KLHK Kampanyekan Pelestarian Lingkungan di Festival Java Jazz 2022

Foto oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
Di tengah perubahan iklim, seruan untuk pelestarian lingkungan pun bergema di seluruh dunia. Selain upaya berskala luas sangat mendesak bagi perubahan yang signifikan, kreativitas juga penting dalam mengkampanyekan masalah lingkungan hidup agar benar-benar dapat menjangkau masyarakat dari latar belakang demografi yang beragam.
Di Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) baru-baru ini mengadakan kampanye pelestarian lingkungan hidup lewat festival musik berskala internasional, Festival Java Jazz 2022.
Stan edukasi
Dijuluki sebagai festival jazz terbesar di belahan selatan dunia, Festival Java Jazz Internasional Jakarta telah menarik perhatian masyarakat lokal maupun internasional selama 17 tahun terakhir. Festival Java Jazz (JJF) tahun ini diselenggarakan pada 27-29 Mei di Jakarta International Expo dan dibintangi oleh musisi Amerika peraih penghargaan PJ Morton.
Dengan kembalinya festival musik ini setelah pandemi COVID-19, KLHK pun turut memeriahkan dengan mengampanyekan pelestarian lingkungan hidup melalui sebuah stan di tempat acara berlangsung.
“Melalui Festival Java Jazz 2022, KLHK ingin menyediakan informasi yang berhubungan dengan upaya konservasi lingkungan hidup kepada para pengunjung, seperti mengurangi emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan, pemulihan hutan bakau, konservasi margasatwa, penegakan hukum dalam menghadapi kejahatan terhadap margasatwa, serta pengelolaan sampah,” ujar Nunu Anugrah, Kepala Biro Humas KLHK.
Kampanye kepada masyarakat
Festival Java Jazz 2022 merayakan kembalinya festival musik yang diadakan secara tatap muka, baik bagi musisi maupun para penontonnya. Walau demikian, cita-cita untuk mencapai keberlanjutan tidak boleh dilupakan dalam perayaan ini.
Di stan tersebut, pengunjung festival dapat memperoleh informasi mengenai konservasi lingkungan, hadiah, maupun merchandise. Tidak hanya itu, stan tersebut juga menyediakan permainan edukasi mengenai tumbuhan liar, cara menanam pohon bakau, serta cara memilah sampah. Terdapat pula fasilitas pendidikan berbasis AR (Augmented Reality) yang menampilkan tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi.
KLHK telah beberapa kali berkampanye di JJF dengan spanduk Less Waste More Jazz. Pada 2019, mereka membagikan sedotan besi tahan karat (stainless steel) dan tas reusable (yang dapat digunakan kembali) kepada mereka yang menghadiri festival ini. Mereka juga mengadakan stan pendidikan mengenai perhutanan sosial dan rehabilitasi daerah aliran sungai. Menyisipkan kampanye publik mengenai perubahan iklim merupakan salah satu cara KLHK untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Masih lebih banyak upaya yang sedang dilaksanakan
Pada skala yang lebih luas, KLHK saat ini sedang melaksanakan prakarsa yang disebut “Indonesia FoLU Net-Sink 2030” untuk mempercepat rencana pengurangan emisi gas rumah kaca. (Indonesia FoLU Net-Sink 2030 atau Net Sink Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya 2030 adalah penyerapan karbon bersih di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya – penerjemah). Pada akhirnya, tidak hanya ada satu resep untuk mengatasi perubahan iklim sebab meringankan beban Ibu Pertiwi memerlukan pelbagai upaya dari kita semua.
Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Penerjemah: Gayatri W.M
Editor: Abul Muamar
Versi asli artikel ini diterbitkan dalam bahasa Inggris di platform media digital Green Network Asia – Internasional.
Madina adalah Asisten Manajer Publikasi Digital di Green Network Asia. Ia adalah lulusan Program Studi Sastra Inggris dari Universitas Indonesia. Madina memiliki 3 tahun pengalaman profesional dalam publikasi digital internasional, program, dan kemitraan GNA, khususnya dalam isu-isu sosial dan budaya.