Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mewujudkan Kota Inklusif Disabilitas melalui Pengumpulan Data Partisipatif

Gerakan Kota Inklusif Makassar muncul sebagai upaya untuk mewujudkan kota inklusif disabilitas melalui pengumpulan data secara partisipatif. Seperti apa?
Oleh Abul Muamar
16 Mei 2025
simbol orang dengan disabilitas dengan kursi roda di atas aspal jalan

Foto: Jakub Pabis di Unsplash.

Kota berkelanjutan mensyaratkan adanya ruang hidup yang inklusif bagi semua, yang mengakomodir berbagai kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek. Namun, perencanaan dan pembangunan kota di berbagai daerah seringkali mengabaikan kebutuhan kelompok rentan, seperti perempuan dan orang dengan disabilitas. Terkait hal ini, Gerakan Kota Inklusif Makassar muncul sebagai upaya untuk mewujudkan kota inklusif disabilitas melalui pengumpulan data secara partisipatif.

Kurangnya Kota Inklusif Disabilitas di Indonesia

Kota inklusif disabilitas masih menjadi hal yang langka di Indonesia. Di berbagai daerah, kota-kota secara umum masih belum ramah terhadap orang dengan disabilitas, dengan aspek infrastruktur fisik sebagai isu yang paling menonjol. Hal ini terutama ditandai oleh kurangnya aksesibilitas di ruang-ruang publik seperti trotoar, halte, fasilitas kesehatan, dan fasilitas umum lainnya; serta terbatasnya transportasi publik yang ramah difabel.

Masalah aksesibilitas fisik hanyalah satu hal. Ketimpangan akses ke pendidikan dan pekerjaan juga merupakan isu utama lainnya. Masih banyak sekolah atau lembaga pendidikan yang kurang ramah terhadap difabel, baik dalam hal fisik maupun sistem pembelajarannya. Sama halnya dengan sulitnya penyandang disabilitas untuk memperoleh pekerjaan maupun pelatihan.

Kurangnya pemahaman, kesadaran, dan empati dari masyarakat secara umum juga menjadi isu yang tidak boleh diabaikan. Misalnya, ketika trotoar di sebagian ruas jalan telah dilengkapi dengan jalur pemandu (guiding block), yang sering terjadi adalah trotoar tersebut digunakan untuk lapak dagang atau tempat parkir. Hal ini semakin diperparah oleh stigma dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas yang tumbuh di tengah masyarakat.

Isu lainnya yang mesti digarisbawahi adalah kurangnya partisipasi penyandang disabilitas dalam perencanaan dan pembangunan kota. Selama ini, penyandang disabilitas memiliki ruang dan kesempatan yang terbatas untuk menyuarakan pendapat mereka, sehingga menghambat pembangunan perkotaan yang inklusif.

Gerakan Kota Inklusif Makassar

Isu-isu tersebut mendorong lahirnya Gerakan Kota Inklusif Makassar, yang diluncurkan pada 8 Mei 2025. Dipimpin oleh Yayasan Kota Kita dan UNESCO, bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Makassar, gerakan ini bertujuan mengatasi diskriminasi dalam perencanaan kota dan meningkatkan layanan publik melalui pengumpulan data partisipatif serta kolaborasi dengan para pemangku kepentingan lokal.

Pengumpulan data secara partisipatif juga melibatkan PerDIK (Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan), sebuah organisasi lokal yang memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas dan inklusi. Data yang terkumpul digunakan untuk memperkaya perencanaan kota di masa depan, sehingga Makassar dapat berkembang menjadi kota yang lebih adil, setara, dan ramah bagi seluruh warganya.

Proses pengumpulan data secara partisipatif berlangsung dalam kurun waktu April hingga November 2025, mencakup beberapa kegiatan utama: Pemetaan awal terhadap isu-isu dan wilayah survei potensial; Survei partisipatif yang melibatkan 20 orang muda untuk menjangkau 1.000 penyandang disabilitas di beberapa kelurahan terpilih; dan Lokakarya peningkatan kapasitas bagi Organisasi Penyandang Disabilitas (DPO) lokal.

“Kota yang inklusif dimulai dari data yang inklusif,” ujar Nina Asterina, Manajer Program Urban Inclusivity Yayasan Kota Kita. “Melalui pendekatan berbasis komunitas dan dipimpin oleh orang muda, kami berharap dapat menjembatani kesenjangan data yang ada serta mendorong perencanaan kota yang lebih adil dan berkelanjutan di Makassar.”

Lebih dari Sekadar Aksesibilitas Fisik

Gerakan Kota Inklusif Makassar merupakan lanjutan dari kemitraan jangka panjang antara Kota Kita dan UNESCO yang telah berlangsung sejak 2017, yang bertujuan untuk mempromosikan kota inklusif disabilitas melalui pengumpulan data partisipatif. Kolaborasi sebelumnya dilakukan di Surakarta dan Banjarmasin, yang telah mendorong serangkaian aksi lokal dalam menciptakan ruang-ruang inklusif bagi penyandang disabilitas melalui pendekatan co-design (rancang bersama).

“Kota inklusif bukan hanya tentang aksesibilitas fisik, tetapi juga tentang martabat, representasi, dan memastikan setiap suara didengar dalam proses pertumbuhan dan pembangunan kota. Dengan menggabungkan pendekatan partisipatif dan pengumpulan data yang kuat, kita dapat membangun lingkungan perkotaan yang menghormati, memberdayakan, dan menyertakan semua orang,” ujar Maki Katsuno-Hayashikawa, Direktur dan Perwakilan UNESCO Regional Office di Jakarta.

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Celako Kumali, Kearifan Lokal Suku Serawai untuk Pertanian Berkelanjutan
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Ironi Raja Ampat: Pengakuan Ganda dari UNESCO dan Kerusakan Lingkungan
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Desakan untuk Mewujudkan Reforma Agraria Sejati
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mewujudkan Layanan Kesehatan yang Lebih Aman untuk Bayi dan Anak

Continue Reading

Sebelumnya: Meningkatkan Kebijakan Keluarga untuk Mendukung Kesejahteraan Semua
Berikutnya: Memahami Prinsip Bisnis dan HAM (BHR) untuk Keseimbangan HAM dan Keuntungan

Lihat Konten GNA Lainnya

Empat tangan anak-anak yang saling berpegangan Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengatasi Perundungan di Lingkungan Pendidikan dengan Aksi Kolektif

Oleh Andi Batara
17 Oktober 2025
sekawanan bison sedang memamah di atas padang rumput yang tertutup salju Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mendorong Rewilding untuk Memulihkan Krisis Ekologi

Oleh Kresentia Madina
17 Oktober 2025
meja dengan berbagai ikan segar tersusun di atasnya Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memajukan Sektor Pangan Akuatik untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Oleh Seftyana Khairunisa
16 Oktober 2025
dua elang hitam kepala putih bertengger di ranting pohon yang tak berdaun Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Bahasa Potawatomi Menghidupkan dan Menghormati Alam

Oleh Dina Oktaferia
16 Oktober 2025
Kursi roda anak berukuran kecil di samping deretan kursi kayu, dengan latar belakang papan tulis hitam dan lantai berkarpet berwarna cerah. Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Tantangan yang Dihadapi Anak dengan Disabilitas

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
15 Oktober 2025
orang-orang menunggang kuda menyusuri aliran sungai Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Ongi River Movement di Mongolia Melindungi Manusia dan Lingkungan

Oleh Dinda Rahmania
15 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia