Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Buen Vivir, Filosofi Masyarakat Adat di Pegunungan Andes yang Relevan di Tengah Krisis Ekologi

Di tengah bencana iklim yang melanda dunia,filosofi masyarakat adat di Pegunungan Andes, Buen Vivir, mengajak kita untuk meninggalkan praktik-praktik eksploitasi dan beralih menuju hidup yang harmonis dengan alam.
Oleh Attiatul Noor
8 Agustus 2025
dua wanita Quechua duduk menghadap belakang di atas bukit berumput dengan latar belakang pegunungan

Foto: Da vid di Pexels.

Pembangunan modern yang ambisius dan pesat seringkali melibatkan eksploitasi alam dan melanggar hak-hak masyarakat adat. Di tengah kondisi demikian, filosofi Buen Vivir dalam budaya Masyarakat Adat Quechua dan Aymara di Pegunungan Andes menawarkan alternatif: hidup selaras dengan alam, menjunjung solidaritas sosial, dan menolak konsumerisme berlebihan.

Filosofi Hidup di Tengah Krisis Lingkungan

Krisis iklim semakin memburuk seiring maraknya pembangunan yang tidak bertanggung jawab. Menurut FAO, dunia telah kehilangan 420 juta hektare hutan sejak tahun 1990. Wilayah Andes dan Amazon sendiri kehilangan lebih dari 4,2 juta hektare dalam rentang tahun 2001 hingga 2017. Puncaknya, deforestasi tersebut mencapai lebih dari 426.000 hektare pada tahun 2017 saja. Sementara itu, vegetasi alami di Peru telah menurun sebesar 3,9% sejak tahun 1985, dan gletser telah mencair hampir 50% akibat perubahan iklim.

Ditambah dengan polusi, penurunan keanekaragaman hayati, dan ketidakadilan sosial, dunia benar-benar berada dalam krisis. Di tengah krisis ini, Buen Vivir menawarkan cara hidup yang menolak eksploitasi alam demi pertumbuhan material. Filosofi ini menekankan keseimbangan ekologis, distribusi yang adil, solidaritas sosial, dan kehidupan spiritual yang terintegrasi dengan lingkungan.

Menerapkan Filosofi Buen Vivir

Nilai-nilai Buen Vivir telah diadopsi sebagai kerangka hukum di Ekuador dan Bolivia. Ekuador adalah negara pertama yang mengakui Hak-Hak Alam dalam konstitusinya. Pengakuan ini memberikan dasar hukum untuk melindungi ekosistem sebagai entitas yang hidup, yang dimulai sejak tahun 2008.

Kemudian, Bolivia menyusul pada tahun 2009 dan mengesahkan Undang-Undang Hak Ibu Bumi pada 2010. Undang-undang ini menjamin hak-hak ekologis, termasuk hak untuk hidup, keanekaragaman hayati, air, udara bersih, perlindungan dari polusi, dan restorasi. Pendekatan ini mencerminkan pandangan holistik Vivir Bien, Buen Vivir versi Bolivia.

Di luar norma hukum, filosofi ini juga tertanam dan dipraktikkan di tingkat masyarakat. Masyarakat Adat Kichwa di Sarayaku, misalnya, mengembangkan deklarasi Kawsak Sacha (Hutan Hidup), yang mengakui hutan sebagai entitas hidup dengan hak-hak hukum. Mereka telah menetapkan zona-zona sakral dan menentang proyek-proyek ekstraktif, seperti pertambangan dan pengeboran minyak, tanpa persetujuan bebas, didahulukan, dan diinformasikan dari mereka.

Pentingnya Kolaborasi

Buen Vivir mencerminkan keterkaitan antara manusia, tanah, dan kosmos, yang semakin relevan di tengah tiga krisis planet—perubahan iklim, polusi, dan penurunan keanekaragaman hayati. Namun, meskipun filosofi ini telah terintegrasi ke dalam kerangka hukum, implementasinya seringkali berbenturan dengan kepentingan industri ekstraktif. Banyak proyek pertambangan dan minyak yang tetap beroperasi di wilayah adat tanpa menghormati hak-hak masyarakat lokal atau hak-hak alam yang telah diakui secara hukum.

Komunitas seperti Sarayaku di Ekuador memperkuat pertahanan teritorial mereka melalui deklarasi komunitas, kampanye global, dan diplomasi budaya. Namun, perjuangan ini membutuhkan pengakuan dan dukungan yang lebih luas dari semua pemangku kepentingan. Yang terpenting, pemerintah harus memperkuat perlindungan hukum dan sektor swasta harus beralih dari praktik business-as-usual. Sebagai bagian dari masyarakat dunia, setiap orang juga dapat belajar dari filosofi Buen Vivir—menjalani pilihan yang bertanggung jawab, mengadvokasi keadilan sosial dan lingkungan, serta menjunjung tinggi solidaritas dengan tidak meninggalkan seorang pun di belakang.

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Continue Reading

Sebelumnya: Bagaimana Karakteristik Demografis Memengaruhi Emisi Karbon Individu
Berikutnya: Bagaimana Waste Crisis Center dapat Atasi Isu Pengelolaan Sampah

Lihat Konten GNA Lainnya

ilustrasi misinformasi; manekin kepala dengan bagian atas terbuka menerima koran yang dilabeli tulisan palsu Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Menangkal Masifnya Penyebaran Misinformasi dan Disinformasi

Oleh Seftyana Khairunisa
12 September 2025
Seorang anak berkacamata menerima piring berisi makanan. Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menengok Bagaimana Program Makan Gratis di Sekolah di Amerika Latin dan Karibia

Oleh Attiatul Noor
12 September 2025
pembagian makanan kepada anak-anak Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih
  • GNA Knowledge Hub
  • Komunitas

Menyalakan Kemanusiaan dengan Menyelamatkan dan Mendistribusikan Makanan Berlebih

Oleh Dilla Atqia Rahmah
11 September 2025
Seorang perempuan pengguna kursi roda sedang meraih tombol lift. Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kunci untuk Memastikan Sistem Transportasi Perkotaan yang Inklusif di Asia-Pasifik

Oleh Dinda Rahmania
11 September 2025
foto udara pemukiman padat yang ada di dekat bantaran sungai perkotaan Jerat Kemiskinan di Perkotaan
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Jerat Kemiskinan di Perkotaan

Oleh Seftyana Khairunisa
10 September 2025
seorang anak perempuan menulis dengan kapur di papan tulis hitam Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Pendidikan Lingkungan Dukung Ketahanan di Odisha, India

Oleh Attiatul Noor
10 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia