Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Melihat Cara Kerja Restorasi Mangrove Berbasis Komunitas

Restorasi mangrove berbasis komunitas (CBEMR) menawarkan solusi restorasi ekosistem mangrove yang terbukti praktis dan berjangka panjang.
Oleh Prayul Sartika
31 Januari 2024
dua nelayan bertopi di perairan payau di tengah pepohonan mangrove

Foto: Quang Nguyen Vinh di Pexels.

Mangrove membentuk ekosistem penting bagi kehidupan bawah laut dan kehidupan di darat. Ada banyak peran penting mangrove bagi lingkungan, di antaranya sebagai penghalang angin, gelombang, dan banjir agar tidak mendekati garis pantai. Mengingat manfaatnya yang begitu besar bagi manusia dan lingkungan, keterlibatan komunitas lokal sangat penting dalam pengelolaan ekosistem mangrove.

Restorasi Ekosistem Mangrove

Mangrove ditemukan di sepanjang pantai di 123 negara di seluruh dunia. Sayangnya, dalam 40 tahun terakhir, luas hutan mangrove menyusut signifikan, termasuk di Asia. Laporan FAO menyebutkan bahwa penyebab utama rusaknya hutan mangrove di Asia adalah budidaya perairan hingga konversi lahan untuk persawahan dan perkebunan kelapa sawit.

Merespons keadaan tersebut, berbagai negara mulai melakukan restorasi hutan mangrove, termasuk Vietnam, Bangladesh, Indonesia, dan Sri Lanka. Di Asia Tenggara, proyek restorasi mangrove dalam beberapa tahun terakhir sebagian besar berfokus pada pengurangan risiko bencana pesisir seiring meningkatnya frekuensi dan intensitas badai akibat perubahan iklim.

Secara umum, restorasi mangrove dapat berhasil jika lingkungan hidrologisnya sesuai untuk pertumbuhan mangrove. Lingkungan hidrologi mengacu pada sirkulasi air di dalam dan di bawah permukaan tanah. Selain faktor biofisik, faktor sosial seperti pengetahuan lokal dan sejarah lokasi juga penting dalam menentukan keberhasilan restorasi mangrove. Oleh karena itu, pelibatan komunitas lokal sangat penting dalam proses restorasi.

Restorasi Mangrove Berbasis Komunitas

Restorasi Mangrove Ekologis Berbasis Komunitas (Community-Based Ecological Mangrove Restoration/CBEMR) telah terbukti menjadi metode yang praktis dan bertahan lama di seluruh dunia. Di Asia Tenggara, CBEMR berhasil diterapkan di Vietnam, Malaysia, dan Indonesia.

Metode CBEMR memulihkan hutan mangrove yang terdegradasi dengan meniru proses alami dan menempatkan komunitas lokal sebagai pusatnya. CBEMR melibatkan pemberdayaan dan penguatan komunitas lokal dan para pemangku kepentingan dengan mengajari mereka cara merestorasi hutan mangrove dengan benar.

Restorasi Mangrove Ekologis Berbasis Komunitas memiliki beberapa elemen penting, yakni:

  • Investigasi Lokasi Restorasi: Berupa penelitian menyeluruh untuk memahami parameter biofisik dari lokasi yang diusulkan, seperti mencari tahu penyebab hilangnya mangrove dan ketidakmampuannya untuk beregenerasi secara alami.
  • Penilaian Biofisik: Berupa penilaian hidrologi (ukuran dan bentuk saluran pasang surut, pola erosi/sedimentasi yang menentukan frekuensi dan genangan pasang surut, ketinggian substrat), ekologi (vegetasi, habitat, fauna, dan kondisi edafik), dan gangguan yang menghambat pembentukan dan pertumbuhan mangrove.
  • Penilaian Sosial: Berupa pemahaman tentang konteks lokal dan sejarah unik yang hanya dipahami oleh masyarakat adat atau lokal, seperti kepemilikan lahan, pemanfaatan situs, sejarah upaya restorasi, dan bagaimana hutan bakau berdampak dan dipengaruhi oleh mata pencaharian komunitas.
  • Kesepakatan dan Implementasi: Sebuah diskusi dan kesepakatan mengenai tujuan dan tindakan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan lokal, seperti penggalian lokasi, pengalihan rute air bersih, atau pembuatan pedoman komunitas untuk pengelolaan dan pemanenan mangrove.
  • Pemantauan dan Adaptasi: Sistem yang kuat dan inklusif untuk memastikan bahwa kesepakatan sosial dan upaya restorasi dipatuhi, serta membantu pengelolaan adaptif untuk kebutuhan masa depan sehingga komunitas lokal dan pemangku kepentingan dapat menjaga ekosistem mangrove secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Dibutuhkan Kerja Kolaboratif

Upaya memulihkan ekosistem mangrove bisa jadi sangat kompleks. Jadi, keberhasilan proyek ini bergantung pada kerja kolaboratif antar pemangku kepentingan: pemerintah, LSM, dunia usaha, dan masyarakat sipil. Dengan komunitas sebagai pusatnya, mereka semua dilibatkan mulai dari tahap perencanaan hingga implementasi, pengelolaan, dan pengawasan. Singkatnya, restorasi ekologi mangrove berbasis komunitas mendorong mangrove dan masyarakat pesisir sekitarnya untuk hidup berdampingan dan saling melindungi dalam harmoni yang saling menguntungkan.

Editor: Nazalea Kusuma

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia.

Join Green Network Asia – Ekosistem Nilai Bersama untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Belajar, berbagi, berjejaring, dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Prayul Sartika
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Prayul adalah Reporter di Green Network Asia. Lulusan program Biologi Universitas Adi Buana ini memiliki passion yang kuat dalam menulis tentang keanekaragaman hayati, perubahan iklim, dan isu-isu lain terkait SDGs.

  • Prayul Sartika
    https://greennetwork.id/author/prayulnoviliasartika/
    Meningkatkan Pemanfaatan Tanaman Obat untuk Dukung Layanan Kesehatan
  • Prayul Sartika
    https://greennetwork.id/author/prayulnoviliasartika/
    Meningkatkan Sistem Pertanian dengan Teknologi Drone
  • Prayul Sartika
    https://greennetwork.id/author/prayulnoviliasartika/
    Aruba Akui Hak-Hak Alam Lewat Amandemen Konstitusi
  • Prayul Sartika
    https://greennetwork.id/author/prayulnoviliasartika/
    Solusi Berbasis Alam untuk Pengelolaan Air Pertanian

Continue Reading

Sebelumnya: Meningkatkan Partisipasi Perempuan dalam Politik
Berikutnya: Proyek Food Estate di Kalteng dan Ancaman Kerusakan Ekologis Berkepanjangan

Lihat Konten GNA Lainnya

Fasilitas LNG di dekat laut. Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik Dampak Proyek LNG di Tengah Pusaran Transisi Energi

Oleh Andi Batara
29 Oktober 2025
Pembangkit listrik tenaga nuklir dengan dua menara pendingin besar yang mengeluarkan uap di malam hari, dikelilingi lampu-lampu dan struktur industri lainnya. Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menilik PLTN Terapung: Potensi dan Tantangan Energi Nuklir di Indonesia

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
28 Oktober 2025
Seorang pria menjual dan mengipas jagung bakar di samping meja yang penuh dengan kelapa muda. Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Upaya Gastrodiplomasi Indonesia

Oleh Nazalea Kusuma dan Dina Oktaferia
28 Oktober 2025
Cover buku We are Eating the Earth: The Race to Fix Our Food System and Save Our Climate oleh Michael Grunwald. Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?
  • GNA Knowledge Hub
  • Kolom Penasihat GNA
  • Resensi Buku

Bagaimana Memberi Makan Sembilan Miliar Orang Sembari Mendinginkan Langit?

Oleh Jalal
27 Oktober 2025
orang-orang diatas pohon saling membantu naik ke atas Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia
  • GNA Knowledge Hub
  • Opini

Bukan Sekadar Memimpin, tapi Juga Melakukan Transformasi: Bagaimana Perempuan Membentuk Kembali Keadilan Iklim di Asia

Oleh Cut Nurul Aidha dan Aimee Santos-Lyons
27 Oktober 2025
siluet pabrik dengan asap yang keluar dari cerobong dan latar belakang langit oranye dan keabuan Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menyoal Akuntabilitas dalam Tata Kelola Perdagangan Karbon

Oleh Seftyana Khairunisa
24 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia