Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Pentingnya Energi Terbarukan untuk Mengatasi Trilema Energi

Trilema energi adalah kerangka kerja untuk mengadopsi kebijakan energi dengan mempertimbangkan ketahanan energi, kelestarian lingkungan, dan energi yang terjangkau.
Oleh Dandy Rheznandya
26 Januari 2024
Pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai Rampion di New Haven, Inggris

Foto: Nicholas Doherty di Unsplash.

Badan Energi Internasional (IEA) memprediksi peningkatan besar dalam permintaan energi global seiring pertumbuhan populasi dunia. Permintaan berpotensi meningkat dua kali lipat pada tahun 2050, mencakup berbagai sektor seperti listrik, pemanas, dan transportasi. Untuk menjawab tantangan ini, konsep trilema energi muncul sebagai kerangka kerja yang penting. 

Pada dasarnya, konsep trilema energi menggambarkan perlunya mengatasi kompleksitas dalam menciptakan kebijakan energi dan penggunaan energi terbarukan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Trilema energi merangkum tiga aspek penting dalam infrastruktur energi: keamanan energi, kelestarian lingkungan, dan energi yang terjangkau. Kerangka kerja ini selaras dengan Tujuan 7 Pembangunan Berkelanjutan untuk memastikan akses universal terhadap energi yang bersih dan terjangkau. 

Setiap aspek dari trilema energi melibatkan trade-off. Oleh karena itu, keseimbangan yang cermat antara ketiga aspek tersebut sangat penting untuk memenuhi permintaan energi yang meningkat secara berkelanjutan. Dengan trilema energi sebagai prinsip panduan, bagaimana energi terbarukan dapat berkontribusi secara signifikan untuk mencapai tujuan tersebut?

Keamanan Energi

Memastikan pasokan energi yang andal dan konsisten sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Inovasi teknologi, terutama terkait solusi penyimpanan energi seperti baterai canggih, memainkan peran penting dalam mencapai tujuan ini. Baterai canggih ini menyediakan cara praktis untuk menyimpan kelebihan energi selama periode puncak produksi, sehingga dapat digunakan pada saat produksi energi terbarukan rendah.

Terkait produksi baterai listrik, Indonesia unggul di panggung global dengan sumber daya alamnya yang melimpah. Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, cadangan timah terbesar kedua, cadangan bauksit terbesar keenam, dan cadangan tembaga terbesar ketujuh. Selain itu, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan sebesar 437,4 GW dan potensi Penangkapan, Pemanfaatan, dan Penyimpanan Karbon (CCUS) yang diperkirakan mencapai 400 Giga Ton.

Sementara itu, Jepang menyadari kebutuhan penting akan bauran energi yang beragam. Jepang merespons hal tersebut dengan berinvestasi di berbagai sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan biomassa. Pergeseran yang disengaja ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada satu sumber energi, yang mengarah pada lanskap energi yang lebih tangguh dan andal.

Dashboard pelaporan data pada layar laptop
Foto: Stephen Dawson di Unsplash.

Keberlanjutan Lingkungan

Keberlanjutan lingkungan menekankan pentingnya mengurangi dampak ekologis dari produksi dan konsumsi energi. Terlepas dari reputasinya sebagai pilihan yang lebih berkelanjutan, energi terbarukan masih dapat membahayakan manusia dan planet ini. Sebagai contoh, sektor energi terbarukan saat ini sangat perlu untuk mengatasi perbudakan modern dan potensi hilangnya keanekaragaman hayati di tingkat hulu.

Dalam trilema energi, sangat penting untuk mengintegrasikan praktik-praktik berkelanjutan di seluruh siklus hidup energi terbarukan. Bagaimana caranya? Beberapa faktor penilaian yang perlu dipertimbangkan untuk meminimalkan dampak lingkungan dari komponen energi terbarukan meliputi unit fungsional, batasan sistem, dan kualitas data. 

Unit fungsional mengacu pada penilaian terstandar yang mengukur dampak lingkungan, seperti emisi CO2 , dari sebuah sistem dan masa pakainya. Sementara itu, batasan sistem menunjukkan unit operasional dari proses manufaktur, dan kualitas data memastikan informasi yang akurat tentang bahan dan proses pembuatan perangkat.  

Untuk mengintegrasikannya, diperlukan penelitian dan pengembangan yang berkesinambungan dalam proses manufaktur, bahan, dan metode daur ulang. Selain itu, pemilihan lokasi dan kepatuhan terhadap praktik terbaik dalam pengembangan proyek juga dapat membantu mengurangi potensi dampak buruk terhadap ekosistem lokal. 

Keterjangkauan dalam Trilema Energi

Keterjangkauan berarti memastikan bahwa konsumen individu dan industri dapat mengakses energi dengan biaya yang masuk akal dan dapat dikelola. Pada saat yang sama, penyedia energi harus dapat menjaga agar produksi tetap berjalan dengan nyaman. 

Tantangan terkait keterjangkauan sangat bervariasi antara negara berkembang dan negara maju. Negara-negara berkembang berfokus pada penyediaan akses energi yang universal dan terjangkau bagi penduduknya. Di sisi lain, negara-negara maju berkonsentrasi untuk mempertahankan keterjangkauan selama masa transisi ke sumber energi yang lebih bersih.

Kemajuan teknologi dan skalabilitas energi terbarukan memainkan peran penting dalam menurunkan biaya energi bersih. Penurunan biaya akan membuat sumber energi terbarukan menjadi lebih kompetitif dengan opsi tradisional, yang pada akhirnya meningkatkan keterjangkauan secara keseluruhan. Kemudian, berinvestasi dalam teknologi dan praktik hemat energi akan semakin mengoptimalkan penggunaan energi, yang mengarah pada pengurangan konsumsi dan biaya.

Energi untuk Semua

Energi yang terjangkau dan berkelanjutan merupakan hal fundamental bagi pembangunan. Energi yang terjangkau ini memungkinkan berbagai komunitas dan bangsa untuk secara aktif berpartisipasi dan memetik manfaat dari perubahan global menuju keberlanjutan. Pada intinya, upaya untuk mewujudkan energi yang terjangkau dan berkelanjutan adalah kekuatan dinamis yang tidak hanya mendorong pembangunan ekonomi tetapi juga memastikan masa depan yang lebih inklusif dan adil bagi semua.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar dan Busra Aulya

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Dandy Rheznandya
Website |  + postsBio

Dandy adalah Intern Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Teknik Material di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Dandy termotivasi untuk menampilkan aspek-aspek penting dalam tata kelola transisi energi yang beragam.

  • Dandy Rheznandya
    https://greennetwork.id/author/dandyfadjarrheznandya/
    Mengubah Sampah Menjadi Listrik dengan Teknologi Waste-to-Energy
  • Dandy Rheznandya
    https://greennetwork.id/author/dandyfadjarrheznandya/
    Tren Pertumbuhan UMKM di Asia Pasifik dan Hambatan yang Perlu Diatasi
  • Dandy Rheznandya
    https://greennetwork.id/author/dandyfadjarrheznandya/
    ASCC Luncurkan Sistem Baru untuk Mengukur Perkembangan Sosial dan Budaya di Asia Tenggara
  • Dandy Rheznandya
    https://greennetwork.id/author/dandyfadjarrheznandya/
    ISSB Luncurkan Standar Baru Laporan ESG: Bagaimana di Asia Tenggara?

Continue Reading

Sebelumnya: Laporan SDGs 2023: Pencapaian dan Tantangan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Berikutnya: Meningkatkan Pembangunan Manusia di Asia-Pasifik melalui Kebijakan

Lihat Konten GNA Lainnya

bangunan roboh Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Opini

Robohnya NZBA: Kritik, Analisis, dan Seruan untuk Perbankan Indonesia

Oleh Jalal
17 Oktober 2025
Empat tangan anak-anak yang saling berpegangan Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif

Oleh Andi Batara
17 Oktober 2025
sekawanan bison sedang memamah di atas padang rumput yang tertutup salju Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi

Oleh Kresentia Madina
17 Oktober 2025
meja dengan berbagai ikan segar tersusun di atasnya Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Oleh Seftyana Khairunisa
16 Oktober 2025
dua elang hitam kepala putih bertengger di ranting pohon yang tak berdaun Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam

Oleh Dina Oktaferia
16 Oktober 2025
Kursi roda anak berukuran kecil di samping deretan kursi kayu, dengan latar belakang papan tulis hitam dan lantai berkarpet berwarna cerah. Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
15 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia