Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Panduan Siaran Pers
  • Panduan Menulis Opini
  • Asia
Banner Ads Green Network ID
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Dunia
  • Muda
  • SDGs
  • Topik
  • #LetterfromtheFounder
  • Figur
  • Unggulan

Ruhana Kuddus: Pahlawan yang Memperjuangkan Emansipasi Perempuan Lewat Jurnalisme dan Pendidikan

“Dalam sejarah pendidikan Indonesia, tidak ada satu pun perempuan berumur 10 tahun di masa itu yang berinisiatif membuka sekolah gratis. Hanya Ruhana satu-satunya,”
Oleh Abul Muamar dan Thomas Panji
10 November 2022
Ilustrasi Ruhanna Kuddus

Ilustrasi oleh Irhan Prabasukma.

Dalam sejarah peradaban manusia di berbagai belahan dunia, perempuan merupakan kelompok rentan yang kerap termarjinalkan. Konstruksi budaya yang patriarkis membuat perempuan sulit untuk mendapatkan ruang, akses, dan hak dalam banyak hal, termasuk pendidikan dan menyuarakan gagasan. Perempuan bahkan hanya diperbolehkan untuk mengerjakan urusan-urusan domestik dan tidak boleh tampil di ruang sosial. 

Dalam linimasa sejarah yang suram itu, ada sejumlah perempuan tangguh yang mampu mendobrak konstruksi tersebut, termasuk beberapa di antaranya di Indonesia. Dalam keadaan yang sulit dan berbagai keterbatasan, mereka berjuang menegakkan emansipasi perempuan lewat berbagai jalan, dan peran yang mereka tempuh membekas dalam kemajuan peradaban yang kita rasakan hari ini. 

Di antara beberapa tokoh perempuan Indonesia yang sudah semestinya kita kenang, Roehana Koeddoes (Ruhana Kuddus) adalah salah satunya. Dia adalah tokoh emansipasi dan perempuan pertama yang menjadi jurnalis dalam sejarah Indonesia. Ruhana membangun sekolah untuk perempuan di Koto Gadang, Sumatera Barat, bernama Sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS). Selain itu, dia juga mendirikan surat kabar Soenting Melajoe sebagai wadah bagi kaum perempuan untuk menuangkan pemikiran.

Mengajar Sejak Kecil

Ruhana Kuddus lahir pada tanggal 20 Desember 1884 di Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dari pasangan Muhammad Rasyad Maharadja Soetan dan Kiam. Sejak kecil, meskipun tidak mengenyam pendidikan formal di sekolah, Ruhana sudah gemar membaca, menulis, dan berketerampilan karena pengaruh pekerjaan ayah dan ibu angkatnya.

Ruhana kecil gemar membaca buku, majalah, dan surat kabar anak-anak dan membagikannya ke orang-orang yang sedang berkumpul. Sejarawan Tamar Djaja menyebut kebiasaan Ruhana itu membuat banyak orang kagum. Pada masa itu, tidak ada satu pun anak perempuan yang pandai membaca dan menulis dalam tiga aksara (Latin, Arab, dan Arab Melayu) kecuali Ruhana. Ruhana juga mulai belajar bahasa Belanda sejak usia 8 tahun.

Kebiasaannya itu mengundang anak-anak seusia Ruhana untuk mendengarkan bacaannya setiap sore. Ruhana lantas berinisiatif untuk mengajari teman-temannya membaca dan menulis. Ia juga mengajarkan berbagai keterampilan, seperti menjahit dan memasak.

“Ruhana melakukan kegiatan belajar mengajar selama empat tahun. Dalam sejarah pendidikan Indonesia, tidak ada satu pun perempuan berumur 10 tahun di masa itu yang berinisiatif membuka sekolah gratis. Hanya Ruhana satu-satunya,” ujar Djaja.

Mendirikan Sekolah 

Saat ibu kandungnya meninggal pada tahun 1887, Ruhana memutuskan kembali ke Koto Gadang, tanah kelahirannya. Di Koto Gadang, Ruhana menemukan banyak perempuan sebayanya yang tidak diizinkan belajar. Keadaan itu mendorongnya untuk membuka sekolah gratis. 

Menurut sejarawan Fitriyanti Dahlia dalam buku ‘Roehana Koeddoes: Perempuan Menguak Dunia’, Ruhana saat itu membuka sekolah gratis untuk mengajarkan perempuan membaca dan mengaji. Inisiatif Ruhana itu rupanya sampai ke telinga Ratna Puti, istri seorang jaksa karena banyaknya perempuan yang datang ke sekolah gratisnya. Dari situ, pada tanggal 11 Februari 1911, Ratna dan Ruhana mendirikan perkumpulan Kerajinan Amai Setia (KAS) untuk mengangkat derajat perempuan Melayu Minangkabau.

Ruhana mengajar berbagai hal, seperti membaca dan menulis, berhitung, ilmu rumah tangga, ilmu agama, serta keterampilan menjahit, menyulam, dan memasak. Dalam perjalanannya, KAS berkembang dari institusi pendidikan dan keterampilan menjadi unit usaha ekonomi perempuan pertama di Minangkabau yang menjual berbagai hasil kerajinan tangan masyarakat Koto Gadang.

“KAS berhasil menjadi institusi pendidikan perempuan yang mengubah pola pikir sekaligus citra perempuan, dari yang termarjinalkan menjadi penggerak sosial,” tulis Fitriyanti.

Menempuh Jalur Jurnalisme

Tekad Ruhana untuk mengangkat derajat dan martabat perempuan sudah muncul sejak ia kecil. Dengan kecerdasan dan kelihaiannya dalam membaca dan menulis, Ruhana memilih menempuh jurnalisme sebagai jalan perjuangannya. Ia mula-mula menulis di surat kabar Poetri Hindia, koran perempuan pertama di Batavia. 

Namun, koran itu kemudian dibredel oleh pemerintah kolonial. Tapi Ruhana tak berhenti begitu saja. Kepada suaminya, Abdul Kudus, ia menyampaikan bahwa sekolah yang ia dirikan tidak akan cukup berpengaruh untuk mengubah nasib perempuan dalam jangkauan yang lebih luas. 

“Kalaupun hanya mengajar, yang bertambah pintar hanya murid-murid saya saja. Saya ingin sekali berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan kaum perempuan di daerah lain sehingga bisa membantu lebih banyak lagi,” kata Ruhana kepada suaminya, seperti tercatat dalam buku Rohana Kudus, Wartawan Perempuan Pertama Indonesia.

Setelah berdiskusi dengan suaminya, Ruhana menyurati pemimpin redaksi Oetoesan Melajoe, Datuk Sutan Maharadja. Dalam suratnya, ia meminta agar diberi ruang bagi perempuan untuk menyampaikan pemikiran. Mendapat surat itu, Maharadja tersentuh dan mendatangi Ruhana di Koto Gadang. 

Dari pertemuan itu, muncul ide untuk menerbitkan surat kabar khusus perempuan, yang di kemudian hari diberi nama Soenting Melajoe yang terbit mingguan. Lewat Soenting Melajoe, Ruhana mengajak murid-muridnya di KAS untuk ikut menyumbangkan pemikiran lewat tulisan.

Pada 1920, ketika pindah ke Medan, Ruhana memimpin redaksi surat kabar Perempoean Bergerak bersama Satiman Parada Harahap. Setelah kembali ke kampung asalnya, Ruhana menjadi redaktur surat kabar Radio. 

Gelar Pahlawan Nasional

Ruhana meninggal dunia pada 17 Agustus 1972 di Jakarta. Jasadnya dipusarakan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak. Pada 8 November 2019, Ruhana ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo berdasarkan keputusan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Jasa dan pergerakan Ruhana memberi teladan sekaligus dampak nyata bagi perkembangan gerakan emansipasi perempuan hari ini. Lewat tulisan-tulisannya, Ruhana membakar semangat para perempuan untuk lebih kuat dan maju.

Terima kasih telah membaca!
Jika Anda melihat artikel ini bermanfaat, berlangganan Newsletter Mingguan kami untuk mengikuti kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan dari komunitas multistakeholder di Indonesia dan dunia.
Daftar Sekarang

Abul Muamar
Website | + posts

Amar adalah Manajer Editorial Indonesia di Green Network. Ia bertanggung jawab sebagai Editor untuk Green Network ID.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    CropLife Dorong Pertanian Berkelanjutan dengan Adopsi Teknologi Modern
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Survei Philips Ungkap Kesenjangan antara Pemantauan dan Tindakan Kesehatan Lanjutan di Indonesia
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Kemnaker Tingkatkan Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia melalui Pelatihan Vokasi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Tantangan Kemenlu dalam Perkuat Diplomasi Digital
Thomas Panji
+ posts

Panji adalah Reporter & Penulis Konten In-House untuk Green Network ID. Dia meliput Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.

  • Thomas Panji
    https://greennetwork.id/author/thomas-panji/
    Kerja Sama Indonesia dan IsDB Tingkatkan Kualitas Kesehatan Ibu dan Anak
  • Thomas Panji
    https://greennetwork.id/author/thomas-panji/
    Mewujudkan Layanan Kesehatan yang Ramah Difabel
  • Thomas Panji
    https://greennetwork.id/author/thomas-panji/
    KTGI: Upaya BMKG untuk Cegah Korban Jiwa saat Gempa & Tsunami
  • Thomas Panji
    https://greennetwork.id/author/thomas-panji/
    Agus Yusuf, Guru Lukis Difabel yang Mengajar dengan Bahagia dalam Keterbatasan

Continue Reading

Sebelumnya: Derajat Urbanisasi: Definisi Baru ‘Wilayah Perkotaan’ Saat Ini
Berikutnya: Penurunan Populasi Burung Mencerminkan Kondisi Lingkungan Kita

Artikel Terkait

orang-orang menunggu bus di halte. Korea Selatan Tinjau Ulang Rencana Aturan 69 Jam Kerja Sepekan
  • Kabar
  • Unggulan

Korea Selatan Tinjau Ulang Rencana Aturan 69 Jam Kerja Sepekan

Oleh Kresentia Madina
30 Maret 2023
Penggemar BTS menunjukkan poster bertulisan ‘No BTS on A Dead Planet’. ARMY dan KPOP4PLANET Desak Hyundai Mundur dari Kemitraan dengan Adaro
  • Kabar
  • Unggulan

ARMY dan KPOP4PLANET Desak Hyundai Mundur dari Kemitraan dengan Adaro

Oleh Abul Muamar
30 Maret 2023
panah putih dengan latar belakang hijau di dinding biru India Investasi $2,3 Miliar untuk Pengembangan Hidrogen Hijau
  • Kabar
  • Unggulan

India Investasi $2,3 Miliar untuk Pengembangan Hidrogen Hijau

Oleh Nazalea Kusuma
29 Maret 2023
ilustrasi dua orang wartawan Pekerjaan yang Layak untuk Wartawan
  • Opini
  • Unggulan

Pekerjaan yang Layak untuk Wartawan

Oleh Abul Muamar
29 Maret 2023
penampakan sirip lumba-lumba Irrawaddy di atas permukaan air Kamboja Keluarkan Dekret Perlindungan Lumba-Lumba Sungai Mekong
  • Kabar
  • Unggulan

Kamboja Keluarkan Dekret Perlindungan Lumba-Lumba Sungai Mekong

Oleh Kresentia Madina
28 Maret 2023
etua MA Muhammad Syarifuddin dan Menteri LHK Siti Nurbaya saat penandatanganan MoU kerja sama antara MA dan KLHK. MA-KLHK Kerja Sama untuk Perkuat Perlindungan Lingkungan dan Hutan
  • Kabar
  • Unggulan

MA-KLHK Kerja Sama untuk Perkuat Perlindungan Lingkungan dan Hutan

Oleh Abul Muamar
28 Maret 2023
Banner Survey Pembaca
  • Terbaru
  • Terpopuler
  • Partner
  • orang-orang menunggu bus di halte. Korea Selatan Tinjau Ulang Rencana Aturan 69 Jam Kerja Sepekan
    • Kabar
    • Unggulan

    Korea Selatan Tinjau Ulang Rencana Aturan 69 Jam Kerja Sepekan

  • Penggemar BTS menunjukkan poster bertulisan ‘No BTS on A Dead Planet’. ARMY dan KPOP4PLANET Desak Hyundai Mundur dari Kemitraan dengan Adaro
    • Kabar
    • Unggulan

    ARMY dan KPOP4PLANET Desak Hyundai Mundur dari Kemitraan dengan Adaro

  • panah putih dengan latar belakang hijau di dinding biru India Investasi $2,3 Miliar untuk Pengembangan Hidrogen Hijau
    • Kabar
    • Unggulan

    India Investasi $2,3 Miliar untuk Pengembangan Hidrogen Hijau

  • ilustrasi dua orang wartawan Pekerjaan yang Layak untuk Wartawan
    • Opini
    • Unggulan

    Pekerjaan yang Layak untuk Wartawan

  • penampakan sirip lumba-lumba Irrawaddy di atas permukaan air Kamboja Keluarkan Dekret Perlindungan Lumba-Lumba Sungai Mekong
    • Kabar
    • Unggulan

    Kamboja Keluarkan Dekret Perlindungan Lumba-Lumba Sungai Mekong

  • Pulau Semakau, TPA Hijau Permai di Singapura
    • Kabar

    Pulau Semakau, TPA Hijau Permai di Singapura

  • Penggemar Promosikan Warisan Budaya Rempah, Luncurkan Spice Hub Indonesia
    • Kabar
    • Unggulan

    Penggemar Promosikan Warisan Budaya Rempah, Luncurkan Spice Hub Indonesia

  • UNESCAP Dukung Build Back Better, Kembangkan National SDG Tracker
    • Kabar

    UNESCAP Dukung Build Back Better, Kembangkan National SDG Tracker

  • Beena Rao Mengajar Ribuan Anak dari Pemukiman Kumuh
    • Figur

    Beena Rao Mengajar Ribuan Anak dari Pemukiman Kumuh

  • Ahmad Bahruddin bersama rekan-rekannya mendirikan Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah Bagaimana Serikat Petani Mengentaskan Kemiskinan di Masyarakat
    • Wawancara

    Bagaimana Serikat Petani Mengentaskan Kemiskinan di Masyarakat

  • kontainer besar berwarna hijau, gedung berwarna biru, dan tabung besar di lokasi proyek Hamparan Gree Energy Raih Sertifikasi B-Corp dan Berkomitmen untuk Dekarbonisasi Industri Makanan
    • Kabar
    • Partner
    • Unggulan

    Gree Energy Raih Sertifikasi B-Corp dan Berkomitmen untuk Dekarbonisasi Industri Makanan

  • tari kecak ditampilkan oleh warga Bali pada malam hari Bali Rentangkan Sayap untuk Pemulihan Ekonomi yang Lebih Kuat
    • Ikhtisar
    • Partner
    • Unggulan

    Bali Rentangkan Sayap untuk Pemulihan Ekonomi yang Lebih Kuat

  • TEPI Talks #4 dengan tema “Melibatkan Media dalam Aksi Berkelanjutan”. WEA Indonesia Gelar Lokakarya Pelibatan Media untuk Aksi Berkelanjutan Gerakan Akar Rumput
    • Kabar
    • Partner
    • Unggulan

    WEA Indonesia Gelar Lokakarya Pelibatan Media untuk Aksi Berkelanjutan Gerakan Akar Rumput

  • Ilustrasi Harm Reduction dengan tujuan mendasar yakni menjunjung keselamatan dan martabat semua orang. Kenalan dengan Konsep Pengurangan Bahaya (Harm Reduction)
    • Ikhtisar
    • Partner
    • Unggulan

    Kenalan dengan Konsep Pengurangan Bahaya (Harm Reduction)

  • Sejumlah peserta hadir saat sesi dikusi panel acara Lestari Market Day di Park 23 Creative Hub, Bali. INKURI Luncurkan 12 Bisnis Lestari untuk Dukung Ekonomi Berkelanjutan di Bali
    • Kabar
    • Partner
    • Unggulan

    INKURI Luncurkan 12 Bisnis Lestari untuk Dukung Ekonomi Berkelanjutan di Bali

Tentang Kami

  • Tentang
  • Anggota Tim
  • Bermitra dengan Kami
  • Konten Sponsor
  • Dukung Misi Kami
  • Panduan Siaran Pers
  • Panduan Menulis Opini
  • Pedoman Media Siber
  • Jaringan Penasihat
  • Jaringan Penasihat Muda
  • Jaringan Kontributor Nasional
  • Jaringan Penulis
  • FAQ
  • Bekerja dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
  • FAQ
  • Hubungi Kami
  • Telegram
  • Etsy
  • Tokopedia
  • Media Link 11
  • Media Link 12
  • Media Link 13
  • Media Link 14
  • Media Link 15
© 2023 Green Network ID