Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • Asia
Primary Menu
  • Beranda
  • Terbaru
  • Kabar
  • Ikhtisar
  • Wawancara
  • Opini
  • Figur
  • Dunia
  • Muda
  • SDGs
  • G20
  • Topik
  • #LetterfromtheFounder
  • Ikhtisar
  • Unggulan

Pergulatan Jakarta Hadapi Kualitas Udara yang Buruk

Sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk memberlakukan regulasi menyangkut emisi yang lebih ketat dan merestrukturisasi kota agar lebih berkelanjutan bagi warga.
oleh Kresentia Madina dan Nazalea Kusuma 1 Juli 2022
Antrean panjang kendaraan menunggu lampu berubah hijau di sebuah jalan di Jakarta.

Foto oleh Adrian Pranata di Unsplash

Kesehatan kita kerap ditentukan oleh unsur-unsur yang masuk ke dalam tubuh kita, termasuk udara. Hari-hari ini, bisa menghirup udara segar adalah suatu privilese yang tidak dapat dirasakan banyak orang, terutama mereka yang tinggal di kota metropolitan padat penduduk seperti Jakarta.

Pada 22 Juni, ibukota negara ini merayakan ulang tahun yang ke-495. Namun, indeks kualitas udara Jakarta bukanlah hal yang dapat dirayakan, karena tergolong tidak sehat dalam beberapa waktu belakangan.

Apa artinya ‘tidak sehat’?

Menurut Monitor Kualitas Udara Jakarta Kedubes A.S, ada enam level indeks kualitas udara, dari baik sampai berbahaya. Skala ini diukur berdasarkan konsentrasi PM2.5, sejenis partikel polutan yang sangat kecil dengan diameter lebih kecil dari 2.5 mikrometer. Terlalu banyak menghirup PM2.5 berpotensi mengakibatkan sejumlah masalah kesehatan serius—termasuk penyakit kardiovaskular, pernapasan, dan kanker—terutama orang dengan kondisi penyakit bawaan, anak-anak, ibu hamil, dan orang tua.

IQAir menyatakan bahwa indeks kualitas udara Jakarta telah melewati 150 sejak pertengahan Juni. Angka konsentrasi PM2.5 tertinggi yaitu pada 15 Juni dengan nilai mencapai 78.2 µg/m3.

Urip Haryoko, Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG, menjelaskan jika nilai konsentrasi PM2.5 di antara 66-150 µg/m3, maka kualitas udara dianggap ‘Tidak Sehat.’ Dia kemudian menganjurkan warga untuk memakai masker dan mengurangi kegiatan di ruang terbuka sebagai upaya pencegahan terhadap risiko yang ditimbulkan oleh polusi. 

Persoalan yang berlarut-larut

Persoalan polusi udara Jakarta sudah cukup lama. Pada 2021, pengadilan memutuskan Presiden dan pejabat pemerintah lainnya bertanggung jawab atas kualitas udara Jakarta yang buruk  setelah 32 warga Jakarta mengajukan gugatan perihal polusi udara. Pengadilan meminta agar sejumlah langkah mitigasi dijalankan, termasuk peningkatan standar kualitas udara nasional, uji emisi kendaraan secara periodik, dan uji kualitas udara di ruang terbuka.

Sebagai tempat tinggal bagi 10.56 juta jiwa, Jakarta identik dengan mobilitas yang tinggi serta kehidupan yang serbacepat. Tingginya jumlah kendaraan yang berlalu lalang setiap hari dinilai sebagai salah satu penyebab buruknya kualitas udara. Jumlah kendaraan yang tinggi ini adalah cerminan bagaimana Jakarta selama ini dikelola–-mobil-mobil dan kendaraan bermotor lainnya lebih dipikirkan ketimbang rakyat, dan jalan tol lebih diprioritaskan daripada trotoar.

Emisi dari pembangkit listrik tenaga batu bara di sekitar kota juga dinilai sebagai biang masalah di samping emisi kendaraan. Dalam penelitian tahun 2020, organisasi Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) menyebutkan bahwa terdapat 136 fasilitas industri yang terdaftar di Jakarta dan berada dalam radius 100 km dari batas kota dengan level emisi yang tinggi. Penelitian itu lebih lanjut juga menyatakan bahwa emisi bertanggung jawab atas kematian dini sekitar 2.500 jiwa di wilayah Jabodetabek.

Regulasi yang lebih ketat dan perencanaan kota yang lebih baik

Setelah masa pemerintahan tahun 2021, pemerintah mengeluarkan peraturan baru untuk meningkatkan standar kualitas udara nasional, menetapkan nilai 55 µg/m3 sebagai tolok ukur konsentrasi PM2.5. Nilai tersebut, bagaimana pun, masih jauh lebih tinggi daripada standar WHO, yaitu 5 µg/m3. Namun, perkembangan kualitas udara sebulan terakhir saja cukup menunjukkan bahwa standar nilai telah dilanggar berkali-kali.

Udara yang lebih bersih juga merupakan hasil langsung dari perencanaan kota yang berkelanjutan. Kota berkelanjutan yang memprioritaskan penduduk dalam perencanaannya adalah kota yang ramah bagi pejalan kaki dan lebih sedikit mobil, lebih banyak jalur untuk berjalan kaki dan bersepeda, lebih hijau, dan lebih aman.

Setiap orang berhak menikmati udara bersih. Sementara warga Jakarta bergulat dengan semakin parahnya kualitas udara, sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk memberlakukan regulasi emisi yang lebih ketat dan merestrukturisasi kota agar lebih berkelanjutan bagi warga. 

Penerjemah: Gayatri W.M

Editor: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa inggris di Green Network Asia.

Terima kasih telah membaca!
Ikuti perkembangan kabar dan cerita seputar pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan dunia, berlangganan newsletter mingguan kami tanpa dipungut biaya. Dikirim ke email Anda setiap Jumat.
Daftar Sekarang

Kresentia Madina
Website | + posts

Madina adalah Reporter dan Penulis Konten In-House untuk Green Network Asia. Dia meliput Global, Asia Tenggara, Asia Timur, dan Australasia.

  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Tujuh Tahun Peningkatan Produksi Beras dan Kopi di Vietnam
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Meningkatkan Kesadaran Global pada Hari Mangrove Internasional
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    Rencana Kirgistan untuk Keberlanjutan Gunung
  • Kresentia Madina
    https://greennetwork.id/author/kresentiamadina/
    NEWater: Air Daur Ulang Singapura
Nazalea Kusuma
Editor at Green Network | Website | + posts

Naz adalah Manajer Editorial Green Network. Ia bertanggung jawab sebagai Editor untuk redaksi Green Network Asia.

  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Mengatasi Ancaman Banjir Pesisir dan Kota yang Tenggelam
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Menurunnya Keanekaragaman Hayati Australia
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Sisi Buruk Larangan Plastik di India
  • Nazalea Kusuma
    https://greennetwork.id/author/nazalea/
    Wawasan mengenai Pemanfaatan Berkelanjutan 50.000 Spesies Liar dari Para Ahli

Continue Reading

Sebelumnya: Keterlibatan Perempuan Harus Jadi Pilar Utama Pencapaian SDGs Desa
Berikutnya: Kampanye Pengiriman Berkelanjutan untuk Industri Seni

Artikel Terkait

Dirjen Binmas Islam Kemenag Kamaruddin Amin (tengah) saat menghadiri kegiatan “Pembinaan Seniman dan Budayawan Islam di Provinsi Banten” Kemenag Bekali Seniman dan Budayawan Islam dengan Wawasan Pembangunan Berkelanjutan
  • Kabar
  • Unggulan

Kemenag Bekali Seniman dan Budayawan Islam dengan Wawasan Pembangunan Berkelanjutan

oleh Abul Muamar 10 Agustus 2022
biji kopi oranye, merah, dan hitam ditaruh di dua nampan. Tujuh Tahun Peningkatan Produksi Beras dan Kopi di Vietnam
  • Kabar
  • Unggulan

Tujuh Tahun Peningkatan Produksi Beras dan Kopi di Vietnam

oleh Kresentia Madina 9 Agustus 2022
Aipda Purnomo menggendong seorang perempuan pengidap gangguan jiwa di Lamongan Aipda Purnomo, Polisi yang Merawat ODGJ dengan Kasih Sayang
  • Figur
  • Unggulan

Aipda Purnomo, Polisi yang Merawat ODGJ dengan Kasih Sayang

oleh Abul Muamar 8 Agustus 2022
sebuah sepeda di parkiran yang tergenang banjir di Bonn, Jerman Mengatasi Ancaman Banjir Pesisir dan Kota yang Tenggelam
  • Kabar
  • Unggulan

Mengatasi Ancaman Banjir Pesisir dan Kota yang Tenggelam

oleh Nazalea Kusuma 5 Agustus 2022
Hutan mangrove di atas air. Meningkatkan Kesadaran Global pada Hari Mangrove Internasional
  • Kabar
  • Unggulan

Meningkatkan Kesadaran Global pada Hari Mangrove Internasional

oleh Kresentia Madina 4 Agustus 2022
Rahmat Hidayat, desainer difabel daksa menunjukkan desain yang ia gamba Rahmat Hidayat, Perancang Busana yang Ingin Hapus Stigma terhadap Kelompok Difabel
  • Figur
  • Unggulan

Rahmat Hidayat, Perancang Busana yang Ingin Hapus Stigma terhadap Kelompok Difabel

oleh Abul Muamar 3 Agustus 2022
  • Terbaru
  • Terpopuler
  • Partner
  • Dirjen Binmas Islam Kemenag Kamaruddin Amin (tengah) saat menghadiri kegiatan “Pembinaan Seniman dan Budayawan Islam di Provinsi Banten” Kemenag Bekali Seniman dan Budayawan Islam dengan Wawasan Pembangunan Berkelanjutan
    • Kabar
    • Unggulan

    Kemenag Bekali Seniman dan Budayawan Islam dengan Wawasan Pembangunan Berkelanjutan

  • biji kopi oranye, merah, dan hitam ditaruh di dua nampan. Tujuh Tahun Peningkatan Produksi Beras dan Kopi di Vietnam
    • Kabar
    • Unggulan

    Tujuh Tahun Peningkatan Produksi Beras dan Kopi di Vietnam

  • Aipda Purnomo menggendong seorang perempuan pengidap gangguan jiwa di Lamongan Aipda Purnomo, Polisi yang Merawat ODGJ dengan Kasih Sayang
    • Figur
    • Unggulan

    Aipda Purnomo, Polisi yang Merawat ODGJ dengan Kasih Sayang

  • sebuah sepeda di parkiran yang tergenang banjir di Bonn, Jerman Mengatasi Ancaman Banjir Pesisir dan Kota yang Tenggelam
    • Kabar
    • Unggulan

    Mengatasi Ancaman Banjir Pesisir dan Kota yang Tenggelam

  • Hutan mangrove di atas air. Meningkatkan Kesadaran Global pada Hari Mangrove Internasional
    • Kabar
    • Unggulan

    Meningkatkan Kesadaran Global pada Hari Mangrove Internasional

  • Pulau Semakau | Foto: NEA Pulau Semakau, TPA Hijau Permai di Singapura
    • Kabar

    Pulau Semakau, TPA Hijau Permai di Singapura

  • Rempah-Rempah | Foto: Shantanu Pal dari Pexels Penggemar Promosikan Warisan Budaya Rempah, Luncurkan Spice Hub Indonesia
    • Kabar
    • Unggulan

    Penggemar Promosikan Warisan Budaya Rempah, Luncurkan Spice Hub Indonesia

  • SDG-tracker UNESCAP Dukung Build Back Better, Kembangkan National SDG Tracker
    • Kabar

    UNESCAP Dukung Build Back Better, Kembangkan National SDG Tracker

  • Beena Rao mengajar anak-anak | Foto: Situs Beena Rao Beena Rao Mengajar Ribuan Anak dari Pemukiman Kumuh
    • Figur

    Beena Rao Mengajar Ribuan Anak dari Pemukiman Kumuh

  • Ahmad Bahruddin bersama rekan-rekannya mendirikan Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah Bagaimana Serikat Petani Mengentaskan Kemiskinan di Masyarakat
    • Wawancara

    Bagaimana Serikat Petani Mengentaskan Kemiskinan di Masyarakat

  • Seorang remaja dari ugm dan tiga anak sekolah dasar menanam benih bakau. Foto diambil dari atas dan hanya memperlihatkan kepala dan punggung mereka. WE Day UGM 2022: Meningkatkan Kesadaran akan Perubahan Iklim dan Mendorong Pemberdayaan Masyarakat
    • Kabar
    • Partner
    • Unggulan

    WE Day UGM 2022: Meningkatkan Kesadaran akan Perubahan Iklim dan Mendorong Pemberdayaan Masyarakat

  • Dua wanita di Bali berjalan membawa batu bata beton di atas kepala. Keterlibatan Perempuan Harus Jadi Pilar Utama Pencapaian SDGs Desa
    • Kabar
    • Partner
    • Unggulan

    Keterlibatan Perempuan Harus Jadi Pilar Utama Pencapaian SDGs Desa

  • Tangkapan layar meeting zoom dengan dua pembicara (Zonaebt.com) Membuka Peluang Green Jobs Indonesia Bersama Zona EBT
    • Kabar
    • Partner
    • Unggulan

    Membuka Peluang Green Jobs Indonesia Bersama Zona EBT

  • rooftop solar panel oleh xurya New Energy Nexus Dukung Startup Indonesia Bangun Energi Bersih Berkeadilan
    • Kabar
    • Partner
    • Unggulan

    New Energy Nexus Dukung Startup Indonesia Bangun Energi Bersih Berkeadilan

  • Ilustrasi oleh Irhan Prabasukma Mempersiapkan Bisnis untuk Industri yang Lebih Hijau dengan Pengetahuan dan Teknologi
    • Kabar
    • Partner
    • Unggulan

    Mempersiapkan Bisnis untuk Industri yang Lebih Hijau dengan Pengetahuan dan Teknologi

Tentang Kami

  • Tentang
  • Anggota Tim
  • Bermitra dengan Kami
  • Beriklan di Situs Ini
  • Bekerja dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Panduan Menulis Opini
  • Dukung Misi Kami
  • Jaringan Penasihat
  • Jaringan Penasihat Muda
  • Jaringan Kontributor Nasional
  • Jaringan Penulis
  • FAQ
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
  • Kebijakan Kuki
  • FAQ
  • Hubungi Kami
  • Telegram
  • Etsy
  • Tokopedia
  • Media Link 11
  • Media Link 12
  • Media Link 13
  • Media Link 14
  • Media Link 15
© 2022 Green Network ID