Skip to content
  • Tentang
  • Bermitra dengan Kami
  • GNA Internasional
  • Berlangganan
  • Log In
Primary Menu
  • Terbaru
  • GNA Knowledge Hub
  • Topik
  • Wilayah
    • Dunia
    • Jawa
    • Kalimantan
    • Maluku
    • Nusa Tenggara
    • Papua
    • Sulawesi
    • Sumatera
  • Soft News
  • Ikhtisar
  • Infografik
  • Video
  • Opini
  • Komunitas
  • Siaran Pers
  • Muda
  • ESG
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Melibatkan Nelayan Lokal dalam Konservasi Hiu Paus

Memberdayakan masyarakat dan nelayan lokal sebagai kolaborator dalam upaya konservasi hiu paus dapat membuahkan hasil yang positif.
Oleh Dinda Rahmania
29 Agustus 2024
Perahu mengambang di dekat hiu paus

Foto: Mounish Raja di Unsplash.

Melindungi keanekaragaman hayati di bumi yang semakin panas sangat krusial untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Setiap spesies memiliki peran penting masing-masing, termasuk hiu paus. Sayangnya, populasinya terus menurun sehingga mengancam keseimbangan ekosistem laut. Oleh karena itu, konservasi hiu paus menjadi suatu keharusan dan melibatkan masyarakat lokal dalam upaya ini merupakan bagian penting dari strategi ini. 

Peran Hiu Paus dan Ancaman Kepunahan

Hiu paus berperan penting dalam ekosistem laut dengan bertindak sebagai predator puncak. Mereka membantu menjaga keseimbangan rantai makanan dengan mengatur dan mengendalikan populasi ikan kecil, plankton, dan alga, yang mana jika spesies-spesies ini melimpah, jumlah sinar matahari dan oksigen di dalam air akan berkurang sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem.

Sedihnya, hiu paus kini terancam punah. Dalam 75 tahun terakhir, populasi mereka telah berkurang lebih dari setengahnya akibat perdagangan dan eksploitasi besar-besaran. Ketika populasi hiu paus menurun, spesies mangsa dan populasi predator yang lebih kecil pun meningkat. Hal ini dapat menyebabkan konsumsi berlebihan oleh predator yang lebih kecil sehingga memberikan tekanan lebih besar pada ekosistem dibandingkan kemampuan untuk mempertahankannya.

Peran Nelayan Lokal dalam Konservasi Hiu Paus

Ada berbagai inisiatif dari organisasi, peneliti, dan berbagai pihak lainnya yang berkontribusi dalam konservasi hiu paus. Selain para ahli, pelibatan masyarakat lokal, seperti nelayan, juga penting.

Di Peru, para peneliti dan aktivis konservasi telah berupaya mengubah persepsi masyarakat lokal terhadap hiu paus dengan mengunjungi rumah-rumah nelayan dan mengajak mereka berdiskusi tentang spesies tersebut.

Sebagai pihak yang paling dekat dengan habitat hiu paus, nelayan lokal kerap berinteraksi dengan satwa tersebut, terutama pada musim mencari makan. Sayangnya, mereka sering kali kurang memiliki pengetahuan yang memadai, sehingga menimbulkan rasa takut dan kesalahpahaman bahwa hiu paus sengaja mencelakakan mereka dengan menabrak perahu mereka. Faktanya, hiu paus adalah filter feeder yang tidak berbahaya.

Pemberdayaan masyarakat lokal dengan pengetahuan dan pemahaman yang diperlukan akan membuat mereka ikut serta dalam upaya konservasi hiu paus. Nelayan lokal di Peru kini menjadi kolaborator dalam memberikan informasi kepada peneliti tentang penampakan hiu paus. Terkadang, mereka juga bergabung dengan peneliti di laut untuk mempelajari lebih lanjut spesies tersebut.

Melibatkan Masyarakat Lokal dalam Konservasi Keanekaragaman Hayati

Adalah penting untuk mengakui peran masing-masing pemangku kepentingan dalam mendukung upaya konservasi keanekaragaman hayati. Para peneliti, ilmuwan, pemerintah, organisasi masyarakat sipil, masyarakat adat, dan komunitas lokal, semuanya punya potensi unik dan signifikan untuk berkontribusi. Praktik baik dalam program konservasi yang melibatkan masyarakat lokal, seperti nelayan di Peru, menunjukkan hasil yang positif. 

Oleh karena itu, diseminasi pengetahuan kepada masyarakat lokal yang tinggal di dekat habitat spesies konservasi merupakan langkah awal yang penting. Keterlibatan mereka membantu menghindari konflik manusia-satwa liar dan memastikan partisipasi mereka dalam upaya konservasi demi keseimbangan ekosistem yang bermanfaat bagi planet Bumi dan seluruh makhluk hidup. 

Editor:Nazalea Kusuma 

Penerjemah: Abul Muamar

Baca juga versi asli artikel ini dalam bahasa Inggris di Green Network Asia

Perkuat pengembangan kapasitas pribadi dan profesional Anda dengan Langganan GNA Indonesia.

Jika konten ini bermanfaat, harap pertimbangkan Langganan GNA Indonesia untuk mendapatkan akses digital ke wawasan interdisipliner dan lintas sektor tentang isu-isu keberlanjutan (sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) di Indonesia dan dunia.

Pilih Paket Langganan Anda

Dinda Rahmania
Reporter at Green Network Asia | Website |  + postsBio

Dinda adalah Reporter di Green Network Asia. Ia belajar Ilmu Hubungan Internasional di President University. Dinda bersemangat menulis seputar isu keberagaman, konsumsi berkelanjutan, dan pemberdayaan.

  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Mengatasi Heat Stress Okupasional Demi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Polusi Udara dan Risiko Demensia yang Lebih Tinggi
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Standar FINZ: Kerangka Kerja Berbasis Sains untuk Mengakhiri Pembiayaan Bahan Bakar Fosil
  • Dinda Rahmania
    https://greennetwork.id/author/dindarahmania/
    Bagaimana Friendship Bench Menjembatani Kesenjangan Layanan Kesehatan Mental

Continue Reading

Sebelumnya: Mengkaji Aksesi Indonesia Menuju OECD dalam Perspektif Masyarakat Sipil
Berikutnya: Badan Gizi Nasional dan Pentingnya Memperkuat Tata Kelola terkait Gizi

Lihat Konten GNA Lainnya

Beberapa perempuan Mollo sedang menenun Bagaimana Masyarakat Adat Mollo Hadapi Krisis Iklim dan Dampak Pertambangan
  • GNA Knowledge Hub
  • Wawancara

Bagaimana Masyarakat Adat Mollo Hadapi Krisis Iklim dan Dampak Pertambangan

Oleh Andi Batara
18 September 2025
Seorang penyandang disabilitas di kursi roda sedang memegang bola basket di lapangan. Olahraga Inklusif sebagai Jalan Pemenuhan Hak dan Pemberdayaan Difabel
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Olahraga Inklusif sebagai Jalan Pemenuhan Hak dan Pemberdayaan Difabel

Oleh Attiatul Noor
18 September 2025
alat-alat makeup di dalam wadah Fast-Beauty dan Dampaknya yang Kompleks
  • GNA Knowledge Hub
  • Ikhtisar

Fast-Beauty dan Dampaknya yang Kompleks

Oleh Niken Pusparani Permata Progresia
17 September 2025
kawanan gajah berjalan melintasi ladang hijau yang subur Penurunan Populasi Gajah Afrika dan Dampaknya terhadap Ekosistem
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Penurunan Populasi Gajah Afrika dan Dampaknya terhadap Ekosistem

Oleh Kresentia Madina
17 September 2025
foto kapal di lautan biru gelap dari atas udara Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memperkuat Standar Ketenagakerjaan di Sektor Perikanan

Oleh Abul Muamar
16 September 2025
Siluet keluarga menyaksikan bencana kebakaran hutan Memahami Polusi Udara sebagai Risiko bagi Kesehatan Manusia dan Bumi
  • GNA Knowledge Hub
  • Soft News

Memahami Polusi Udara sebagai Risiko bagi Kesehatan Manusia dan Bumi

Oleh Kresentia Madina
16 September 2025

Tentang Kami

  • Surat CEO GNA
  • Tim In-House GNA
  • Jaringan Penasihat GNA
  • Jaringan Author GNA
  • Panduan Artikel Opini GNA
  • Panduan Konten Komunitas GNA
  • Layanan Penempatan Siaran Pers GNA
  • Program Magang GNA
  • Pedoman Media Siber
  • Ketentuan Layanan
  • Kebijakan Privasi
© 2021-2025 Green Network Asia