Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Kerja Keras SBI Selamatkan Bekantan dan Habitatnya

Atas dedikasi dalam meningkatkan populasi bekantan dan menambah luas lahan hutan mangrove rambai, SBI meraih penghargaan Kalpataru 2022 dari KLHK.
Oleh Abul Muamar
18 Januari 2023
Tiga ekor bekantan sedang duduk di papan kayu dengan latar hutan mangrove.

Foto oleh Penny di Pixabay.

Keberadaan satwa liar sering menjadi parameter kondisi lingkungan atau habitat tempat mereka tinggal. Semakin rusak habitat, semakin besar kemungkinan satwa liar berkurang populasinya atau punah.

Di Kalimantan Selatan, bekantan (Nasalis larvatus) merupakan satwa endemik yang dilindungi dan menjadi maskot daerah tersebut. Primata berhidung mancung dan dikenal pemalu ini berstatus terancam punah (Endangered) terutama akibat kerusakan dan alih fungsi habitat, kebakaran hutan, perburuan liar, dan perubahan iklim.

Kondisi tersebut mendorong Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) untuk menyelamatkan bekantan dan habitatnya di Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala. Setelah berjalan hampir sepuluh tahun, jerih payah komunitas ini berbuah manis. Pada Juli 2022, SBI menerima penghargaan Kalpataru 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atas dedikasinya dalam meningkatkan populasi bekantan dan menambah luas lahan hutan mangrove rambai.

Membeli kembali lahan

SBI didirikan oleh Pusat Studi & Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia (Biodiversitas Indonesia). Sejak awal, komunitas ini mengusung misi ‘Save Our Mascot’ dengan menggalakkan sosialisasi, perlindungan habitat, dan penghentian perburuan bekantan.

Untuk menyelamatkan bekantan dan melestarikan habitatnya, SBI menjalankan tiga program, yakni:

  • Buy back land atau membeli kembali lahan yang telah atau sempat dialihfungsikan.

  • Restorasi mangrove rambai.

  • Pemberdayaan masyarakat. 

Untuk program yang pertama, SBI membeli kembali sejengkal demi sejengkal lahan yang semula merupakan hutan mangrove dan habitat bekantan serta keanekaragaman hayati lahan basah lainnya untuk direstorasi dan ditanami pohon mangrove rambai. Lahan tersebut sempat dibeli oleh pengusaha dan dialihfungsikan menjadi kawasan industri dan pemukiman.

Setelah dilakukan restorasi, luas Pulau Curiak yang semula hanya 2,4 hektare, kini bertambah menjadi 4,01 hektare. Sejak 2015, lahan di seberang Pulau Curiak dihutankan kembali dengan penanaman 10.000 pohon mangrove rambai (Soneratia caseolaris) sebagai zona penyangga habitat bekantan.

Pohon-pohon tersebut tumbuh dengan baik dan kini membentuk pulau delta baru di kawasan Sungai Barito yang sekarang dihuni oleh sekelompok bekantan. Selain sebagai habitat bekantan, hutan mangrove rambai juga dapat menyerap karbon dioksida empat kali lebih banyak dari hutan tropis lainnya.

Di samping itu, SBI juga menyediakan program Adopsi Bekantan. Program ini menyelamatkan bekantan yang tadinya dipelihara oleh masyarakat. Berkat restorasi hutan mangrove rambai dan adopsi bekantan, populasi bekantan di pulau tersebut berangsur-angsur meningkat, dari 14 ekor pada  tahun 2016 menjadi 38 ekor saat ini. Sepanjang 2022, delapan ekor bayi bekantan lahir di kawasan Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak dan satu ekor lahir di Bekantan Rescue Center Banjarmasin.

“Menyelamatkan bekantan tidak mungkin tanpa menyelamatkan habitatnya. Untuk itulah, kami tim SBI berusaha sekuat tenaga berupaya memenuhi daya dukung bagi habitat bekantan,” kata Amalia Rezeki, pendiri SBI yang juga dosen Pendidikan Biologi di Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Kembangkan desa wisata

Tidak hanya menyelamatkan bekantan dan habitatnya, SBI juga mengembangkan desa wisata untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Desa wisata dibuka dengan memanfaatkan bentang alam kawasan Pulau Curiak serta kearifan lokal masyarakat desa setempat.

Untuk mendukung pengembangan desa wisata tersebut, SBI memberikan berbagai pelatihan kepada masyarakat tentang kepariwisataan dan bisnis pendukungnya, dan membangun Rumah UMKM dengan dukungan dari PT Pertamina. Promosi digencarkan dengan membangun Bekantan Corner di Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarbaru dan berhasil menarik wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri untuk berkunjung.

Dalam menjalankan semua inisiatif tersebut, SBI tidak sendirian. Komunitas ini mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak, di antara ULM, lembaga pemerintah pusat, BUMN, pemerintah daerah, swasta, dan juga media massa.

Apa yang dilakukan oleh SBI merupakan contoh praktik baik yang dapat diadaptasi atau dikembangkan di daerah-daerah lain di Indonesia dalam rangka mendukung upaya penyelamatan satwa liar sekaligus melestarikan lingkungan untuk memitigasi dampak perubahan iklim. Kerja sama atau partisipasi semua pihak, terutama para pemangku kepentingan, merupakan hal penting untuk mendukung inisiatif semacam ini.

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Abul Muamar
Managing Editor at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Amar adalah Manajer Publikasi Digital Indonesia di Green Network Asia. Ia adalah alumnus Magister Filsafat dari Universitas Gadjah Mada, dan Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara. Ia memiliki lebih dari sepuluh tahun pengalaman profesional di bidang jurnalisme sebagai reporter dan editor untuk beberapa media tingkat nasional di Indonesia. Ia juga adalah penulis, editor, dan penerjemah, dengan minat khusus pada isu-isu sosial-ekonomi dan lingkungan.

  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Dunia yang Kian Gemerlap dan Kelap-kelip Kunang-Kunang yang Kian Lenyap
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Peta Jalan Dekarbonisasi Industri untuk Tekan Emisi di Subsektor Intensif-Energi
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Menciptakan Keadilan Pajak untuk Kesejahteraan Bersama
  • Abul Muamar
    https://greennetwork.id/author/abulmuamar/
    Pembaruan Kemitraan Indonesia-PBB dalam Agenda SGDs 2030

Continue Reading

Sebelumnya: Peran Iman dan Agama di Tengah Krisis Iklim: Harapan dan Aksi Nyata
Berikutnya: Mewujudkan Komitmen Industri Ritel FMCG dalam Mengurangi Sampah Plastik

Lihat Konten GNA Lainnya

Beberapa perempuan Mollo sedang menenun Bagaimana Masyarakat Adat Mollo Hadapi Krisis Iklim dan Dampak Pertambangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Wawancara

Bagaimana Masyarakat Adat Mollo Hadapi Krisis Iklim dan Dampak Pertambangan

Oleh Andi Batara
18 September 2025
Seorang penyandang disabilitas di kursi roda sedang memegang bola basket di lapangan. Olahraga Inklusif sebagai Jalan Pemenuhan Hak dan Pemberdayaan Difabel
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Olahraga Inklusif sebagai Jalan Pemenuhan Hak dan Pemberdayaan Difabel

Oleh Attiatul Noor
18 September 2025
alat-alat makeup di dalam wadah Fast-Beauty dan Dampaknya yang Kompleks
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Fast-Beauty dan Dampaknya yang Kompleks

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
17 September 2025
kawanan gajah berjalan melintasi ladang hijau yang subur Penurunan Populasi Gajah Afrika dan Dampaknya terhadap Ekosistem
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Penurunan Populasi Gajah Afrika dan Dampaknya terhadap Ekosistem

Oleh Kresentia Madina
17 September 2025
foto kapal di lautan biru gelap dari atas udara Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan

Oleh Abul Muamar
16 September 2025
Siluet keluarga menyaksikan bencana kebakaran hutan Memahami Polusi Udara sebagai Risiko bagi Kesehatan Manusia dan Bumi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memahami Polusi Udara sebagai Risiko bagi Kesehatan Manusia dan Bumi

Oleh Kresentia Madina
16 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia