Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Wilayah
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • ESG
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar

Ewaso Lions dan Mama Simba Pelindung Singa di Gurun Kenya

Tidak hanya pelestarian satwa liar, Mama Simba juga membekali anggotanya dengan pengetahuan dan keahlian yang bisa menyokong kehidupan mereka.
Oleh Zia Ul Haq
27 September 2021
Para perempuan anggota Mama Simba.

Photo: Ewaso Lions

Lonjakan populasi manusia menyebabkan makin meluasnya pemukiman, yang tentu menyebabkannya semakin bersinggungan dengan wilayah hunian satwa liar, seperti singa. Tak jarang, hal ini menimbulkan konflik antara manusia dengan satwa-satwa liar. Tidak hanya merugikan manusia, konflik-konflik semacam ini juga bisa menyebabkan kepunahan bagi singa-singa tersebut. Inilah yang terjadi di Kenya, di mana populasi singa diperkirakan menurun hingga tersisa 2.000 ekor saja.

Ewaso Lions di Kenya bagian utara bergiat melakukan konservasi untuk meminimalkan terjadinya konflik manusia-satwa liar. Sejak tahun 2010, Ewaso Lions meluncurkan program Warrior Watch bersama para pejuang pria (warriors) dari suku Samburu. Melalui program ini, mereka merangkul kader-kader warga lokal untuk melakukan edukasi di tengah masyarakat tentang pentingnya kelestarian satwa liar, khususnya singa. Ewaso Lions percaya bahwa gerakan pelestarian satwa liar bisa sukses dilakukan jika secara aktif melibatkan masyarakat lokal yang sehari-hari berinteraksi dengan satwa liar tersebut.

Para pejuang suku Samburu berperan besar dalam aksi ini. Mereka terbiasa berburu bahan makanan, mencari air dan kayu bakar, sehingga kerap bersinggungan langsung di alam dan satwa-satwa liar. Mereka paham bagaimana cara yang efektif untuk meminimalisasi konflik manusia-satwa liar, serta menjaga hasil buruan yang mereka miliki dari ancaman predator, seperti singa. Keahlian mereka ini menjadi ujung tombak dalam kampanye pelestarian singa Ewaso Lions.

Tahun 2013, sekelompok perempuan dari desa Sasaab berjalan kaki puluhan kilometer mengunjungi markas Ewaso Lions. Mereka menawarkan diri untuk membantu suku Samburu dan bergabung dalam program konservasi itu. Maka pada tahun itu juga, Ewaso Lions memulai gerakan baru yang disebut Nkimarat Ngwezi yang berarti ‘perempuan yang melestarikan’, dan lebih familiar disebut Mama Simba.

Melalui program Mama Simba, perempuan-perempuan tangguh ini menjalani pelatihan tentang pelestarian satwa liar. Mulai dari pengenalan dan interaksi dengan singa, hingga pendekatan dan pencegahan konflik di wilayah hunian manusia. Tahun berikutnya, sebanyak 32 orang anggota Mama Simba melakukan safari di Samburu National Reserve untuk berinteraksi dengan singa-singa. Pada 2015, mereka sudah giat berkampanye melalui event “Running for Lions”.

Tidak hanya pelestarian satwa liar, Mama Simba juga membekali anggotanya dengan pengetahuan dan keahlian yang bisa menyokong kehidupan mereka. Misalnya, program pelatihan baca-tulis untuk perempuan di desa Sasaab. Tiap hari Sabtu mereka belajar baca-tulis dalam bahasa Inggris dan Kiswahili. Mereka juga aktif membuat berbagai jenis kerajinan lokal yang dibeli oleh Ewaso Lions, kemudian dipasarkan secara global. Mama Simba juga mengadakan kegiatan bersih lingkungan yang diikuti 220 perempuan dari desa-desa sekitar Sasaab. Di wilayah yang dikelilingi sabana itu, dalam seminggu mereka berhasil memungut belasan ribu kantong plastik, kemudian mengumpulkannya untuk didaur ulang.

Hingga kini, kegiatan pelestarian, pendidikan, dan pemberdayaan terus dikembangkan oleh Mama Simba. Lebih dari 300 perempuan yang terlibat di dalamnya juga sangat bangga terhadap organisasi ini sebagai identitas gerakan mereka. Mama Simba tidak hanya menjaga keberlanjutan eksistensi satwa liar, tetapi juga melakukan penyadaran dan pemberdayaan, serta mempraktikkan kesetaraan secara efektif sehingga langkah-langkah yang dikerjakan menjadi solusi berkelanjutan yang nyata.

Editor: Inez Kriya

Sumber: Ewaso Lions dan Swara (The Voice of Conservation in East Africa) 

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan GNA Indonesia.

Langganan Anda akan memberikan akses ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia, memperkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda sekaligus mendukung kapasitas finansial Green Network Asia untuk terus menerbitkan konten yang didedikasikan untuk pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder.

Pilih Paket Langganan

Zia Ul Haq
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Zia adalah Reporter di Green Network Asia. Ia adalah lulusan program sarjana Pendidikan Islam dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saat ini Ia aktif menjadi Pendamping Belajar di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT).

  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Bayar Kuliah dengan Inovasi: Pendidikan Berkelanjutan ala DTECH-ENGINEERING
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Komitmen Tingkatkan Debit Air Tanah, Desa Warugunung Gelar Aksi Menanam Pohon
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Aksi Menanam Pohon Bersama Sakola Wanno, Layanibumi, dan Green Network Asia
  • Zia Ul Haq
    https://greennetwork.id/author/ziatuwel/
    Mimpi Gerakan LindungiHutan Tanam 270 Juta Pohon

Continue Reading

Sebelumnya: Forum Internasional Jalur Rempah: Dari Sejarah ke Inovasi dan Pemahaman Antarbudaya
Berikutnya: “It’s Not Over Until It’s Over” (Bagian 1): Pemuda dan Harapan dalam SDG Moment 2021

Baca Kabar dan Cerita Lainnya

kegiatan anak di sekolah Memperbaiki Kualitas Pendidikan Dasar di Asia Tengah
  • Kabar
  • Unggulan

Memperbaiki Kualitas Pendidikan Dasar di Asia Tengah

Oleh Attiatul Noor
19 Agustus 2025
foto hitam putih tangan-tangan yang terangkat Menilik Peran Kaum Muda dalam Mendorong Kemajuan Pembangunan Berkelanjutan
  • Kabar
  • Unggulan

Menilik Peran Kaum Muda dalam Mendorong Kemajuan Pembangunan Berkelanjutan

Oleh Kresentia Madina
18 Agustus 2025
seseorang memegang ponsel Mengulik Sistem Peringatan Dini Berbasis Ponsel
  • Kabar
  • Unggulan

Mengulik Sistem Peringatan Dini Berbasis Ponsel

Oleh Kresentia Madina
11 Agustus 2025
dua wanita Quechua duduk menghadap belakang di atas bukit berumput dengan latar belakang pegunungan Buen Vivir, Filosofi Masyarakat Adat di Pegunungan Andes yang Relevan di Tengah Krisis Ekologi
  • Kabar
  • Unggulan

Buen Vivir, Filosofi Masyarakat Adat di Pegunungan Andes yang Relevan di Tengah Krisis Ekologi

Oleh Attiatul Noor
8 Agustus 2025
dua orang duduk dan berbicara di bangku kayu Bagaimana Friendship Bench Menjembatani Kesenjangan Layanan Kesehatan Mental
  • Kabar
  • Unggulan

Bagaimana Friendship Bench Menjembatani Kesenjangan Layanan Kesehatan Mental

Oleh Dinda Rahmania
4 Agustus 2025
sebuah papan pengumuman bertuliskan ‘we are hiring’ tergantu di depan pintu SE Menaker untuk Hapus Diskriminasi dalam Rekrutmen Tenaga Kerja
  • Kabar
  • Unggulan

SE Menaker untuk Hapus Diskriminasi dalam Rekrutmen Tenaga Kerja

Oleh Abul Muamar
31 Juli 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia