- Kebijakan fiskal terkait insentif pada industri kendaraan listrik yang masih terbatas di beberapa kota besar.
- Harga beberapa kendaraan listrik masih terlalu mahal bagi konsumen kelas menengah ke bawah. Misalnya, harga mobil listrik rata-rata dibanderol Rp 300 – 600 juta.
- Belum siapnya industri midstream pembuatan baterai yang terkait dengan rantai pasok kendaraan listrik.
Untuk itu, IESR merekomendasikan sejumlah cara untuk mengurangi hambatan perluasan penggunaan kendaraan listrik, di antaranya:
- Insentif fiskal berulang berupa pajak karbon dan harga listrik yang dinamis.
- Insentif fiskal yang dapat mengurangi selisih biaya kendaraan listrik dan konvensional.
- Insentif lain selain non-fiskal seperti pengembangan infrastruktur untuk stasiun pengisian listrik.
- Insentif lain yang mendorong masyarakat mengurangi kendaraan konvensional, seperti aturan ketat emisi kendaraan.
Pada akhirnya, dekarbonisasi sektor transportasi membutuhkan pendekatan holistik untuk memastikan tidak ada satu pun yang tertinggal dalam perjalanan ini. Selain kendaraan darat, dekarbonisasi sektor transportasi juga mesti menyasar transportasi udara dan laut dengan dengan upaya yang sama.
Untuk itu, pemberian insentif harus dilakukan atas dasar keadilan, yang didukung dengan langkah-langkah lain untuk membuatnya efektif, semisal meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menghapus ketimpangan dan kemiskinan, menjamin dan melindungi mata pencaharian masyarakat, dan banyak lainnya. Selain itu, juga dukungan berupa kesadaran, kemauan, dan partisipasi dari semua pihak.
Editor: Abul Muamar dan Kresentia Madina
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Maulina adalah Reporter & Peneliti untuk Green Network Asia - Indonesia. Dia meliput Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.