Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Topik
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Infografik
  • Video
  • Komunitas
  • Partner
  • Siaran Pers
  • Muda
  • Dunia
  • Kabar
  • Unggulan

Jamu dan Perannya dalam Mendukung Keberlanjutan

Lebih dari sekedar minuman, jamu memiliki nilai budaya, sosial, dan ekonomi yang dapat mendukung keberlanjutan, seperti apa?
Oleh Kesya Arla
12 Juni 2025
dua botol berisi jamu beras kencur dan kunyit asem serta rempah lainnya di atas talenan kayu

Foto: Ulilamrie89 di Pixabay.

Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tersaji dalam bentuk makanan dan minuman, salah satunya jamu. Lebih dari sekadar ramuan herbal tradisional, jamu dapat memiliki kaitan erat dengan keberlanjutan. Sebagai warisan budaya dan kearifan lokal, jamu mendorong hubungan harmonis antara manusia dan alam, serta memiliki potensi untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan. Lantas, bagaimana jamu dapat mendukung keberlanjutan dan pembangunan berkelanjutan?

Mengenal Jamu Lebih Dekat

Jamu merupakan minuman tradisional khas Indonesia yang telah diwariskan secara turun-temurun selama beberapa generasi. Sebagai bagian dari budaya tradisional, jamu memadukan berbagai bahan alami menjadi ramuan yang memiliki khasiat untuk menjaga daya tahan tubuh serta membantu mencegah dan mengatasi berbagai penyakit. Hingga saat ini, jamu tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, baik untuk konsumsi sehari-hari maupun pelengkap pengobatan modern.

Melimpahnya kekayaan hayati Indonesia menghasilkan beragam jenis jamu yang kaya akan manfaat. Misalnya, beras kencur dipercaya dapat meningkatkan nafsu makan dan meredakan pegal linu. Jamu kunyit asam membantu melancarkan siklus menstruasi dan menyegarkan tubuh. Lalu, empon-empon yang terdiri dari campuran jahe, kunyit, dan temulawak juga dikenal efektif untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menghangatkan badan. Ada pula brotowali yang dipercaya dapat membantu menurunkan kadar gula darah hingga masalah pencernaan.

Jamu dan Keberlanjutan

Lebih dari sekadar minuman herbal untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan, jamu dapat mendukung keberlanjutan dan pembangunan berkelanjutan dalam berbagai aspek. Jamu mengandung pengetahuan tradisional yang lahir dari kedekatan manusia dengan alam. Dalam upaya mengadopsi gaya hidup berkelanjutan, jamu dapat menjembatani tradisi dengan gaya hidup yang peduli terhadap lingkungan. Jamu juga dapat menjadi penghubung antara pengetahuan tradisional dengan pengetahuan modern.

Namun, nilai keberlanjutan dalam jamu tidak dapat dilihat hanya dari hasil akhirnya dan tidak serta merta muncul begitu saja. Dalam hal ini, keberlanjutan dapat terwujud apabila seluruh rantai nilai dan rantai pasok dalam produksi jamu dilakukan secara bertanggung jawab, mulai dari bagaimana tanaman herbal untuk produksi jamu ditanam hingga bagaimana perlakuan terhadap para petani dan peracik jamu. Setidaknya, jamu akan menjadi selaras dengan prinsip keberlanjutan dan dapat mendukung pembangunan berkelanjutan apabila tanaman herbal untuk bahan pembuatan jamu ditanam dengan sistem pertanian dan selaras dengan alam, tidak melibatkan alih fungsi lahan, dan tidak mengorbankan manusia dan keanekaragaman hayati. Demikian pula, para petani, peracik jamu, dan semua pihak yang terlibat dalam seluruh proses produksi jamu harus diperlakukan secara adil untuk mendukung keberlanjutan sosial dan ekonomi.

Dengan demikian, jamu menjadi penghubung antara pelestarian budaya, penguatan ekonomi lokal, dan perlindungan lingkungan. Jika rantai pasoknya dikelola secara berkelanjutan, industri jamu tidak hanya dapat menciptakan lapangan kerja, tetapi juga sekaligus memberdayakan komunitas, khususnya perempuan dan masyarakat desa, serta menjaga kelestarian tanaman obat dan keanekaragaman hayati.

Tantangan di Era Modern

Namun, sebagaimana banyak warisan lainnya, jamu juga tidak terhindar dari tantangan di era modern. Minimnya riset klinis, terbatasnya pendanaan untuk pengembangan jamu, hingga regulasi yang rumit adalah beberapa tantangan yang paling signifikan. Kondisi ini menyebabkan produsen jamu, terutama UMKM, sulit untuk mengembangkan produknya karena biaya yang mahal dan proses yang panjang.

Selain itu, perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin modern, dominasi produk kesehatan ultra-olahan yang banyak mengandung bahan kimia sintetis yang lebih praktis dan murah serta stigma kuno terhadap jamu turut menurunkan minat dan pengetahuan masyarakat, terutama generasi muda. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memperkuat riset, mendukung inovasi produk, serta mempromosikan jamu sebagai gaya hidup sehat yang relevan sekaligus menjaga kelestarian warisan budaya Indonesia.

Editor: Abul Muamar


Berlangganan GNA Indonesia
Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan wawasan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia, akselerasi dampak positif Anda untuk masyarakat (people) dan lingkungan (the planet).
Pilih Paket Langganan

Continue Reading

Sebelumnya: Benarkah Menghapus Email dapat Membantu Selamatkan Bumi?
Berikutnya: Mengurangi Limbah Elektronik dengan Material yang Dapat Didaur Ulang dan Diperbaiki

Artikel Terkait

dua tangan mendekatkan puzzle Kolaborasi Indonesia-PBB dalam Penyediaan Lapangan Kerja dan Perlindungan Sosial
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Kolaborasi Indonesia-PBB dalam Penyediaan Lapangan Kerja dan Perlindungan Sosial

Oleh Abul Muamar
13 Juni 2025
a bunch of dumped circuit boards Mengurangi Limbah Elektronik dengan Material yang Dapat Didaur Ulang dan Diperbaiki
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Mengurangi Limbah Elektronik dengan Material yang Dapat Didaur Ulang dan Diperbaiki

Oleh Dinda Rahmania
13 Juni 2025
tampak samping tangan dengan tampilan yang buram sedang mengetik di laptop Benarkah Menghapus Email dapat Membantu Selamatkan Bumi?
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Benarkah Menghapus Email dapat Membantu Selamatkan Bumi?

Oleh Sukma Prasanthi
12 Juni 2025
Seorang pedagang sedang memegang pembungkus nasi dan menuangkan lauk makanan. Meningkatkan Wawasan dan Praktik Keberlanjutan di Kalangan Pelaku UMKM
  • Kabar
  • Unggulan

Meningkatkan Wawasan dan Praktik Keberlanjutan di Kalangan Pelaku UMKM

Oleh Andi Batara
11 Juni 2025
ladang kecil dengan jalan setapak di sekelilingnya Melihat Pendekatan Terpadu dalam Memperkuat Ketahanan di Afrika Selatan
  • Eksklusif
  • Kabar
  • Unggulan

Melihat Pendekatan Terpadu dalam Memperkuat Ketahanan di Afrika Selatan

Oleh Kresentia Madina
11 Juni 2025
dua lansia dengan satu berkemeja coklat abu-abu dan yang lain berkemeja biru bermotif Sekolah Lansia dan Hal-Hal yang Diperlukan untuk Mendukung Kesejahteraan Lansia
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Sekolah Lansia dan Hal-Hal yang Diperlukan untuk Mendukung Kesejahteraan Lansia

Oleh Abul Muamar
10 Juni 2025

Tentang Kami

  • Founder’s Letter GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Siaran Pers GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Internship GNA
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia - Indonesia.