Mewujudkan KORMI yang Progresif, Inklusif, dan Berkelanjutan
Ketika bicara tentang olahraga, banyak orang di Indonesia masih membayangkan tentang olahraga prestasi dalam berbagai ajang kompetisi yang ramai dipublikasikan di media. Olahraga sering dimanfaatkan untuk kepentingan politik praktis dan pencitraan yang kemudian berdampak terhadap dukungan yang diberikan: hanya sedikit atlet berprestasi nasional (PON dan liga) dan internasional (Olimpiade, Asian Games, SEA Games) yang mendapat perhatian dan dukungan yang layak, bahkan imbalan yang melimpah.
Sementara itu, olahraga masyarakat yang memiliki potensi dampak kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan bagi kehidupan masyarakat masih terabaikan, tidak dikenal luas dan kurang mendapat perhatian, sehingga kurang peminat dan hanya dilakukan oleh sedikit pegiat dan komunitas dalam kelompok kecil yang seringkali muncul atas inisiatif pribadi tanpa dukungan yang memadai.
Partisipasi Rendah dalam Olahraga Masyarakat
Sederhananya, olahraga masyarakat (community-based sports) adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat berdasarkan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat yang dilakukan secara berkesinambungan untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan. Olahraga masyarakat berperan penting dalam membangun masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.
Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) membagi olahraga masyarakat menjadi 3 kelompok, yaitu Olahraga Petualangan dan Tantangan/OPT (skateboarding, panjat tebing, trail running, dll), Olahraga Kesehatan dan Kebugaran/OKK (senam aerobik, yoga, taichi, senam pernapasan, dansa, dll), dan Olahraga Tradisional dan Kreasi Budaya/OTKB (panahan, pencak silat, benjang, kungfu, layangan, kempo, dll). Dan masih banyak contoh lain yang tidak bisa saya sebutkan semua di sini.
Sayangnya, Indeks Pembangunan Olahraga (IPO) 2023 menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia yang berpartisipasi aktif dalam olahraga hanya mencapai 25,4%, dengan tingkat kebugaran jasmani masyarakat hanya sebesar 17,9%. Dua hal ini merupakan indikator kinerja pembudayaan olahraga yang saling terkait; artinya jika angka partisipasi masyarakat rendah maka tingkat kebugaran jasmani masyarakat juga rendah. Padahal, olahraga adalah elemen krusial dalam kehidupan setiap orang, mulai dari anak usia dini hingga lanjut usia, untuk mendukung kesehatan fisik dan mental.
Pada saat yang sama, data IPO 2023 juga menunjukkan bahwa rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga, yang berdampak terhadap kondisi kesehatan masyarakat, tidak terlepas dari keterbatasan akses terhadap fasilitas olahraga. Padahal, setiap orang seharusnya memiliki akses yang setara dan adil terhadap sarana dan prasarana olahraga yang memadai, sesuai dengan kondisi fisik dan mentalnya.
Minimnya Peran KORMI
Olahraga masyarakat belum bisa melebur ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia secara luas karena berbagai faktor. Salah satu faktor yang saya amati adalah minimnya peran KORMI dalam mendukung Induk Organisasi Olahraga (INORGA) yang berhimpun di KORMI. Dengan dukungan strategis KORMI, INORGA yang menjadi wadah para pegiat olahraga masyarakat semestinya dapat memainkan peran yang lebih signifikan dalam memajukan olahraga masyarakat di Indonesia. Sampai saat ini, peran KORMI dalam mendukung INORGA masih kurang terlihat, sehingga keberadaan INORGA masih belum dikenal masyarakat. Hal ini antara lain disebabkan oleh kurangnya sosialisasi dan penyelenggaraan event olahraga yang memberi peluang INORGA untuk tampil memperkenalkan jenis olahraganya.
Dalam pengamatan saya, ada beberapa persoalan fundamental yang menyebabkan peran KORMI masih kurang menonjol. Salah satu yang paling utama, yaitu paradigma kepemimpinan dan manajemen organisasi yang kurang mencerminkan kebijaksanaan olahraga masyarakat sebagai bentuk aktivisme “dari dan untuk masyarakat”. Akibatnya tata kelola organisasi, kebijakan, dan program-program yang dibuat seringkali menggunakan pendekatan top-down yang cenderung eksklusif dan tertutup. Kepemimpinan dan manajemen KORMI semestinya dapat merefleksikan visi-misi yang jelas tentang olahraga masyarakat dan mengimplementasikan ke dalam bentuk praktis untuk memajukan olahraga masyarakat sesuai kebutuhan dan kemampuan INORGA di lapangan.
Persoalan ini adalah masalah kunci yang mesti segera diatasi agar KORMI dapat berperan lebih progresif, inklusif, dan berkelanjutan dalam mendukung INORGA untuk bersama-sama mengembangkan dan memajukan olahraga masyarakat.
Memajukan Olahraga Masyarakat
Sudah saatnya KORMI dan INORGA bersama-sama meningkatkan paradigma yang benar-benar memajukan olahraga masyarakat, “dari dan untuk masyarakat”. Seperti halnya makanan yang bukan sekadar untuk menghilangkan rasa lapar dan bertahan hidup, olahraga masyarakat juga demikian. Lebih dari sekadar kesehatan fisik dan mental, olahraga masyarakat dapat menjadi sarana yang ampuh dalam pembentukan karakter, wadah untuk bersosialisasi, memungkinkan pengembangan ekonomi, dan –dalam cakupan yang lebih luas– membangun peradaban yang lebih bermartabat.
Oleh karena itu, membiarkan olahraga masyarakat terus terbengkalai adalah kerugian besar bagi Indonesia. Begitu juga halnya dengan membiarkan kepemimpinan dan manajemen KORMI dikelola dengan tidak optimal. Sudah saatnya KORMI bertransformasi menjadi organisasi olahraga masyarakat yang progresif, inklusif, dan berkelanjutan; dan mengambil peran yang lebih kuat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga, dengan tujuan menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera.
Sebagai organisasi yang menaungi seluruh INORGA di Indonesia, KORMI harus bisa mendukung dan memfasilitasi kebutuhan INORGA dalam mengembangkan program kerja dan potensi dampaknya di tengah masyarakat. Hal inilah yang menjadi salah satu tekad saya ketika memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Umum KORMI Nasional masa bakti 2024-2028. KORMI harus dapat menarik sebanyak mungkin dukungan dari berbagai pihak terkait untuk memajukan olahraga masyarakat melalui pelibatan yang bermakna.
Beberapa misi saya yang lain adalah memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat; meningkatkan kerja sama dan sinergi dengan stakeholder terkait untuk mendukung keberhasilan program kerja KORMI dan INORGA; mengoptimalkan kemandirian finansial yang berkelanjutan; dan mewujudkan kepengurusan organisasi yang bersih dan layanan dengan prinsip good governance.
Beberapa strategi yang akan saya lakukan, antara lain memperkenalkan INORGA ke seluruh lapisan masyarakat; mempromosikan kegiatan INORGA melalui komisi OKK, OTKB, dan OPT; dan meningkatkan kualitas kepemimpinan dan manajemen tata kelola organisasi di KORMI dan INORGA melalui berbagai pelatihan pengembangan kapasitas SDM.
Editor: Abul Muamar
Jika Anda melihat konten kami bermanfaat, harap pertimbangkan untuk berlangganan Green Network Asia – Indonesia.
Langganan Anda akan menguntungkan Anda secara pribadi dan profesional, dan dapat menjadi cara terbaik untuk mendukung produksi konten-konten yang tersedia untuk masyarakat umum ini.
Adil Hakim adalah Ketua Yayasan Datuk Hakim Foundation dan Calon Ketua Umum Kormi Nasional 2024-2028