Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan
  • GNA Internasional
  • Jadi Member
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Akar Rumput
  • Muda
  • Siaran Pers
  • Corporate Sustainability
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kemenag Bekali Seniman dan Budayawan Islam dengan Wawasan Pembangunan Berkelanjutan

Seniman dan budayawan membutuhkan upskilling, reskilling, dan newskilling agar dapat berpartisipasi aktif mengambil peluang keterlibatan dalam pembangunan berkelanjutan.
Oleh Abul Muamar
10 Agustus 2022
Dirjen Binmas Islam Kemenag Kamaruddin Amin (tengah) saat menghadiri kegiatan “Pembinaan Seniman dan Budayawan Islam di Provinsi Banten”

Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin (tengah) saat menghadiri kegiatan “Pembinaan Seniman dan Budayawan Islam di Provinsi Banten”. | Foto oleh Tim Ditjen Binmas Islam Kemenag

Seni dan budaya selalu hadir dalam perjalanan peradaban umat manusia. Keduanya merupakan elemen krusial dalam kehidupan yang telah menciptakan, merekam, dan melestarikan banyak perkakas yang memudahkan urusan manusia, seperti bahasa, pakaian, bangunan, dan lain sebagainya. 

Seni dan budaya dapat berperan sebagai sarana untuk menyampaikan banyak hal, termasuk nilai, prinsip, dan gerakan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, seniman dan budayawan memiliki peran penting dalam pembangunan berkelanjutan, baik untuk komunitas lokal maupun masyarakat dunia. 

Wawasan dan Keahlian

Pada 3-5 Agustus 2022, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Ditjen Bimas Islam Kemenag) menggelar kegiatan “Pembinaan Seniman dan Budayawan Islam di Provinsi Banten” di Le Dian Hotel & Cottage, Serang. Beberapa narasumber dan fasilitator yang hadir antara lain Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin, Dosen dan Budayawan Ngatawi Al-Zastrouw, dan Pendiri & CEO Green Network Marlis Afridah.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan keahlian para seniman dan budayawan Islam di era digital, khususnya pascapandemi COVID-19. Materi yang disampaikan meliputi penguatan wawasan moderasi beragama, penguatan literasi digital, profesionalitas seniman Islam di era digital, dan peran strategis seniman dan budayawan Islam dalam pembangunan berkelanjutan.

Umat Islam dalam Pembangunan Berkelanjutan

Dalam sesi “Peran Strategis Seniman dan Budayawan Islam dalam Pembangunan Berkelanjutan”, Marlis menyampaikan bahwa Islam akan menjadi agama dengan pertumbuhan populasi paling cepat di antara semua agama besar dunia sepanjang tahun 2010-2050. Jika tren ini berlanjut, diperkirakan populasi umat Islam akan naik dari 1,6 milyar jiwa pada 2010 mencapai 2,76 milyar jiwa pada 2050. 

“Dengan populasi umat Islam sebesar itu, para seniman dan budayawan Islam perlu memikirkan bagaimana agar umat Islam dapat menjadi ‘aset’ yang berkontribusi terhadap pembangunan dunia dan seluruh kemanusiaan, bukan menjadi ‘liabilitas’ dengan konflik dan perpecahan,” kata Marlis.

Peran Strategis Seniman dan Budayawan Islam 

Sejumlah seniman dan budayawan berfoto bersama narasumber dan fasilitator acara.
Pendiri & CEO Green Network Marlis Afridah bersama para seniman dan budayawan dalam sesi “Peran Strategis Seniman dan Budayawan Islam dalam Pembangunan Berkelanjutan”. | Foto oleh Tim Ditjen Bimas Islam Kemenag

Pembangunan berkelanjutan meliputi banyak aspek kehidupan, termasuk lingkungan, sosial, ekonomi, tata kelola, dan budaya. Semua aspek saling berkelindan, perubahan pada satu aspek akan mempengaruhi aspek lainnya. Pembangunan berkelanjutan juga bersifat multidisiplin ilmu dan multisektor, melibatkan multi-pemangku kepentingan bukan hanya pemerintah saja, tapi juga bisnis dan masyarakat sipil. 

Seniman dan budayawan Islam dapat mengambil peran strategis dalam pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam agenda SDGs 2030, dengan terlibat memecahkan masalah-masalah lingkungan, sosial, ekonomi, dan tata kelola melalui kerja-kerja seni dan budaya di komunitas masing-masing. Untuk itu, “seniman dan budayawan membutuhkan upskilling, reskilling, dan newskilling agar dapat berpartisipasi aktif mengambil peluang keterlibatan dalam pembangunan berkelanjutan,” kata Marlis. 

Hal ini memungkinan seniman dan budayawan tetap selalu relevan, bahkan semakin berdaya dalam melestarikan seni dan budaya lokal yang terancam hilang, sekaligus menjadi agen perubahan sosial dan kelestarian lingkungan. “Jadi bukan sekadar ‘seni untuk seni’, tapi seni untuk perubahan sosial, kelestarian lingkungan, dan kesejahteraan diri, komunitas, masyarakat, dan bumi rumah kita bersama,” lanjut Marlis. 

Referensi Praktik Baik untuk Inovasi 

Kurangnya referensi mengenai berbagai praktik baik yang sudah ada di tengah masyarakat telah menjadi salah satu masalah yang menyebabkan berbagai komunitas, termasuk seniman dan budayawan, mengalami kemandekan dalam berinovasi di kapasitas masing-masing.

Menyadari masalah ini sejak awal berdirinya, Green Network telah bekerja mengungkap cerita praktik-praktik baik dari berbagai komunitas di berbagai penjuru nusantara, termasuk komunitas seni dan budaya, yang dapat diadopsi, diadaptasi, dan dikembangkan, seperti:

  • Cerita dari Sakola Wanno di Nusa Tenggara Timur, yang menjaga alam dan budaya Sumba, 
  • Jendela Papua yang mengangkat suara-suara otentik dari Papua ke dalam film kreatif,
  • Wayang Merdeka di Yogyakarta, yang mengubah sampah plastik menjadi wayang dan mengenalkannya kepada anak-anak dengan cara yang menggembirakan. 

Editor: Agung Taufiqurrakhman

Reviewer: Jumaldi Alfi dan Syamsuddin. 

Dukung Green Network Asia dan terlibat dalam gerakan kami untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pendidikan publik dan advokasi multi-stakeholder tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Jadi Member Sekarang

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Ironi Raja Ampat: Pengakuan Ganda dari UNESCO dan Kerusakan Lingkungan
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Desakan untuk Mewujudkan Reforma Agraria Sejati
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Mewujudkan Layanan Kesehatan yang Lebih Aman untuk Bayi dan Anak
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan

Continue Reading

Sebelumnya: Tujuh Tahun Peningkatan Produksi Beras dan Kopi di Vietnam
Berikutnya: Dampak Mencairnya Gletser bagi Pakistan

Lihat Konten GNA Lainnya

dua buah kakao berwarna kuning di batang pohon Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Bagaimana Kerja Sama Indonesia-Prancis dalam Memperkuat Industri Kakao

Oleh Abul Muamar
14 Oktober 2025
Beberapa orang berada di dalam air untuk memasang kerangka jaring persegi berwarna hijau, sementara lainnya berdiri di pematang tambak dengan pagar bambu sederhana di bagian belakang. Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Rehabilitasi Mangrove Berbasis Komunitas dengan Silvofishery

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
13 Oktober 2025
Dua perempuan menampilkan tarian Bali di hadapan penonton. Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Bersama di Asia Tenggara

Oleh Attiatul Noor
13 Oktober 2025
perempuan yang duduk di batang pohon besar, laki-laki berdiri di sampingnya dan dikelilingi rerumputan; keduanya mengenakan pakaian tradisional Papua Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Deklarasi Sira: Memperjuangkan Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat

Oleh Seftyana Khairunisa
10 Oktober 2025
stasiun pengisian daya dengan mobil listrik yang diparkir di sebelahnya. Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Proyeksi Pengembangan dan Peluang Transportasi Energi Terbarukan

Oleh Kresentia Madina
10 Oktober 2025
seorang pria tua duduk sendiri di dekat tembok dan tanaman Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Mengatasi Isu Kesepian di Kalangan Lansia

Oleh Abul Muamar
9 Oktober 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Laporan Akar Rumput GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia